Legenda asal Belgia itu baru saja memutuskan pensiun di usia yang terlalu dini.
Selasa (8/2/2022), tepat di usia 34 tahun, Mousa Dembele memutuskan gantung sepatu. Kepergian yang kembali disesali banyak orang. Sebab, bagi Kieran Trippier misalnya, Tottenham Hotspur akan memenangkan Liga Champions 2018/2019 jika mempertahankan pemain Belgia itu. 

Dembele dijual pada jendela transfer Januari musim itu setelah beberapa bulan mengalami masalah kebugaran. Tapi, kepergian Dembela harus diratapi karena terbukti menjadi salah satu titik lemah Spurs saat dipermalukan Liverpool pada laga puncak Liga Champions.

Mengapa seperti itu? Fakta menunjukkan Dembele memang sosok yang sangat penting bagi lini tengah Tottenham selama bertahun-tahun sebelumnya.

Bahkan, dimulai dari melakukan debutnya, Dembele sudah mencetak gol yang indah. Hanya berada di lapangan selama 20 menit, dia menunjukkan kualitas yang dimilikinya. Sepakan dari luar kotak penaltinya menghujam deras ke gawang Norwich City dan  John Ruddy sebagai penjaga gawang hanya bisa tertunduk malu melihat bola masuk ke sudut jauh.

Dalam hal postur tubuh, Dembele termasuk tipikal pemain yang unik. Meski tidak kurus atau tidak terlalu besar, pria setinggi 185 cm itu bisa bergerak lincah ke sana kemari. 

Dembele mungkin saja tidak akan diingat karena kecakapannya  dalam gol dan assist. Tapi, dia lebih dikenang karena perannya saat menghentikan pergerakan lawan.

Meski tubuhnya tidak meyakinkan, Dembele punya kekuatan fisik yang bagus. Dia tidak segan-segan berduel badan dengan siapa pun dan dia punya semangat bertanding tanpa lelah. Kemenangan adalah hal mutlak yang mesti dipersembahkan. Kira-kira itulah etos kerja pemilik nama lengkap Mousa Sidi Yaya Dembele.



Salah satu momen yang menggambarkan itu adalah ketika  dia mencetak salah satu gol Tottenham yang paling terkenal. Gol menit terakhir melawan Lyon untuk mengubah kekalahan gol tandang menjadi kemenangan agregat.

Entah bagaimana, setelah waktu yanh cukup untuk melelahkan manusia normal mana pun, Dembele masih memiliki energi untuk berlari dan menunjukkan skill. Dembele melewati  Clement Grenier yang terhuyung ke belakang  sebelum mempermalukan Remy Vercoutre dengan sepakan akuratnya.

Dembele memang hanya mencetak 10 gol dalam lebih dari enam tahun berkostum Spurs. Tapi, keberadaannya di lini tengah membuat Tottenham tetap stabil dan kemampuan itulah yang jarang dimiliki pemain lain. 



Inilah sebabnya ketika Harry Winks dan Moussa Sissoko membentuk kemitraan yang populer dalam perjalanan ke final Liga Champions 2018/2019, masih banyak yang merindukan Dembele. Mereka menyayangkan penjualannya ke Guangzhou R&F. Mereka membayangkan jika di final itu ada Dembele, bisa jadi The Reds tidak akan juara.

Itu karena selama berkiprah di White Hart Lane, statistik menunjukkan Dembele mampu membuat  81 persen tekel berhasil. Dia menjadi satu-satunya pemain Tottenham yang tidak pernah melakukan kesalahan yang berujung gol dalam 249 penampilan.