Banyak nama-nama besar yang tidak cocok di Camp Nou. Siapa saja mereka? Ini daftarnya.
Harus diakui Barcelona adalah klub besar Eropa. Layaknya Real Madrid, El Barca adalah tim yang ingin dibela banyak pemain hebat. Akibatnya, persaingan untuk sukses sangat ketat. Ada yang berhasil, tapi beberapa lainnya gagal.

Mencoba memantapkan diri di Barcelona adalah tugas yang sangat sulit. Jadi, tidak mengherankan jika sejumlah pemain yang gagal membuat nilai positif di Camp Nou bersinar di tempat lain setelah pergi. Mereka pergi setelah mencoba setidaknya satu tahun.

Di tempat yang baru, pemain-pemain itu ternyata mampu mempertontonkan permainan membanggakan. Meski tidak semua pemain yang gagal di Barcelona sukses di tempat lain, setidaknya ada beberapa contoh yang layak dimunculkan sebagai bukti bahwa Camp Nou adalah tempat yang sulit.

Berikut ini contoh 9 pemain, sejak 2000, yang gagal di Barcelona, tapi sukses bersama klub lain: 


1. Paco Alcacer

Setelah membuktikan kemampuan mencetak golnya di Valencia, Alcacer mendapatkan transfer 30 juta euro (Rp514 miliar) ke Barcelona. Tapi, di sana dia hanya akan menjadi opsi rotasi dengan Lionel Messi, Luis Suarez, dan Neymar yang tak tertandingi

Butuh waktu hingga Desember dari kampanye debutnya untuk mencetak gol pertama. "Banyak orang berperilaku sangat baik dengan saya. Tapi, banyak juga yang sangat buruk," kata Alcacer kepada SER Catalunya.

Setelah 15 gol dalam 50 penampilan, sang striker memutuskan untuk pindah ke Borussia Dortmund untuk mencari tim utama. Dan, musim 2020/2021, Alcacer baru saja membantu Kapal Selam Kuning mencetak sejarah membanggakan menjuarai Liga Eropa untuk kali pertama dalam sejarah.




2. Luis Garcia

Garcia harus bersabar untuk mendapatkan kesempatan di Barcelona. Setelah naik pangkat dengan tim B, penyerang itu dikirim dengan status pinjaman empat kali sebelum dijual ke Atletico Madrid. Sembilan gol di Atletico meyakinkan Barcelona untuk membeli kembali Garcia. Tapi, dia kembali ke Camp Nou hanya untuk satu musim sebelum dijual ke Liverpool.


3. Gerard Deulofeu

Masa tinggal pertamanya di Barcelona berakhir dengan dua penampilan La Liga, satu peminjaman yang mengesankan ke Everton, dan satu musim yang mengecewakan di Sevilla. Everton kemudian memutuskan untuk merekrut Deulofeu secara permanen. Tapi, dia tidak disukai di Goodison Park.

Lalu, dia pindah ke AC Milan sebelum kembali ke Barcelona dan lagi-lagi harus berjuang untuk masuk skuad inti. Deulofeu bermain di Watford dan sukses sebelum pindah ke Italia bersama Udinese.


4. Zlatan Ibrahimovic

Karier Ibrahimovic mengatakan banyak tentang kehidupan di Barcelona dengan standar yang tinggi. Di sana, dia mencetak 21 gol, memenangkan La Liga, Piala Super Spanyol, Piala Super UEFA, dan Piala Dunia Antarklub. Tapi, dia dianggap sebagai kesalahan. Karier di Camp Nou tamat hanya dalam satu musim.

Ibrahimovic sendiri telah mengakui kepribadiannya yang eksplosif tidak pernah cocok dengan filosofi Pep Guardiola. "Ketika anda membeli saya, anda membeli Ferrari. Jika anda mengendarai Ferrari, anda harus memasukkan bensin terbaik ke dalam tangki dan masuk ke jalan raya untuk menginjak gas," ujar Ibrahimovic.

"Guardiola diisi dengan solar dan berputar di pedesaan. Dia seharusnya membeli Fiat," ucap penyerang Swedia itu. Kepergian Ibrahimovic dari Barcelona berakhir di AC Milan. Di sana dia menemukan kesuksesan sebelum berkelana ke LA Galaxy, PSG, MU, dan kembali ke Milan hingga sekarang.


