Jika Indonesia belum juara selama 30 tahun, ini ada yang lebih lama lagi..
Ketika Indonesia belum pernah mendapatkan apa-apa sejak medali emas SEA Games 1991, banyak penggemar yang protes. Tapi, tahukah anda jika klub Liga MX 2021/2022, Atlas, baru saja mengakhiri puasa trofi selama 70 tahun. Tidak tanggung-tanggung mereka mengawainkan Apertura 2001 dengan Clausura 2022.

Atlas Futbol Club adalah tim sepakbola profesional dari Meksiko. Los Rojinegros berbasis di Guadalajara dan didirikan pada 15 Agustus 1916 oleh Alfonso dan Juan Jose Cortina, Pedro dan Carlos Fernandez del Valle, serta Federico Collignon.

Sepanjang sejarah, Atlas termasuk klub besar di Negeri Sombrero. Tapi, era kejayaan mereka sudah lama berlalu, yaitu pada 1940, 1950, hingga 1960-an. Mereka juga rajin melahirkan pemain-pemain kelas dunia yang menjadi tulang punggung tim nasional. Contohnya, eks bek tengah Barcelona, Rafael Marquez.

Kejayaan Atlas perlahan pudar seiring kemajuan zaman. Meski tetap eksis di kasta tertinggi sepakbola Meksiko, mereka tidak pernah juara Liga MX lagi sejak 1950/1951.

Namun, semua berubah pada 2001/2022. Setelah puluhan tahun menjalani musim tanpa gelar, Atlas menutup Liga MX dengan gemilang. Mereka memenangkan Trofeo Apertura 2021 dan Clausura 2022 alias "Super Campeon". Itu artinya mereka menjadi klub kedua yang melakukannya setelah Club Leon pada 2013/2014.

Sistem di Liga MX memang beda dengan negara lain. Mereka menggukan konsep yang khas Amerika Latin. Menggunakan tabel tunggal 18 tim, mereka memainkan dua turnamen tahunan yang menghasilkan dua juara per musim. Musim dibuka dengan Apertura (turnamen pembuka) diikuti Clausura (turnamen penutup).

Kemudian, 12 tim maju ke play-off untuk setiap turnamen. Empat tim teratas di klasemen akhir fase reguler lolos langsung, sedangkan 8 tim berikutnya bertarung sistem gugur untuk menentukan 4 tempat play-off berikutnya.



Dan, setelah melalui jalan berliku, Atlas akhirnya menjuarai kedua putaran Liga MX tersebut. Pada Apertura, Los Rojinegros mengalahkan Leon di final. Lalu, pada Clausura giliran Pachuca.

Bagi Atlas, ini gelar yang sangat layak setelah menanti puluhan tahun, atau sejak 1950/1951. Ini juga menjadi pencapaian yang membanggakan untuk seluruh pendukung. Pasalnya, perjuangan mereka untuk mengawinkan Apertura dengan Clausura sangat berat.



Perjuangan Atlas juga harus ditebus dengan darah dan air mata. Itu terkait kejadian pada 5 Maret 2022, selama pertandingan antara Atlas dengan Queretaro. Saat itu, terjadi kerusuhan diantara para penggemar yang menghadiri pertandingan.

Video yang diposting di media sosial menunjukkan sekelompok pria memukul, menendang, menyeret, dan menelanjangi korban. Mayoritas adalah pendukung Atlas yang tandang ke Queretaro. Totalnya, 22 orang terluka parah dan ratusan lainnya mengalami luka ringan.

Jadi, selamat untuk Atlas atas gelar bersejarahnya. Ini bisa jadi pelajaran bagi Indonesia yang sudah menanti kemenangan di final sejak SEA Games 1991.