Ini terjadi sebelum semifinal melawan Jerman. Masih ingat?
Xabi Alonso menjadi pemain kunci dari kemenangan Spanyol di Piala Dunia 2010. Legenda Liverpool dan Real Madrid itu memainkan setiap pertandingan dan menunjukkan beberapa penampilan luar biasa. Hebatnya, di semifinal dan final, dia tampil dengan lutut yang baru saja dijahit akibat luka gores.

Dua tahun sebelum Piala Dunia 2010, Jerman bertemu Spanyol pada final Euro 2008. Spanyol menang dan menjadi juara Eropa.

Jadi, ketika Der Panzer memiliki kesempatan bertemu La Furia Roja di ajang prestisius, pertandingan berlangsung penuh gengsi, ketat, dan menegangkan. Semua pemain Jerman maupun Spanyol berusaha menunjukkan penampilan terbaiknya, tak terkecuali Xabi Alonso.

Hasilnya, Spanyol menang 1-0 lewat tandukan Carles Puyol yang legendaris. Hebatnya, Xabi Alonso bermain hingga menit 90+3 sebelum digantikan Carlos Marchena sebagai bagian dari strategi killing time lantaran La Furia Roja sudah unggul sejak menit 73.

Empat hari kemudian, Xabi Alonso bermain selama 87 menit di final melawan Belanda. Pertandingan itu dikenal dengan gol bersejarah Andres Iniesta dan tendangan kung fu Nigel de Jong ke dada Xabi Alonso.

Uniknya, beberapa hari setelah Piala Dunia 2010, muncul sebuah fakta heroik tentang Xabi Alonso. Menurut AS, Xabi Alonso bermain dalam kondisi cedera di semifinal dan final. Dia mengalami luka besar di lutut akibat pecahan kaca yang berasal dari pintu kamar mandi di hotel yang terlepas dari engselnya dan pecah.

Cedera itu datang hanya 10 menit sebelum pasukan La Furia Roja berangkat ke stadion menghadapi Jerman. Kepanikan sempat melanda Xabi Alonso.

"Darah itu mengejutkan saya. Tapi, dalam kasus ini, yang lebih mengejutkan saya adalah melihat lutut saya terpotong dari sisi ke sisi. Jadi, lemak yang menempel pada kulit dan jaringan otot terbuka," kata Xabi Alonso kepada AS.

"Satu-satunya rasa sakit saya adalah saat saya mengingat pertandingan (melawan Jerman). Itu semifinal Piala Dunia, dan jika menang, kami akan ke final. Saya tidak bisa mempercayainya. Serangan panik dan kesedihan yang saya derita membuat saya tidak bisa menangis," tambah Xabi Alonso.

Sesaat setelah mengalami cedera yang menghebohkan itu, Xabi Alonso memanggil dokter tim Spanyol, Dr Juan Jose Garcia Costa. Dia meminta dua pertolongan sekaligus. Pertama, mengobati lukanya. Kedua, merahasiakannya dari Vicente del Bosque.



"Ketika saya memasuki ruangan, saya menemukan Xabi pucat dan terguncang. Dia syok. Dia menutupi lututnya dengan handuk dan membukakan pintu untuk saya. Dia berlumuran darah, kamar mandi tampak seperti adegan film horor," kata Dr Juan Jose Garcia Costa. 

"Dia memberitahu saya dengan memohon. 'Dokter, demi Tuhan, lakukan apa yang anda inginkan, tapi saya harus bermain'. Saya masih menyimpan kata-katanya di kepala saya," tambah Dr Juan Jose Garcia Costa.

Dr Juan Jose Garcia Costa itu harus memutuskan apakah akan mengabulkan salah satu permintaan Xavi Alonso untuk tidak memberi tahu Vicente del Bosque atau? Dia juga bingung. Tapi, langkah profesional pertamanya adalah menangani luka Xabi Alonso dengan baik.



"Kepala saya mengatakan tidak mungkin Xabi Alonso main. Saya rasa dia harus memberi tahu pelatih. Itu adalah pertarungan antara kepala dan hati. Saya memiliki banyak keraguan apakah ini akan dilaporkan kepada Vicente del Bosque atau tidak," ujar Dr Juan Jose Garcia Costa. 

"Saya masih memikirkannya sampai sekarang. Saya tidak tahu apakah saya melakukan hal yang benar. Tapi, tatapan Xabi Alonso mengalahkan akal sehat," beber Dr Juan Jose Garcia Costa.

Ternyata, keputusan berani Dr Juan Jose Garcia Costa dan Xabi Alonso terbukti benar di kemudian hari. Spanyol juara dan rahasia itu tersimpan rapat-rapat sampai seluruh skuad kembali ke Madrid untuk berpesta di jalanan.