Ini sebab serangan keras dari Brescia ke Lazio.
Presiden Brescia Massimo Cellino kembali menegaskan pendiriannya untuk tidak mengizinkan timnya bermain dan melanjutkan Liga Italia Serie A musim 2019/20 yang saat ini tengah tertangguhkan karena pandemi virus corona.

Kondisi di Italia perlahan membaik dan pemerintah berencana melonggarkan karantina wilayah pada 4 Mei nanti.

Artinya, tim-tim sepak bola profesional bisa mulai menggelar sesi latihan secara normal dan ada proyeksi musim kembali dilanjutkan pada 31 Mei.

Namun, Cellino bersikeras tidak akan mengizinkan timnya tampil di lapangan pun bila otoritas liga dan FIGC memutuskan melanjutkan musim 2019/20.

"Sekali lagi saya tegaskan jika pertandingan dimainkan lagi, saya tidak akan mengizinkan tim saya untuk tampil," kata Cellino kepada harian Giornale di Brescia, sebagaimana dilansir laman Football Italia, Minggu.

"Ini bukan provokasi. Silakan kurangi poin kami, saya akan bertanggung jawab atas itu," ujarnya menambahkan.

Brescia dan Bergamo merupakan dua kota yang paling parah terdampak pandemi virus corona di Italia, yang antara lain diperlihatkan dalam video beredar berisi kendaraan militer mengangkut jenazah korban COVID-19 ke wilayah lain karena krematorium masing-masing kota tak lagi mampu menampung.

Serang Lazio

Menurut Cellino, dengan tingkat kematian yang masih tinggi saat ini, ia tak melihat ada kemungkinan musim 2019/20 sepak bola di Italia bisa dilanjutkan.

Ia bahkan melancarkan kritik terhadap Presiden Lazio, Claudio Lotito, yang bersikap berbeda dan cenderung mendukung agar musim 2019/20 diteruskan.

"Saya melihat terlalu banyak keegoisan dan orang-orang yang berusaha memeras keuntungan dari keadaan," katanya.

"Lotito ingin pertandingan kembali digelar? Saya hanya akan mendengar mereka yang pantas didengar. Pantaskah Lotito mewakili Lazio, setahu saya dia cuma presiden dari dewan direksi klub itu," ujar Cellino menambahkan.

Sebagai catatan, klub Cellino saat ini mendekam di posisi juru kunci klasemen Liga Italia Serie A dengan koleksi 16 poin dan defisit sembilan poin ditambah kekalahan pesaingnya untuk bisa menyelamatkan diri dari degradasi.

Sebaliknya, Lazio berada di posisi kedua klasemen dengan jarak hanya satu poin dari Juventus dan berpeluang untuk meraih gelar scudetto ketiga mereka sepanjang sejarah.