Mimpinya main di Man United. Tapi, terdampar ke Australia. Itu juga hanya seumur jagung.
Usain Bolt sempat dikenal sebagai manusia tercepat di bumi. Atlet lari asal Jamaika itu berjaya di berbagai arena atletik dunia, khususnya pada nomor-nomor bergengsi 100, 200 meter, dan estafet. Tapi, dia pensiun pada 2017.

Pensiun sebagai pelari pada usia 30 tahun ternyata tidak membuat Bolt menjauh dari olahraga. Dia justru memutuskan untuk mengejar mimpinya yang lain menjadi pesepakbola profesional. Saat itu, dia cukup yakin dengan kemampuannya sendiri untuk bermain di liga papan atas dunia.

"Ini adalah tujuan pribadi. Saya tidak peduli apa yang orang pikirkan tentang itu. Ini adalah mimpi. Ini adalah bagian lain dari hidup saya yang benar-benar ingin saya lakukan. Jika anda memiliki mimpi atau sesuatu yang benar-benar ingin anda lakukan, anda ingin mencoba melihat kemana tujuannya," kata Bolt saat itu, dilansir BBC Sport.

Bolt tidak merahasiakan keinginannya untuk bermain membela Manchester United yang dicintainya. Tapi, dia harus kecewa karena tawaran tidak pernah benar-benar datang.

Justru, Bolt mendapatkan kesempatan di Borussia Dortmund. Klub elite Bundesliga tersebut memutuskan untuk memberi Bolt kesempatan uji coba dua hari. Momen unik itu terjadi pada Maret 2018. Itu hadir hanya dua bulan setelah dia berlatih dengan klub Afrika Selatan, Mamelodi Sundowns.

Tanpa pikir panjang, Bolt kemudian memulai uji coba dengan baik di markas latihan Dortmund. "Jika dia ingin mencapai level tertinggi, dia masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Di usianya, tidak ada banyak ruang untuk pengembangan," kata Pelatih Dortmund saat itu, Peter Stoger.

Sayang, seperti yang sudah diprediksi, sepakbola profesional bukan hanya lari cepat dan menendang dengan benar. Sepakbola leval atas sangat kompleks sehingga Dortmund memutuskan tidak menawari Bolt kontrak.

Bolt tidak kecewa. Dia kembali mencoba. Kali ini trial dengan klub Australia, Central Coast Mariners. Pada Agustus 2018, setelah tampil untuk tim Norwegia, Stromsgodset, dalam pertandingan persahabatan melawan Norwegia U-19, Bolt pergi ke Negeri Kanguru untuk menjalani uji coba delapan pekan.

Di "Down Under", Bolt tampil dalam pertandingan persahabatan pramusim melawan Macarthur South West United dan mencetak dua gol. Mengenakan jersey No.95, Bolt bermain di depan dan menyebabkan pertahanan lawan mengalami banyak masalah ketika diberi ruang untuk merenggangkan kakinya yang panjang.

"Saya pikir saya telah meningkat di setiap area. Saya pikir sentuhan saya sedikit lebih baik, visi saya perlu ditingkatkan sedikit lagi. Saya pikir lari saya dengan bola menjadi semakin berkembang," kata Bolt saat itu, kepada The Guardian.

Berkat penampilan di uji coba, rumor bermunculan. Agen Bolt, Ricky Simms, mengatalan Mariners menawari kontrak kerja. "Menanggapi berita media, ya, Usain telah ditawari kontrak. Saya tidak ingin membuat komentar lebih lanjut pada tahap ini," lata Simms saat itu seperti dikutip The Mirror pada Oktober 2018.

Anehnya, Pelatih Mariners, Mike Mulvey, bersikeras bahwa dirinya tidak mengetahui tawaran itu. Situasi semakin aneh setelah sesama pemain A-League yang menjadi lawan Mariners di uji coba, Andy Keogh, mengolok-olok penampilan Bolt dalam sebuah wawancara dengan media Australia.

Keogh menyebut Bolt memiliki sentuhan seperti trampolin. "Dia tidak bisa melakukannya (bermain sepakbola). Menyenangkan mendapat perhatian di A-League karena Bolt. Tapi, dia tidak bisa bermain di sini. Ini (sepakbola) bukan untuk dia," kata pemain yang saat itu membela Perth Glory.



Keogh menambahkan bahwa kontrak profesional sangat potensial untuk Bolt. Itu akan tampak baik dari sudut pandang pemasaran dan bisnis. Tapi, akan terlihat lucu dari perspektif sepakbola.

Kritikan Keogh ternyata didengar A-League. Satu bulan kemudian, Bolt akhirnya meninggalkan klub Australia itu. Tapi, agar alasannya terlihat keren, Bolt menyebut Mariners tidak sanggup membayar gajinya USD3 juta (Rp42 miliar). Dia juga menyatakan pihak sponsor, yang awalnya akan membiayai kesepakatan itu, gagal dalam negosiasi.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pemilik Central Coast Mariners, manajemen, staf, pemain, dan para penggemar karena membuat saya merasa sangat disambut selama saya di Australia," kata Bolt setelah kepergiannya.



Dua bulan kemudian, pada Januari 2019, Bolt mengumumkan kepada dunia bahwa dirinya tidak lagi mengejar mimpi menjadi pesepakbola. "Itu menyenangkan saat berlangsung. Saya tidak ingin mengatakan itu tidak ditangani dengan benar. Tapi, saya pikir kami melakukannya tidak seperti yang seharusnya," ungkap Bolt.

"Kamu hidup dan kamu belajar. Itu adalah pengalaman yang bagus. Saya benar-benar menikmati berada di sebuah tim. Saya sekarang pindah ke bisnis yang berbeda. Saya memiliki banyak hal di dalam mimpi saya. Jadi, seperti yang saya katakan, saya hanya mencoba-coba segala hal. Sekarang, saya mencoba menjadi pengusaha," tambah Bolt.

Meski impian menjadi pemain profesional dibiarkan compang-camping, kecintaan Bolt pada sepakbola tetap utuh. Dia muncul dalam sebuah laga ekshebisi bertajuk Soccer Aid pada 2019 dan 2021. Dia memanfaatkan kesalahan legenda Liverpool, Jamie Carragher, untuk mencetak gol.