Ini adalah klub idealis lainnya di Jerman yang sudah berdiri sejak 173 tahun lalu.
VfL Bochum pernah dikenal sebagai tempat tinggal beberapa pemain Asia seperti Vahid Hasemian dari Iran, Jong Tae-se (Korea Utara), hingga Lee Chung-yong (Korea Selatan). Tapi, Die Unabsteigbaren tenggelam ke Bundesliga 2 selama 11 tahun sebelum kembali ke Bundesliga 2021/2022.

Bagi orang yang baru pertama kali ke kota Bochum di North Rhine-Westphalia, Jerman, tidak akan sulit untuk menemukan Vonovia-Ruhrstadion. Tepatnya di The Castroper Strasse, yang merupakan jalan terkenal dan berliku menuju rumah bersejarah milik klub biru-putih.

Sepanjang musim panas ini, markas Bochum, dihiasi dengan bendera biru dan putih sebagai perayaan kembalinya klub ke Bundesliga setelah 4.123 hari.

Lalu, bagi 12.548 penggemar Bochum yang hadir saat melawan Mainz di stadion bersejarah itu pada 21 Agustus 2021, menjadi layak ditunggu saat menyaksikan gol Gerrit Holtmann. Ketika dia mengambil bola, dia berada di sayap kiri. Pada saat dia mencetak gol ke gawang Robin Zentner, dia berada di sisi kanan kotak.

Setelah kekalahan 0-1 dari VfL Wolfsburg pada hari pembukaan, itu adalah gol Bundesliga pertama Bochum sejak 1 Mei 2010 yang membawa mereka menuju kemenangan bersejarah 2-0. Pembawa acara di Ruhrstadion menyatakannya sebagai gol terbaik tahun ini.

Tapi, tidak semua orang bersemangat pada hari yang luar biasa itu. Di tengah lautan biru-putih menuju pintu masuk Ruhrstadion, seorang penggemar berdiri tak bergerak seperti sebuah pulau di perairan badai. Di atas kepalanya, dia memegang papan karton bertuliskan banyak hal.

"Euro dengan 24 tim, Piala Dunia setiap dua tahun dengan 48 tim, Nations League, Conference League, reformasi UCL, Liga Super, dan ribuan orang tewas di Qatar. Itu cukup! Boikot sepakbola profesional!"



Dalam banyak hal, dia tidak bisa memilih lokasi yang lebih tepat untuk protes yang dia lakukan. Lebih dari klub lain di Jerman, Bochum adalah klub yang unik. Mereka idealis. Mereka merupakan tim yang tidak terlalu peduli dengan komersialisasi.

Mereka tidak terlalu peduli dengan sponsor dan investor. Bochum menjalankan klub dengan cara mereka dan hanya sebatas untuk membuat suporter bangga dengan usaha mereka sendiri. Sumber pendapatan mereka hanyalah tiket pertandingan, siaran televisi, dan penjualan pemain.

Bochum juga tidak peduli dengan stadion modern dan canggih yang menghasilkan lebih banyak pemasukan. Mereka tidak pernah memiliki rencana untuk mengikuti stadion-stadion lain di Jerman yang mengalami peremajaan atau membangun yang baru.

Ruhrstadion dibangun dengan eksterior ikonik dari beton dengan empat lampu sorot yang menjulang tinggi dan curam dan berdiri sebuah tiang besar di salah satu sudutnyya. Berbeda dengan stadion modern yang dibangun di tepi jalan raya di kota-kota di seluruh Eropa, Ruhrstadion hanyalah lapangan sepakbola kecil yang berjarak 15 menit dari pusat kota. Bochum telah memainkan pertandingan di sini sejak 1911.


Loyalitas tanpa batas

Ciri lain Bochum yang layak menjadi inspirasi adalah loyalitas karyawan, staf klub, tim medis, pemandu bakat, penjaga stadion, pemain, hingga para pelatih di semua level usia. Sebut saja pelatih kepala saat ini, Thomas Reis. Dia sudah membuat 199 penampilan untuk Bochum sebagai pemain. Lalu, melatih tim wanita U-19 dan tim cadangan pria. 

Kapten Anthony Losilla telah bergabung dengan klub sejak 2014 dan nama pria asal Prancis itu adalah pemandangan umum yang tertulis di belakang jersey para penggemar.

Ada lagi psikoterapis, Sasa Zivanovic dan Juergen Dolls, masing-masing telah berada di klub selama 27 serta 22 tahun. Sedangkan sang ketua klub, Martin Kree, yang telah memenangkan Liga Champions bersama Borussia Dortmund pada 1996/1997 sempat membuat 164 penampilan liga untuk Bochum sebagai pemain.

Tidak seperti tetangga mereka yang lebih terkenal, yaitu Borussia Dortmund atau Schalke 04, yang mendambakan dukungan dari seluruh dunia, Bochum tidak peduli dengan globalisasi. Fans mereka hanyalah penduduk kota dengan populasi 364.000 jiwa.

Jadi, setelah kehilangan kesempatan untuk merayakan promosi musim lalu karena pandemi, penggemar Bochum merayakan kembalinya klub kesayangan ke kasta tertinggi musim ini.