Demi membela negara, apa pun akan dilakukan Andre Ayew. Salut!
Kesempatan membela tim nasional merupakan kehormatan besar yang tidak bisa didapatkan oleh semua pemain sepakbola. Dari ratusan, atau bahkan ribuan, pemain dari sebuah negara, tidak lebih dari 30 nama yang terpilih. Apalagi, untuk bermain di sebuah ajang sekelas Piala Afrika. 

Jadi, wajar dalam kondisi apa pun pemain akan mati-matian membela negara. Contohnya, Andre Ayew dari Ghana.

Putra pemain legendaris Afrika, Abedi Pele Ayew, itu mengaku sedang berjuang dengan rasa sakit yang ditanggungnya saat Ghana mencoba melakukan yang terbaik di Piala Afrika 2021. Ayew diturunkan sejak menit awal saat The Black Stars dikalahkan Maroko dalam laga pembuka, Selasa (11/1/2022) dini hari WIB.

Untuk pertandingan kedua melawan Gabon, Jumat (14/1/2022), Ayew berharap kondisinya sudah 100 persen karena kemenangan dibutuhkan Ghana untuk melangkah ke babak berikutnya.

"Saya sakit selama beberapa hari. Tapi saya bersyukur kepada Tuhan bahwa saya berhasil berada di lapangan bersama para pemain. Saya ingin berada di lapangan, meski saya belum sepenuhnya siap. Tapi, saya merasa lebih baik sekarang," ujar Ayew, dilansir Goal Africa.

"Saya tidak merasa baik selama dua atau tiga hari terakhir sebelum turnamen. Tapi, saya ingin berada di lapangan, meski saya tahu saya tidak 100 persen fit," tambah penyerang yang sekarang merumput di Qatar bersama Al-Sadd itu.

Ayew tidak ingin hanya karena sakit di hari pertandingan mengubur mimpinya yang telah dibangun sejak bertahun-tahun. "Anda harus memberikan segalanya. Piala Afrika ini telah ditunggu selama tiga tahun (karena penundaan akibat pandemi) dan saya sudah menunggu sejak itu," beber kakak Jordan Ayew itu.



Meski belum bisa membawa Ghana menang dalam laga itu, Ayew secara keseluruhan memenangkan empat duel udara. Dia hanya menciptakan satu peluang mencetak gol. Pemain berusia 32 tahun itu memang tampak kelelahan saat Ghana melawan Maroko.

Bagi Ayew, Piala Afrika edisi ini merupakan turnamen ketujuh. Sayangnya belum satu kali pun dia sukses membawa Ghana juara.

Catatan statistik menunjukkan, The Black Stars kalah di semifinal pada tiga kesempatan, yaitu 2008, 2012, dan 2017. Mantan pemain West Ham United itu dua kali kalah di final. Pada 2010, ditaklukkan Mesir, dan pada 2015, dikalahkan Pantai Gading melalui adu penalti.

Jadi, bagaimana Ghana akan menghadapi pertandingan menentukan melawan Gabon? Ayew berjanji akan memberikan segalanya. "Itu (Gabon) akan menjadi pertandingan final bagi kami. Jika kami kalah, semuanya akan berakhir dan kami kembali ke klub," pungkas Ayew.