Berbeda dengan klub di Inggris atau Italia yang mengandalkan kepemilikan orang atau perusahaan, mayoritas tim Spanyol dikelola layaknya negara.
Kasus Lionel Messi diyakini akan menjadikan reputasi Josep Maria Bartomeu tercoreng dalam Pemilihan Presiden Barcelona 2021. Sang petahana diprediksi akan kesulitan meyakinkan kurang lebih 150.000 anggota klub untuk melanjutkan jabatannya di periode kedua.

Berbeda dengan klub-klub di Inggris atau Italia yang mengandalkan kepemilikan orang atau perusahaan, mayoritas tim sepakbola di Spanyol dikelola layaknya negara. Klub seperti Barcelona atau Real Madrid disokong oleh anggota klub, yang disebut "socio".

Seperti sistem pemerintahan di negara demokrasi, socio berkuasa penuh dengan menunjuk wakil di dewan direksi. Mereka memiliki hak istimewa untuk menentukan garis-garis besar haluan klub. Setiap 4 atau 5 lima tahun (tergantung regulasi masing-masing klub), socio akan berkumpul untuk menentukan presiden klub.

Layaknya pemilihan presiden atau perdana menteri di sebuah negara, setiap orang yang memenuhi syarat-syarat tertentu berhak mencalonkan diri. Mereka akan mengajukan program kerja, berkampanye, dan melakukan debat terbuka. Orang yang mendapatkan dukungan suara terbanyak akan dilantik menjadi orang nomor satu di Camp Nou.

Sebagai presiden incumbent, Bartomeu dipilih pada 18 Juli 2015. Dengan 25.825 suara atau 54,6%, mantan wakil presiden era Sandro Rosell tersebut mengalahkan Joan Laporta dengan 15.615 suara (33%), Agusti Benedito dengan 3.386 suara (7,1%), dan Toni Freixa dengan 1.750 suara (3,7%). Seharusnya, masa jabatan Bartomeu berakhir tahun ini. Tapi, akibat Covid-19, proses pemilihan mundur 1 tahun.

Meski akan digelar 2021, sejumlah nama sudah mendeklarasikan diri menantang Bartomeu. Berikut ini 2 sosok yang secara resmi ingin maju di Pilpres 2021:

1. Joan Laporta



Laporta bukan tokoh asing di Camp Nou. Politisi, pengusaha, hingga presiden Barcelona pada 2003-2010 itu memiliki reputasi yang bagus di depan suporter El Barca. Dia telah menjadi salah satu presiden tersukses sepanjang sejarah Barcelona setelah Joan Gamper.

Di bawah manajemen Laporta, El Barca menjadi tim pertama dalam sejarah sepakbola internasional yang memenangkan sextuple alias 6 gelar dalam satu musim. Itu berarti semua trofi yang disediakan di Spanyol, Eropa, dan dunia mampu mereka kuasai.

Laporta berkuasa sejak 2003 menggantikan Joan Gaspart. Saat kampanye, dia berjanji akan membawa David Beckham ke Katalunya. Tapi, dia tidak berhasil lantaran Beckham memilih Madrid. Sebagai penebusan kegagalan itu, Laporta mendatangkan Ronaldinho dan membajak Samuel Eto'o.

Dalam masa kepresidenannya, Laporta mendukung penggunaan pemain produk La Masia seperti Xavi Hernandez, Andres Iniesta, Carles Puyol, hingga Victor Valdes. Dia jugalah yang mempromosikan Pep Guardiola dari Barcelona B ke tim utama. Berkat Laporta pula, dunia mengenal Messi. 

Selama mempekerjakan Guardiola, Barcelona berhasil memenangkan 14 trofi dalam 4 tahun. Karena itu, janji mengembalikan Guardiola ke Camp Nou dilontarkan Laporta saat mendeklarasikan diri menantang Bartomeu lagi. Ini menjadi pilpres kedua Laporta setelah pada 2015 dikalahkan Bartomeu. 

"Saya ingin Guardiola kembali. Dia adalah patokan bagi Barcelona. Banyak suporter kami yang ingin dia kembali," ujar Laporta, dilansir barcatimes.com.

2. Victor Font



Font belum banyak dikenal pendukung Barcelona dari luar negeri. Pasalnya, aktivitasnya selama ini hanya di Spanyol. Tapi, bagi suporter El Barca yang tinggal di Katalunya, Font adalah sosok yang cukup vokal di era kepemimpinan Laporta. Dia sering terlibat perang opini dengan sang presiden incumbent.

"Tidak ada proyek juara dalam waktu yang lama. Tidak ada sama sekali. Barcelona hanya menutupi lubang yang ada. Hanya dengan proyek yang solid, dikerjakan dengan sungguh-sungguh, kita bisa menghadapi tantangan di masa depan. Kita perlu membangun ulang Barcelona. Ya, untuk masa depan!" tulis Font di akun Twitter miliknya, @victor_font, disertai foto Messi dan Xavi, untuk merespons polemik kepindahan La Pulga.

Kepada suporter Barcelona, Font memperkenalkan diri sebagai Co-founder dan CEO Delta Patners. Itu adalah perusahaan konsultan telekomunikasi, media, teknologi, dan investasi. Dia juga merupakan pendiri surat kabar lokal di Barcelona dengan Bahasa Katalunya, Diari Ara.

Untuk maju menantang Bartomeu, Font menelurkan kampanye "Si al futur". Kalimat yang bermakna "Ya, untuk masa depan" itu bertujuan untuk membangun El Barca baru, yang lebih berfokus pada memanfaatkan talenta La Masia. Dalam program yang telah disusun, Font menjanjikan hanya akan ada 25-30% pemain dari luar La Masia yang akan bermain di Camp Nou.

Jika Laporta menghendaki Guardiola, Font secara terbuka menyatakan keinginan  mengontrak Xavi sebagai pelatih kepala. Dia sangat yakin Xavi sebagai pilar sentral proyeknya yang akan membantu meringankan transisi Barcelona setelah Messi pensiun.

"Saya suka berbicara dengan Xavi tentang sepakbola dan apa yang harus dilakukan untuk Barcelona. Saya suka idenya. Saya senang dengan pemikirannya. Saya harap dia dapat memimpin proyek sepakbola kami di masa depan," ungkap Font, dikutip sport.es.