Ketika kriminalitas meningkat, pesepakbola top minta bantuan SAS.
Kejahatan dalam bentuk perampokan bersenjata sedang marak menimpa pemain-pemain sepakbola terkenal Liga Premier. Victor Lindelof dan Joao Cancelo jadi dua contoh yang tak terbantahkan. Akibatnya, permintaan kepada pasukan elite Inggris, SAS, untuk menjadi bodyguard pesepakbola terkenal melonjak drastis. 

Beberapa waktu lalu rumah Lindeloef dibobol orang tak bertanggung jawab saat memperkuat Manchester United melawan Brentford, Kamis (20/1/2022). Di rumah, terdapat istri dan kedua anaknya.

Beruntung, orang-orang terkasih  Lindelof tidak celaka dengan bersembunyi dan mengunci diri di kamar. "Selama pertandingan Victor, kami mendapati penggerebekan di rumah kami di Manchester," tulis istri Lindelof, Maja, di akun Instagram.

"Saya sendirian di rumah dengan kedua anak sayap. Tapi, kami berhasil bersembunyi dan mengunci diri di sebuah kamar sebelum mereka memasuki rumah kami," tambah Maja.

Beberapa pekan sebelum Lindelof, Cancelo lebih dulu mengalami insiden perampokan di rumahnya. Itu terjadi pada akhir Desember 2021. Bahkan, dia sampai harus baku hantam dengan para perampok hingga mengalami luka di bagian kepala demi menyelamatkan keluarganya.

"Hari ini saya diserang oleh empat pengecut yang menyakiti saya dan mencoba menyakiti keluarga saya. Ketika anda menunjukkan perlawanan, inilah yang terjadi," tulis Joao di Instagram sambil menunjukkan wajahnya yang terluka.

"Saya tidak tahu bagaimana ada orang dengan kekejaman seperti itu. Yang paling penting bagi saya adalah keluarga saya. Dan, untungnya mereka semua baik-baik saja," tambah Cancelo.

Akibat sejumlah inseiden tersebut, Daily Mail melaporkan bahwa Markas besar Special Air Service (SAS) telah mendapatkan permintaan untuk mengawal beberapa pemain sepakbola terkenal. Beberapa pemain tinggal di Manchester, dan beberapa lainnya ada di London.



Di Inggris, SAS adalah pasukan militer yang sangat berkelas. Ini mirip Kopassus di Indonesia atau Navy Seal di Amerika Serikat (AS).

Laporan menyatakan SAS menyambut dengan tangan terbuka terhadap oprmintaan-permaintaan itu. Mereka membuka diri dengan menghubungi beberapa mantan personel SAS yang berminat. Selain menjadi pengawal prbadi, personel yang berminat akan ditugaskan berpatroli di area kediaman para pemain. 

Kabarnya, ada banyak mantan personel SAS yang tertarik karena gaji yang tawarkan sangat besar. Tapi, mereka tetap akan menjalani seleksi ketat. 

Selain mempekerjakan pasukan komando, klub-klub Liga Premier juga meminta pemain untuk tidak memposting dan membagikan informasi yang bersifat pribadi di media sosial demi menjaga privasi. Sebab, informasi itu sering dijadikan langkah awal bagi orang untuk melakukan berbagai modus kejahatan.