5. Ricardo Quaresma

"Jika Frank Rijkaard pergi dan pelatih lain masuk, berbicara dengan saya dan memberi saya kepercayaan diri, maka saya akan kembali. Tapi, jika Rijkaard bertahan, saya tidak akan kembali. Tidak juga setahun kemudian. Rijkaard dan saya tidak saling memahami," ujar Quaresma saat itu.

Itu adalah pernyataan berani dari seorang pemain berusia 20 tahun yang baru 10 kali menjadi starter di La Liga, dan itu menjadi bumerang. Rijkaard bertahan, dan Quaresma dikirim kembali ke Portugal, bergabung dengan FC Porto. Pemain sayap itu mungkin tidak memenuhi potensinya. Tapi, dia masih memenangkan banyak trofi dengan klub dan negara.




6. Simao Sabrosa

Simao bergabung dengan Barcelona di usia 19 tahun pada 1999 dalam kesepakatan 10 juta pounds (Rp200 miliar) dari Sporting Lisbon. Pemain sayap itu gagal membuat Louis van Gaal terkesan setelah membuat 12 debut La Liga di musim perdana di Camp Nou.

"Saya tidak akan bertahan setahun lagi seperti tahun lalu. Saya masih muda dan jika itu akan menjadi cerita yang sama, saya lebih suka pergi ke klub lain dan bermain," ujar Simao. Dia pergi ke klub lain, Benfica, dan dengan cepat menjadi kapten serta membantu klub mengakhiri kekeringan trofi selama delapan tahun dan penantian gelar liga selama 11 tahun.

Pada 2007, Simao kembali ke Spanyol dengan bergabung dengan Atletico Madrid. Di sana, dia membantu klubnya memenangkan Liga Eropa dan Piala Super Eropa.


7. Juan Roman Riquelme

Dianggap sebagai salah satu pemain paling memikat di abad 21, Riquelme tampak sangat cocok untuk Barcelona. Tapi, bagi Louis van Gaal, pemain Argentina itu telah dipaksakan kepadanya sebagai "komoditas politik".

Jadi, setelah Ronaldinho datang pada musim panas berikutnya, berarti Barcelona melebihi jumlah maksimal pemain asing yang diizinkan di Spanyol pada saat itu. Riquelme harus mengalah dan dibuang ke Villarreal. Di Estadio El Madrigal, Riquelma justru bersinar.


8. Mikel Arteta

Setelah meninggalkan kampung halamannya di San Sebastian, Arteta diharapkan berkembang di Barcelona. Tapi, itu tidak terjadi. Sang gelandang justru berpindah-pindah Eropa, bermain di Prancis, Skotlandia, dan kembali ke Spanyol sebelum akhirnya menetap di Inggris bersama Everton dan Arsenal.

Tapi, Arteta jelas membuat beberapa orang di Barcelona terkesan. Debutnya untuk tim B mereka datang sebagai pengganti Pep Guardiola. Dan, setelah sempat bekerja dengan Guardiola di Manchester City, Arteta kini melatih Arsenal.


9. Pepe Reina

Mengikuti jejak ayahnya, Miguel Reina, Pepe Reina tampil 49 kali di semua kompetisi selama dua musim untuk Barcelona. Tapi, dia harus pergi pada 2002 untuk bergabung dengan Villarreal dan kemudian membuktikan dirinya sebagai salah satu kiper terbaik di Eropa bersama Liverpool. 

Dia sebenarnya nyaris bergabung kembali dengan Barcelona dari Liverpool sebagai pengganti Victor Valdes. Tapi, entah mengapa hal itu batal terwujud dan Reina justru bermain untuk Napoli. 

Hingga sekarang dia masih aktif bermain dan kepergiannya dari Barcelona layak disyukuri. Pasalnya, banyak piala yang dipersembahkan penjaga gawang berkepala plontos itu bersema banyak klub yang diperkuar di Inggris, Jerman, hingga Italia. Dia juga ikut menjadi anggota generasi emas Spanyol yang merajai Eropa dan dunia.