Alan Douglas Borges de Carvalho menjadi A Lan. Ricardo Goulart menjadi Gao Late.
Tren naturalisasi pemain ternyata bukan monopoli Indonesia. Di negeri dengan kompetisi yang maju seperti China, hal itu juga dilakukan. Bedanya, pemain-pemain tersebut memiliki nama baru dalam Bahasa Mandarin. Unik!

Untuk mengejar ketertinggalan dari sepakbola Jepang dan Korea Selatan, Asosiasi Sepakbola China (CFA) meluncurkan berbagai program. Mulai mengirimkan para pemain muda ke Eropa, hingga menggelar kompetisi sepakbola yang menyita perhatian publik dunia.

Liga Super China (CSL) diluncurkan pada 2004 atau 1 tahun setelah AFC menggelar Liga Champions Asia (LCA). Awalnya, kompetisi biasa-biasa saja. Layaknya J-League atau K-League, CSL juga kedatangan pemain asing dari berbagai negara Eropa, Afrika, atau Amerika Latin.

Namun, pada 2011 dan 2012, semuanya berubah. Ditengah ekonomi China yang meroket, klub-klub peserta mendapatkan banyak dana dari para taipan. Akibatnya, transfer-transfer mengejutkan terjadi. Tim-tim CSL mendatangkan pemain-pemain atau pelatih top dunia yang sedang berada di puncak karier. Mereka dibayar sangat mahal. Jauh lebih besar dari gaji di Eropa.

Dalam barisan ini ada Didier Drogba, Nicolas Anelka, Seydou Keita, Fabio Rochemback, Frederic Kanoute, Ayegbeni Yakubu, Lucas Barrios, Sergio Batista, hingga Marcello Lippi. Ada lagi Carlos Tevez, Jackson Martinez, Hulk, Gervinho, Oscar, Aleksandre Pato, Fabio Cannavaro, Paulinho, hingga Jordi Cruyff. Beberapa nama masih bertahan hingga sekarang.

Selain memberi efek positif, kehadiran pemain-pemain bintang juga memunculkan efek samping. Salah satunya stok pemain untuk tim nasional China yang berkurang signifikan. Ditambah ekspor pemain China ke Eropa yang tidak sebanyak Jepang atau Korea, otoritas Negeri Tirai Bambu mulai mencari cara lain. Mereka membuka kran naturalisasi bagi pemain asing maupun keturunan.

Dalam daftar pemain China yang akan tampil di laga-laga lanjutkan Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia, terdapat 2 nama pesepakbola naturalisasi. Tapi, di CLS 2021, sudah didaftarkan 9 nama. Ada lagi yang bermain di luar negeri dan di kompetisi kasta kedua. Uniknya, para pemain naturalisasi itu mengubah namanya menjadi nama China.

Berikut ini nama baru 11 pemain naturalisasi China yang akan bermain di CSL 2021:


1. Qian Jiegei (Alexander N'Doumbou)

Memiliki nama baru Qian Jiegei, Alexander N'Doumbou tercatat sebagai pemain Shanghai Shenhua. Gelandang ini lahir di Port-Gentil, Gabon, 4 Januari 1992, dari orang tua yang asal Benua Hitam dan ibu keturunan China.

N'Doumbou menerima pendidikan sepakbola di Akademi Olympique Marseille dan bermain di beberapa klub Eropa sebelum datang ke China pada 2019. Dia juga sempat memperkuat Gabon U-23. Dia juga sudah bermain di tim senior Gabon ketika dipanggil Alain Giresse pada November 2009.

Tapi, pada Februari 2019, N'Doumbou mencabut paspor Gabon untuk mengajukan pemulihan kewarganegaraan China. Kini, dia sedang menunggu permohonan yang diajukan CFA kepada FIFA apakah akan mengizinkan N'Doumbou bermain untuk timnas China atau tidak.


2. Gao Late (Ricardo Goulart)



Ricardo Goulart Pereira alias Ricardo Goulart, dikenal sebagai Goulart atau Gao Late oleh orang-orang China. Lahir di Sao Jose dos Campos, Brasil, Goulart adalah persepakbola profesional yang bermain sebagai gelandang serang untuk Hebei China Fortune dengan status pinjaman dari Guangzhou Evergrande.

