Momen Blitzkrieg ala Singapura Lawan Myanmar, Hanya Butuh 10 Detik

"Gol kedua Singapura lahir dari skema serangan balik berkelas. Cek videonya!"

Analisis | 06 December 2021, 07:08
Momen Blitzkrieg ala Singapura Lawan Myanmar, Hanya Butuh 10 Detik

Libero.id - Singapura mengawali kampanye Piala AFF 2020 dengan kemenangan 3-0 atas Myanmar. Salah satu gol The Lions di Singapore National Stadium, Minggu (5/12/2021), lahir dari skema serangan balik cepat dalam waktu hanya 10 detik.

Setelah sebelumnya ditunda akibat pandemi Covid-19, Piala AFF yang semula digelar pada 2020 kemarin, akhirnya digelar di Negeri Singa. Kompetisi ini adalah salah satu kejuaraan sepakbola internasional paling bergengsi, khususnya untuk negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Selain Vietnam dan Thailand, tuan rumah juga menjadi sorotan banyak orang. Itu karena Singapura diberikan hak menjadi tuan rumah setelah beberapa negara tidak berani mengambil risiko dengan peularan Virus Corona varian Omicron.

Dibawah asuhan pelatih asal Jepang, Tatsuma Yoshida, memasang target besar, juara. Modalnya, sejumlah pemain muda berbakat produk kompetisi dalam negeri maupun lulusan Akademi Sepakbola Nasional Singapura (NFA). Beda dengan beberapa tahun lalu, saat ini sangat sedikit pemain naturalisasi di skuad mereka.

"Sejujurnya, kami senang mendapat dukungan dari para penggemar di belakang kami setelah sekian lama kami tidak bisa menyelenggarakan acara olahraga besar di Singapura sehingga tidak ada tekanan besar bagi tim," ujar Yoshida sebelum pertandingan, di situs resmi Piala AFF.

"Kami tahu kami menghadapi lawan yang bagus, tapi kami akan melakukan pendekatan dengan semangat juang yang kuat dan menargetkan tiga poin," tambah pelatih asal Jepang itu.

Janji Yoshida dibuktikan pada pertandingan pertama melawan Myanmar. Menampilkan skuad terbaik dengan dua anak Fandi Ahmad sebagai motor, Irfan dan Ikhsan, plus Hariss Harun, Singapura berusaha mengurung Myanmar sejak kick-off dimulai wasit asal Yordania, Ahmed Faisal Mohammad Al Ali.

Hasilnya, langsung terasa di babak pertama. Dalam waktu 45 menit, The Lions mencetak tiga gol melalui Safuwan Baharudin dan Ikhsan (dua gol). Bahkan, salah satu gol Ikhsan lahir dari sebuah skema serangan balik cepat, yang dalam istilah sepakbola Jerman disebut "blitzkrieg". 

Hanya butuh tiga pemain dan memakan waktu 10 detik, saat bola dari pertahanan Singapura diambil Song Ui-young. Pemain naturalisasi Korea Selatan itu menyodorkannya kepada Faris Ramli, yang langsung diteruskan ke Ikhsan di sisi kanan. Setelah disorong ke kotak penalti, bola ditembak keras ke sudut kanan bawah gawang Myanmar.

Gaya seperti itu di Eropa dikenal sebagai blietzkrieg. Ini adalah istilah dari Perang Dunia II. Asalnya dari Bahasa Jerman, yaitu "blitz" (petir) dan "krieg" (perang). Secara harafiah bermakna "serangan kilat".

Dalam ilmu militer, ini adalah doktrin serangan mendadak menggunakan konsentrasi kekuatan yang cepat dan luar biasa, yang dapat terdiri dari formasi infanteri, lapis baja, dan mekanis, bersama dengan dukungan udara jarak dekat. Tujuannya, menerobos garis pertahanan lawan, dan mengalahkan musuh dalam sekali serangan.

Dalam sepakbola, sistem ini sangat fasih dijalankan klub-klub Jerman seperti Bayern Muenchen atau Borussia Dortmund. Begitu pula dengan pelatih-pelatih Jerman di luar negeri seperti Juergen Klopp di Liverpool atau Thomas Tuchel di Chelsea.

(atmaja wijaya/andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network