Pada sebuah era, Ronaldo pernah jadi hantu menakutkan di kotak penalti. Cek videonya!
Ketika kita memikirkan Ronaldo Luis Nazario de Lima, pasti kita akan berpikir tentang pemain Brasil yang mempesona saat bermain untuk Barcelona, Inter Milan, Real Madrid, dan tentu saja negaranya.

Tapi, sebelum El Fenomeno menjadi fenomena sepakbola dunia, para pendukung PSV Eindhoven yang pertama beruntung menyaksikannya. Mereka sudah bisa menyaksikan tarian Ronaldo di lapangan ketika baru menginjak usia 17 tahun atau sesaat setelah menjadi pemain cadangan tak bermain di Piala Dunia 1994.

Ronaldo membuat keputusan yang bijaksana untuk memulai petualangan di Eropa atas saran seniornya di Brasil yang mantan pemain PSV, Romario. Di Belanda, dia dapat berkembang sebagai pemain muda, belajar beradaptasi dengan kultur Eropa, dan melepaskan diri dari tekanan kompetisi di Italia, Spanyol, atau Inggris.

Di Eindhoven, Ronaldo berkembang menjadi striker muda terbaik di dunia. Dirinya mencetak 54 gol hanya dalam 57 pertandingan.

Dia adalah definisi yang tidak dapat disamakan dengan pemain lain, yaitu mudah mengelabuhi penjaga gawang dan mencetak gol ke gawang yang kosong. Permainan kakinya memukau. Kecepatannya juga menjadi kekuatan lain dari kakinya. Tidak heran jika Barcelona dan Inter sangat ingin mendatangkannya pada 1996.

Klub-klub besar jatuh cinta karena permainan Ronaldo di PSV adalah sesuatu yang benar-benar istimewa. Cara dia "mengejek" lawan dan melewati kiper tidak perlu diragukan lagi.



Keputusan Ronaldo untuk bergabung dengan PSV sangat dipengaruhi oleh sesama legenda Brasil, Romario yang mencetak 127 gol dalam 147 pertandingan. Tentu saja itu merupakan saran yang tepat.

Waktu terbaik Ronaldo bersama klub Belanda itu terjadi di Piala UEFA 1994/1995. Ketika itu, dia mencetak hattrick menakjubkan melawan Bayer Leverkusen pada usia 17 tahun. Penampilannya membuat striker legendaris Leverkusen dan ikon Jerman saat itu, Rudi Voeller, bertepuk tangan. 

"Tidak pernah dalam hidup saya, saya melihat seorang anak berusia 18 tahun bermain seperti ini," ucap Voeller kala itu.

El Fenomeno berutang banyak atas kesuksesannya di Belanda. Apalagi, pada 20 Januari 1997, setelah meninggalkan PSV ke Barcelona, dia dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Dunia 1996. Selanjutnya, dunia mengenal Ronaldo yang tak terlupakan hingga orang-orang membicarakan rivalitas Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.