Tidak ada darah China yang mengalir dalam diri Goulart. Mantan pemain Cruzeiro itu 100% berasal dari Brasil. Pada 19 Agustus 2014, dia juga dipanggil ke timnas Brasil untuk dua pertandingan melawan Kolombia dan Ekuador oleh Dunga. Dia adalah pemain pengganti yang tidak digunakan melawan Kolombia. Dia baru membuat debut resmi pada 9 September 2014 melawan Ekuador.

Lantaran hanya memainkan pertandingan persahabatan untuk Brasil, CFA memutuskan menaturalisasi Goulart pada Juli 2020 bersama 5 pemain lain. Hingga tulisan ini diturunkan, Goulart masih menunggu izin FIFA untuk mewakili China.


3. Jiang Guangtai (Tyias Browning)

Tyias Charles Browning adalah bek tengah yang bisa bermain sebagai full back kelahiran Liverpool, Inggris, 27 Mei 1994 dari kakek yang keturunan Inggris-China. Memiliki nama baru Jiang Guangtai, Browning bermain untuk Guangzhou Evergrande setelah membela Everton U-21, U-23, dan senior.

Browning telah mewakili Inggris di level U-17, U-19, dan U-21. Dengan belum ada caps untuk Inggris senior, CFA memutuskan memberi Browning paspor China pada 2019 dan dipanggil ke timnas pada 2020. Tapi, sejauh ini Browning belum memiliki pertandingan di negara barunya.


4. Fei Nanduo (Fernando Henrique)

Fernando Henrique da Conceicao alias Fei Nanduo datang ke China pada 2015 untuk membela Chongqing Lifan dengan status pinjaman dari Estoril Praia. Setelah itu, winger asli Brasil kelahiran Sao Paulo, 16 Maret 1993, tersebut tidak pernah meninggalkan CSL. Sempat membela Guangzhou Evergrande, dia sekarang dipinjamkan ke Hebei China Fortune.

Sama dengan sejumlah pemain naturalisasi China lainnya, Fernando sedang menunggu lampu hijau FIFA untuk bisa bermain di timnas barunya.


5. Ai Kesen (Elkeson de Oliveira Cardoso)



Elkeson de Oliveira Cardoso lahir pada 13 Juli 1989 di Coelho Neto, Maranhao, Brasil, dan saat ini tercatat sebagai gelandang serang merangkap penyerang Guangzhou Evergrande. Dia bermain di Negeri Tirai Bambu sejak 2013 dan sempat memperkuat Shanghai SIPG.

Pada September 2011, Elkeson menerima panggilan pertama di Brasil oleh Mano Menezes untuk pertandingan uji coba Superclasico de las Americas 2011 melawan Argentina. Tapi, dia tidak bermain dan hanya menghabiskan waktu dengan menjalani pemanasan dari pinggir lapangan.

Kemudian, Elkeson dipanggil ke timnas China pada Agustus 2019 setelah mendapatkan kewarganegaraan melalui proses naturalisasi. Dia menjadi pemain naturalisasi pertama yang dipanggil timnas.

Setelah naturalisasi sebagai warga negara China, namanya diterjemahkan sebagai Ai Kesen dalam Bahasa Mandarin. Sebelumnya, dia menggunakan nama transliterasi China, Ai Er'kesen. Tapi, di daerah berbahasa Kanton seperti Guangzhou dan Hong Kong, Elkeson dikenal sebagai Ngai Git-san.


6. Luo Guofu (Aloisio dos Santos Goncalves)



Aloisio dos Santos Goncalves berusia 32 tahun dan bermain untuk Guangzhou Evergrande sebagai striker. Dia bermain di CSL sejak 2014 dan mendapatkan paspor China pada 2019. Tapi, Aloisio belum pernah bermain untuk timnas China. Dokumennya masih menunggu pengesahan FIFA.


