Kekalahan kadang memunculkan permintaan aneh. Contohnya yang satu ini.
Aljazair gagal lolos ke Piala Dunia 2022 setelah dikalahkan Kamerun secara dramatis. Tapi, Asosiasi Sepakbola Aljazair (FAF) tidak terima. Mereka mengajukan gugatan ke FIFA minta pertandingan diulang. Ada-ada saja!

Kekalahan 1-2 dari Kamerun memang menyakitkan. Bayangkan, The Desert Fox unggul 1-0 di leg pertama tandang. Kemudian, Kamerun menyamakan agregat di awal babak pertama pada leg kedua. Aljazair kembali unggul agregat di menit 118. Tapi, enam menit kemudian Karl Toko-Ekambi membuat Kamerun berbalik memimpin 2-1 atau agregat 2-2. Mereka lolos dengan keuntungan gol tandang. 

Dengan menjadikan wasit sebagai kambing hitam, Aljazair kemudian menggugat FIFA. Mereka mengajukan banding menuntut pertandingan ulang melawan Kamerun.

Dikutip dari situs resmi FAF, Riyad Mahrez dkk merasa diperlakukan tidak adil oleh perangkat pertandingan, terutama wasit asal Gambia, Bakary Gassama. FAF tidak menunjukkan keputusan wasit mana yang merugikan. Mereka hanya menyebut pertandingan itu sebagai "skandal yang mendistorsi hasil".



"FAF bertekad menggunakan semua cara yang diizinkan secara hukum untuk memulihkan hak kami agar pertandingan bisa digelar ulang, di bawah kondisi yang menjamin kejujuran dan keberpihakan wasit," bunyi pernyataan Aljazair di situs resminya.

"FAF juga meminta pembukaan penyelidikan oleh badan-badan FIFA untuk menjelaskan arbitrase pertandingan Aljazair-Kamerun," bunyi pertanyaan itu lebih lanjut. 



Sebelum mengajukan gugatan, Presiden FAF, Charaf-Eddine Amara, telah lebih dulu mengajukan pengunduran diri. Dia merasa bertanggung jawab karena gagal memimpin The Desert Fox untuk tampil pada Piala Dunia, yang akan digelar di tanah Arab.

Tapi, gugatan Aljazair tampaknya tidak akan ditanggapi FIFA. Pasalnya, tidak ada aturan dalam organisasi yang memungkinkan hal tersebut terjadi. Bahkan, insiden kontroversial seperti hanball Thierry Henry saat Prancis menyingkirkan Irlandia di play-off Kualifikasi Piala Dunia 2010 juga tidak pernah diulang,