Entah apa jadinya jika Lewandowski benar-benar ke Inggris..
Sebelum terkenal dan mencetak banyak gol seperti sekarang, Robert Lewandowski sebenarnya nyaris bergabung dengan klub Liga Premier yang sedang terbenam di Championship Division, Blackburn Rovers.

Klub mana yang tidak menginginkan pemain sekaliber Lewandowski berada di barisan paling depan tim, memimpin sebuah klub untuk menang dan mencetak banyak gol? Striker haus gol dan produktif seperti Lewandowski adalah berkah bagi Borussia Dortmund dan Bayern Muenchen.

Dua klub Bundesliga sudah membuktikan langsung bagaimana kehebatan pemain Polandia tersebut selama bertahun-tahun.

Namun, sebelum menjadi bintang di Dortmund dan sukses besar bersama Bayern, tidak banyak orang tahu Lewandowski sebenarnya nyaris bermain di kompetisi Inggris. Itu terjadi pada 2010. Bukan duo Manchester, Liverpool, Chelsea, apalagi Arsenal. Klub tersebut, Blackburn Rovers.

Waktu itu Lewandowski masih berusia 21 tahun. Dan, dia mengungkapkan sendiri hampir bergabung dengan Blackburn asuhan Sam Allardyce.

"Saya memiliki kesempatan untuk bergabung dengan Blackburn. Tapi, saya tidak tahu bagaimana penampilan Blackburn, tempat latihan, stadionnya. Saya hanya bertemu dengan Sam Allardyce," kata penyerang yang menyatakan ingin pergi dari Allianz Arena itu, dialansir Sportbible.

Allardyce telah meyakinkan Lewandowski, yang saat itu masih menjadi pemain Lech Poznan, untuk pindah ke Inggris. Lewandowski kagum pada Allardyce, yang datang menemuinya langsung untuk berbicara. 

"Itu di Polandia setelah pertandingan. Saya pikir dia pria yang baik, pelatih yang sangat bagus. Dia siap untuk mengambil pemain muda yang merupakan sesuatu yang baru dan mungkin sesuatu yang istimewa. Dia ingin datang ke Polandia untuk menemui saya. Itu bagus," ungkap Lewandowski.

Lewandowski mengaku tertarik. Dia sangat menghormati usaha Allardyce. Tapi, dia belum bisa mengambil keputusan karena ingin datang langsung ke Inggris melihat Ewood Park seperti apa.

"Ada banyak tawaran untuk dipikirkan ketika saya meninggalkan Poznan. Saya ingin tahu jika saya pergi ke sana (Blackburn). 'Apa yang akan saya dapatkan? Apa yang akan saya pelajari?' Saya harus melihat sendiri suasananya. Setelah itu baru saja akan mengatakannya," ungkap Lewandowski.

Lewandowski menyebut sudah menyiapkan tiket penerbangan ke London. Dia juga sudah mengatur jadwal, dan mempersiapkan segalanya.

Namun, saat hari keberangkatan tiba, masalah lain muncul. Gunung Grimsvotn di Islandia meletus. Debunya terbang sampai ribuan kilometer hingga mencapai Britania Raya. Akibatnya, semua penerbangan  dari dan menuju Inggris dibatalkan. Otomatis, Lewandowski tidak bisa bepergian.

"Saya pikir akan baik-baik saja jika saya pergi ke Blackburn. Saya ingin pergi dan melihat pusat pelatihan, stadion, dan situasinya. Tapi, saya tidak bisa pergi karena abu. Itu adalah gunung berapi. Gunung berapi dengan awan dan abu," ujar Lewandowski.

"Itu berlangsung satu minggu dan tidak ada yang bisa terbang di Eropa. Penerbangan sudah dipesan, tapi kami tidak bisa pergi. Itu mengubah hidup saya. Jika saya bisa pergi ke Blackburn saat itu, mungkin saya akan tinggal di sana," beber Lewandowski.



Alih-alih menuju Inggris, Lewandowski akhirnya menyeberang perbatasan Polandia menuju Jerman saat musim berakhir. Dia pindah ke Dortmund. Di sana, dia mencetak 103 gol dalam 187 pertandingan. Dia memenangkan liga dua kali dan membantu klub mencapai final Liga Champions.

Pada 2012, Lewandowski sebenarnya memiliki keempatan kedua pindah ke Inggris. Ketika itu, Sir Alex Ferguson menginginkan Lewandowski. Negosiasi sudah digelar. Tapi, entah mengapa Ferguson justru memutuskan untuk mengontrak Robin van Persie dari Arsenal.

Waktu yang luar biasa Lewandowski di Dortmund. Itu membuatnya pindah ke Bayern pada 2014. Dan, seperti yang kemudian tercatat dalam buku ssejarah, dia telah mencetak 344 gol dalam 375 penampilan. Dia juga juara Bundesliga dan Liga Champions di sana.