7. A Lan (Alan Douglas Borges de Carvalho)

Alan Douglas Borges de Carvalho saat ini bermain sebagai penyerang Beijing Guoan setelah dipinjamkan dari Guangzhou Evergrande. Datang ke Negeri Tirai Bambu pada 2015 dari Red Bull Salzburg, Alan memainkan 3 pertandingan untuk Brasil U-20. Tapi, pada 2019, dia dinaturalisasi China

Uniknya, pada 2013 saat masih di Salzburg, Alan menyebut dirinya memiliki darah Austria dan menyatakan keinginan untuk bermain di timnas Austria. Tapi, menurut aturan FIFA, dia harus bermain setidaknya 5 tahun di Austria untuk bisa mewakili Austria.

Kepindahannya ke China merusak harapan Alan karena waktunya untuk membela Austria sebenarnya hanya kurang 6 bulan. Kini, di China, impiannya bermain di timnas masih harus menunggu persetujuan FIFA.


8. Li Ke (Nicholas Yennaris)



Nicholas Harry Yennaris adalah gelandang bertahan Beijing Guoan, yang dididik di Akademi Arsenal dan populer saat membela Brentford. Nicholas Yennaris lahir di Leytonstone, Inggris, 24 Mei 1993, dari ibu Cina dan ayah Yunani. Secara regulasi, dia memiliki hak untuk mewakili Inggris, Yunani, dan China.

Akhirnya, setelah bergabung dengan Beijing pada 2019, Yennaris memutuskan untuk mengantongi paspor China. Menggunakan nama baru Li Ke, dia melakukan debut internasional senior untuk China pada 7 Juni 2019. Saat itu, Yennaris tampil pada pertandingan uji coba melawan Filipina, yang dimenangkan China 2-0.

Yennaris juga sempat mewakili Inggris di level U-17, U-18, dan U-19 di sejumlah turnamen sepakbola junior di Eropa.


9. Hou Yongyong (John Saeter)

John Hou Saeter lahir di Trondheim, 13 Januari 1998, dari ayah Norwegia dan ibu China, dari Luoyang, Henan. Nama Tionghoa Saeter adalah Hou Yongyong dan saat ini tercatat sebagai gelandang Beijing Guoan.

Ketika baru berusia 10 tahun, Saeter berpartisipasi dalam kompetisi sepakbola internasional yang diselenggarakan Manchester United. Dia terpilih sebagai salah satu dari 37 dari grup yang terdiri dari sekitar 20.000 peserta untuk menghadiri final di Manchester.

Saeter mewakili Norwegia di level junior. Dia pernah bermain untuk tim U-16, U-17, dan U-18. Tapi, belum pernah dipanggil ke skuad senior.


10. Xiao Taotao (Roberto Siucho Neira)



Roberto Siucho Neiran saat ini bermain di China League One bersama Kunshan dengan status pinjaman dari Guangzhou Evergrande. Roberto lahir di Lima, Peru, 7 Februari 1997. Kakeknya berasal dari Dachong, Xiangshan, Guangdong. Meski memiliki catatan di timnas junior Peru, Roberto akhirnya memilih berganti paspor China.

Saat junior, Roberto dipanggil untuk bermain membela Peru U-17 dan U-20. Dia merumput pada Copa America U-19 2013 serta Copa America U-20 2015 dan 2017.


11. De'erjiaduo (Pedro Delgado)

Pedro Miguel Gomes Delgado lahir pada 7 April 1997 di Portimao, Portugal. Dia merupakan pemain sepakbola profesional yang merumput sebagai gelandang untuk klub Portugal, Aves, dengan status pinjaman dari Shandong Luneng. Delgado merupakan lulusan Akademi Sporting Lisbon.

Delgado mendapatkan paspor China pada 2019, meski tidak memiliki darah China. Ayahnya, Amilar Delgado, berasal dari Cape Verde dan ibunya asli Portugal. Delgado juga membela Portugal di level U-16, U-17, U-18, U-19, U-20, hingga U-21. Saat itu, dia sedang menunggu izin FIFA untuk membela China di laga internasional.