5 Rekor Liga Champions yang Jarang Diperhatikan Orang

"Fans hanya tahu rekor gol atau trofi. Tapi, jarang memperhatikan yang berikut ini."

Biografi | 10 December 2021, 12:39
5 Rekor Liga Champions yang Jarang Diperhatikan Orang

Libero.id - Liga Champions adalah kompetisi suci bagi klub terbaik di Eropa. Musim ini, 16 tim sudah memastikan diri meninggalkan fase grup. Ada yang sesuai prediksi. Tapi, beberapa lainnya mengejutkan.

Ketatnya persaingan membuat semua klub berusaha menampilkan sekuad terbaik dan permainan yang membanggakan. Umumnya, pemain akan mengeluarkan segenap kemampuan untuk bisa membuat klubnya berkibar. Akibatnya, banyak rekor yang berhasil diciptakan.

Uniknya, tidak semua rekor di Liga Champions menarik perhatian suporter sepakbola. Ada sejumlah rekor yang ternyata jauh dari pemberitaan. Bahkan, tidak disadari menjadi rekor di kompetisi.

Berikut ini daftar 5 rekor di Liga Champions yang ternyata jarang diperhatikan penggemar sepakbola:


1. Hattrick Tercepat (Bafetimbi Gomis, 8 menit)

Mencetak gol di Liga Champions adalah hal yang spesial. Mencetak hattrick di turnamen ini benar-benar tak akan terlupakan. Ketika Bafetimbi Gomis bermain untuk Lyon melawan Dinamo Zagreb, fokusnya hanyalah mencetak gol sebanyak mungkin. Dan, Gomis tidak mengecewakan.

Pada 7 Desember 2011, Gomis mencetak empat gol ke gawang Zagreb. Lyon mengamuk dan menang 7-1 saat Gomis mencetak hattrick tercepat di Liga Champions. Dalam prosesnya, dia menjadi satu-satunya pemain selain Mike Newell yang mencetak hattrick Liga Champions dalam waktu kurang dari 10 menit.


2. Pemain tertua yang tampil (Marco Ballotta, 43 tahun 252 hari)

Usia hanyalah angka. Tapi, hal yang sangat berbeda terjadi ketika anda berada di permainan sepakbola. Setelah seorang pemain melewati usia tertentu, penyusutan fisik terlihat jelas. Cedera menjadi lebih sering, dan unsur-unsur seperti kecepatan dan fisik mulai layu. Karena itu, membayangkan pesepakbola bermain di level tertinggi pada usia 43 tahun adalah hal yang luar biasa.

Di Liga Champions, Marco Ballotta mencapai prestasi itu 14 tahun lalu. Kiper veteran Italia tersebut turun ke lapangan untuk Lazio saat melawan Real Madrid pada 11 Desember 2007. Dia berusia 43 tahun dan 252 hari.

Sudah lebih dari satu setengah dekade, tapi rekornya masih berdiri kokoh. Itu artinya Zlatan Ibtahimovic membutuhkan tiga tahun lagi untuk menyamai catatan Ballotta.


3. Poin tertinggi di fase grup gagal ke babak 16 besar (Napoli 2013/2014, 12 poin)

Musim ini, Manchester City memuncaki Grup A dengan torehan 12 poin. Sementara Manchester United dan Lille, yang juga menjuarai grup, bahkan hanya punya 11 poin. Sedangkan Atletico Madrid hanya punya tujuh poin untuk lolos dari Grup B sebagai runner-up.

Namun, pernahkan anda membayangkan sebuah tim yang sudah mengoleksi 12 poin tidak bisa lolos ke fase knock-out? Itu terjadi pada Liga Champions 2013/2014 dan menimpa Napoli.

Saat itu, I Pertenopei ditempatkan dalam grup neraka bersama Arsenal, Borussia Dortmund, dan Marseille. Marseille tampil buruk di turnamen itu karena mereka gagal mencatatkan satu poin pun. Performa buruk itu membuat semua klub lainnya mendapatkan 12 poin.

Sayang, Napoli memiliki selisih gol terburuk dari Arsenal dan Dortmund. Akibatnya, klub Italia itu harus finish di urutan ketiga. Mereka tersingkir dari Liga Champions dan melanjutkan ke babak 32 besar Liga Europa.


4. Gol bunuh diri tercepat (Inigo Martinez, 1 menit 9 detik)

Gol selalu berharga dalam pertandingan sepakbola, terutama di Liga Champions. Tapi, ada perbedaan tipis antara gol yang masuk ke gawang lawan dan gawang sendiri. Lebih buruk lagi ketika pemain memegang rekor gol bunuh diri tercepat dalam sejarah Liga Champions.

Ketika Manchester United bertemu Real Sociedad pada 23 Oktober 2013, banyak penggemar yang tidak menyangka bahwa Sociedad akan menjadi tantangan besar. Tapi, Inigo Martinez hanya butuh satu menit sembilan detik untuk mengirim bola ke gawang klubnya sendiri. Sialnya, itu adalah faktor penentu pertandingan.


5. Hasil imbang terbanyak dalam satu musim (AEK Athens, 6 kali)

AEK Athens dikelompokkan dengan Real Madrid dan AS Roma di Liga Champions 2002/2003. Klub Yunani itu finish di posisi terakhir. Mereka melampaui semua harapan dan mengakhiri babak penyisihan grup tanpa satu pun kekalahan.

Namun, AEK juga tidak bisa memenangkan satu pun pertandingan. Mereka menyelesaikan babak penyisihan grup dengan enam hasil imbang yang luar biasa dari banyak pertandingan. Tidak ada klub lain yang mampu meniru prestasi ini sejak AEK melakukannya.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network