Dulu, transfernya hebohkan Liga Premier. Kini, ada yang jadi pengangguran di usia 30 tahun. Kontras!
Manchester City telah menjadi salah satu klub paling sukses di Liga Premier sejak penguasaan Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan pada 2008. Tapi, mereka tidak selalu berhasil saat memutuskan membeli pemain di transfer window.

Sejak Abu Dhabi United Group menguasai mayoritas saham The Citizens, sejumlah belanja strategis dikerjakan manajemen. Kucuran dana melimpah yang disetujui pemilik klub telah mengubah Man City menjadi salah satu klub besar yang menghasilkan sejumlah trofi bergengsi dan reputasi dunia.

Beberapa pesepakbola internasional terkenal sukses membuat Man City menjadi klub yang dihormati. Nama-nama seperti Sergio Aguero, David Silva, atau Kevin de Bruyne telah menghadirkan beberapa trofi untuk Man City.

Namun, tidak semua pemain yang dibeli Sheikh Mansour memiliki kualitas seperti Aguero. Ada yang gagal total dan harus meninggalkan Etihad Stadium dalam waktu singkat. Ada juga yang banjir kritikan karena permainannya yang buruk. Ada lagi yang hanya duduk di bangku cadangan. Mereka adalah pembelian gagal.

Berikut ini kabar 7 pembelian gagal Man City era Sheikh Mansour:


1. Eliaquim Mangala

Mangala menjadi bek termahal dalam sejarah Liga Premier ketika Man City membayar 41 juta pounds (Rp821 miliar) kepada FC Porto pada 2014. Akibatnya, euforia melanda suporter karena yakin Man City akan semakin tangguh dengan bek asal Prancis itu.

Setelah penampilan debutnya yang digambarkan BBC Sports sebagai "kolosal", Mangala mencetak gol bunuh diri dan menjadi penyebab penalti di pertandingan berikutnya.

Lantaran performa yang buruk, Mangala harus rela menghuni bangku cadangan sebelum dipinjamkan ke Valencia dan Everton. Kemudian, dia pindah ke Valencia secara permanen dengan kontrak dua tahun. Setelah berakhir pada 30 Juni 2021, Mangala sekarang menjadi pengangguran di usia 30 tahun. Miris!




2. Wilfried Bony

Sejujurnya, Bony tampak seperti striker yang sangat baik di Swansea City. Di sana, dia memiliki center of gravity yang rendah dan kemampuan penyelesaian akhir yang baik. Pemain Pantai Gading itu adalah pencetak gol terbanyak Liga Premier sepanjang 2014 dengan 20 gol.

Kemudian, Man City membayar 25 juta pounds (Rp501 miliar) untuk Bony pada Januari 2015 dengan harapan menjadi pengganti, atau setidaknya bisa bertandem dengan Aguero. Tapi, semua harapan itu gagal diwujudkan. Bony dipinjamkan ke Stoke City sebelum kembali ke Swansea.

Sejak 1 November 2020, Bony bahkan tidak memiliki klub. Kontraknya yang barus berjalan 10 bulan dengan Al-Ittihad harus berakhir dengan kesepakatam bersama. Setelah itu dia menghabiskan hari-harisnya dengan numpang latihan di klub Wales yang main di Inggris, di League Two, Newport County.


3. Stevan Jovetic

Jovetic mencuri perhatian banyak klub besar saat membela Fiorentina di Serie A. Kemudian, Man City datang pada musim panas 2013 dengan 25 juta pounds (Rp501 miliar). Harga itu sama dengan Bony 1,5 tahun kemudian.

Sayang, harapan melihat Jovetic sebagai komandang serangan Man City tidak pernah terwujud. Dia hanya memainkan 30 pertandingan di Liga Premier selama dua musim sebelum pindah ke Inter Milan. Sekarang, di usia 31 tahun, Jovetic masih bermain. Tapi, di Ligue 1 bersama AS Monaco dan bukan pemain inti yang menentukan.


4. Danilo Luiz da Silva

Pada 23 Juli 2017, Danilo menandatangani kontrak lima tahun dengan Man City. Biaya transfernya 26,5 juta pounds (Rp531 miliar). Bek kanan itu mencetak gol pertamanya pada 23 Desember 2017 saat menggantikan Fabian Delph di akhir pertandingan melawan Bournemouth. Tapi, setelah itu tidak ada yang bisa dilakukan Danilo.

Anehnya, dia justru pindah ke Juventus, meski hanya menjadi pemain cadangan. Pada Copa America 2021, Danilo juga masuk skuad Brasil dan menjadi saksi kekalahan Brasil dari Argentina di final.




5. Robinho

Robinho adalah pemain yang digembar-gemborkan akan menyamai prestasi Pele saat bermain di Santos dan kemudian pindah ke Real Madrid. Terpancing oleh pemberitaan media yang bombastis, Man City memutuskan membela Robinho pada 2008 dengan transfer 32,5 juta pounds (Rp651 miliar).

Pada musim pertama di Inggris, dia mencatatkan 14 gol. Tapi, Man City masih finish di urutan 10. Kemudian, kariernya justru semakin tenggelam setelah hanya bermain 10 kali tanpa gol di musim kedua.

Karier Robinho di Man City berakhir dengan peminjaman ke  Santos sebelum bergabung dengan AC Milan. Kariernya terus menurun dengan berpindah-pindah ke Guangzhou Evergrande, Atlético Mineiro, Sivasspor, dan Istanbul Basaksehir. Sejak 2020, dia kembali ke Santos. Tapi, tidak bertahan lama dan sekarang Robinho jadi pengangguran.




6. Claudio Bravo

Bravo dibeli 17 juta pounds (Rp340 miliar) setelah Guardiola mencampakkan Joe Hart pada 2016. Awalnya, kiper Chile itu diharapkan menjadi lini serang pertama Man City dengan kemampuan umpan lambungnya.

Tapi, itu tidak pernah terjadi. Dia hanya menjadi cadangan karena Man City justru membela Ederson Moraes dari Benfica. Kemudian, Bravo pindah ke Real Betis pada 2020 dan tetap menjadi penjaga gawang utama Chile di banyak ajang internasional, termasuk Copa America 2021.


7. Roque Santa Cruz

Pada 2009, Man City membayar 18 juta pounds (Rp360 miliar) untuk striker Paraguay ini. Tujuannya, membuat lini depan The Citizens lebih produktif.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan keputusan Santa Cruz untuk meninggalkan Blackburn Rovers dan bergabung dengan skuad asuhan Mark Hughes. Masalahnya, mantan penyerang Bayern Muenchen tersebut tiba di Etihad Stadium bersamaan dengan Carlos Tevez dan Emmanuel Adebayor. 

Hasilnya sudah bisa diprediksi. Santa Cruz jadi cadangan abadi. Bahkan, gol pertamanya untuk Man City baru lahir pada hari Hughes dipecat. Penggantinya, Roberto Mancini, tidak terlalu tertarik dengan Santa Cruz.

Santa Cruz hanya mencetak satu gol liga lagi untuk Man City sebelum dipinjamkan ke Blackburn, Real betis, dan Malaga. Sekarang Santa Cruz sudah berusia 39 tahun, tapi masih aktif bermain di klub kampung halamannya, Olimpia Ascuncion.