Ekachai Kr: Melawan Indonesia saja tak bisa menang. Bagaimana mungkin ke Piala Dunia kalau di ASEAN saja tak bisa berjaya.
Thailand dikenal sebagai negara yang gila sepakbola. Timnas mereka menjadi nomor satu di Asia Tenggara dalam beberapa kurun terakhir.

Liga Thailand tertata profesional. Beberapa pemain mereka juga tampil di luar negeri, ada yang di Jepang ada pula di Inggris.

Mereka juga mendatangkan pemain keturunan yang merumput di Eropa seperti Manuel Bihr, Tristan Do atau Ernesto Amantegui Phumipha.

Wajar jika hasil imbang 2-2 lawan Indonesia dalam laga Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 di Stadion Al Maktoum, Dubai, Jumat dinihari WIB disesali banyak pendukung mereka.

Berikut beberapa komentar netizen Thailand terhadap hasil imbang 2-2 lawan Indonesia disarikan dari komentar di laman media sosial FA Thailand.

Phanuphat Chumin

Seharusnya kita bisa memenangkan laga ini. Semua serangan lawan datang dari sektor kiri pertahanan kita. Saya sudah meyakini itu. Sisi kiri kita bocor. Kita juga tidak segera mengganti pemain. Pergantian dilakukan menit ke-80 an dan sudah terlambat. Pelatih Nishino berpikir dan beraksi lambat. Bahkan mereka bisa saja kalah.

Christpath Tharachat

Banyak kesalahan dan pelatih Nishino bergerak lambat. Terutama di sisi kiri kita. Mereka seperti bermain tanpa harapan. Sedih. Sungguh sedih. Ernesto (bek kiri) bocor melulu tapi tidak diganti. Ekanit bermain seperti takut luka.

Ek Ubon

Mereka bermain seperti baru latihan. Bisa saja kalah 2-3. Mereka bisa melakukan lebih. Meski demikian, tetap mendukung sepakbola Thailand.

Saksiri Siriphol

Mereka 11 orang yang bertindak sembrono.

Ekachai Kr

Mereka mengumpan terlalu banyak dan sia-sia. Pulang saja. Buang-buang anggaran. 1.000.000% mereka akan gagal lolos. Bahkan melawan Indonesia saja tak bisa menang. Bagaimana mungkin ke Piala Dunia kalau di ASEAN saja tak bisa berjaya.

Thagoon Pichitsurakij

Analisis saya
1. Bek kiri, lambat, ceroboh, mudah ditembus, tidak bisa menahan kelincahan pemain Indonesia.
2. Para bek lambat, sulit menandingi kelincahan pemain Indonesia.
3. Build up dari belakang tidak jalan. Empat bek sejajar tidak bisa optimal ketika dipressing.
4. Ekanit nggak mau turun bantu pertahanan. Sektor kiri jadi titik lemah.
5. Thanawat dan Pathomphon main bagus. Sesuai gaya sepakbola modern.
6. Adisak kelelahan tapi nggak segera diganti.
Kesimpulannya pelatih membuat kesalahan dengan tidak segera mengganti pemain yang gagal perform. Seharusnya mengganti Adisak lebih cepat (tambahan redaksi: Adisak baru keluar menit ke-87).

Prapochan

Aneh tapi setiap kali Thailand mengambil pelatih Asia dan melawan tim ASEAN, mereka bermain buruk, pengaturan pemain aneh. Sepertinya Anda tidak cukup mengetahui potensi para pemain. Pelatih juga belum paham budaya serta gaya bermain sepak bola ASEAN.

Di sisi lain, jika pelatihnya asal Thailand mereka selalu melakukan pekerjaan dengan baik.

Saya kira pelatih masih belum memahami sepak bola Thailand dan pemain Thailand dengan cukup baik. Para pemain tidak dapat mengeluarkan potensi yang sebenarnya.