Belajar dari Skor Imbang Thailand vs Indonesia di Dubai, Umpan Terobosan Jadi Solusi

"Mayoritas pemain yang tampil saat itu kembali bermain di final Piala AFF 2020."

Analisis | 28 December 2021, 14:00
Belajar dari Skor Imbang Thailand vs Indonesia di Dubai, Umpan Terobosan Jadi Solusi

Libero.id - Final Piala AFF 2020 bukan pertemuan pertama Indonesia era Shin Tae-yong dengan Thailand. Pada 3 Juni 2021, kedua tim juga berjumpa pada laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia di Al Maktoum Stadium, Dubai.

Indonesia menghadapi kualifikasi menuju Qatar dengan tidak memiliki masa depan lagi setelah menelan banyak kekalahan memalukan di era Simon McMenemy. Karena itu. Tae-yong memutuskan memanggil banyak pemain muda, debutan, dan miskin pengalaman internasional.

Dengan berani, Tae-yong menampilkan starting line-up yang terdiri dari Nadeo Argawinata, Asnawi Mangkualam Bahar, Arif Satria, Rizky Ridho, Pratama Arhan, Evan Dimas, Syahrian Abimanyu, Kadek Agung, Witan Sulaiman, Kushedya Hari Yudo, dan Egy Maulana Vikri.

Sementara pemain-pemain yang duduk di bangku cadangan adalah Firza Andika, Didik Wahyu Wijayance, Genta Alperado, Rifad Marasabessy, Rachmad Irianto, Muhammad Rafli, Ady Setiawan, Adam Alis, Yakub Sayuri, Osvaldo Haay, Saddam Gaffar, dan Muhammad Riyandi.

Hasilnya, tidak terlalu mengecewakan. The War Elephants langsung unggul di menit kelima lewat Narubadin Weerawatnodom. Tapi, Indonesia tidak menyerah. Pasukan Merah-Putih membalas melalui Kadek pada menit 30. Skor 1-1 bertahan hingga jeda.

Di babak kedua, Thailand kembali memimpin. Adisak Kraisorn membuat tim asuhan Akira Nishino ketika itu unggul sementara 2-1 pada menit 50. Tapi, Indonesia menolak menyerah dan membalas melalui Evan, 10 menit kemudian. Skor imbang 2-2 bertahan hingga akhir dan itu juga menjadi satu-satunya poin Indonesia di kualifikasi.

Dari hasil pertandingan tersebut, setidaknya ada dua pelajaran berharga yang harus dijadikan bahan evaluasi saat final Piala AFF 2020 berlangsung, yaitu:


1. Bahaya umpan silang dan bola mati

Jika melihat gol Narubadin dan Adisak, sangat jelas bahwa bola mati dan umpan silang menjadi musuh utama Indonesia. Gol pertama terlihat jelas bahwa para pemain Indonesia gamang saat terjadi sepak pojok.

Bayangkan, Indonesia punya 10 pemain di area penalti (termasuk kiper) saat sepak pojok dilakukan pada menit kelima. Sebaliknya, Thailand hanya memiliki empat pemain di area penalti. Ketika tendangan dilakukan, para pemain hanya fokus ke bola. Mereka tidak menjaga Narubadin yang berjarah dua meter dari Pratama.

Libero.id

Gol Narubadin Weerawatnodom

Para pemain tampaknya mengira bola akan dijatuhkan ke tangah dan pemain-pemain Thailand akan melakukan heading. Ternyata, perkiraan mereka salah. Bola justru diumpan ke Narubadin. Dengan sedikit kontrol, pemain belakang itu langsung menendang bola melewati enam pemain Indonesia.

Sementara gol kedua, lahir dari sebuah kecerdikan para pemain Thailand. Dimulai dari sayap kiri Thailand, bola kemudian dilambungkan ke sayap kanan di kotak penalti Indonesia. Dengan cerdik Suphan Thongsong langsung mengirim bola ke tengah menggunakan kepala. Dan, Adisak langsung menghukum Nadeo.

Libero.id

Gol Adisak Kraisorn


2. Andalkan umpan terobosan

Meski memiliki dua kelemahan mencolok yang dieksploitasi Thailand dengan sempurna, bukan berarti Indonesia tidak memiliki kelebihan. Gol pertama Kadek dan kedua Evan menjadi bukti bahwa pasukan Garuda bisa membuat barisan pertahanan The War Elephants kewalahan.

Bagaimana caranya? Umpan terobosan. Lihat saja umpan cantik Syahrian kepada Kadek untuk gol pertama yang benar-benar mengecoh barisan belakang Thailand. Kadek "lari dari belakang" untuk menyambut umpan Syahrian. Itu tidak off side! Dan, dengan tenang Kadek langsung menceploskan bola ke jala Siwarak Tedsungnoen.

Uniknya, gol kedua juga lahir dari proses yang hampir sama. Manuver Egy di sisi kiri pertahanan Thailand gagal dihentikan. Dia lalu memberi Evan umpan matang di dalam kontak penalti. Para pemain Thailand kaget karena Evan "lari dari belakang" sehingga lolos dari jebakan off side.

Terlepas dari beberapa keputusan kontroversial wasit yang menguntungkan Indonesia, hasil imbang yang didapat Thailand membuat Nishino harus bersiap meninggalkan Bangkok untuk digantikan Alexandre Polking. 

"Para pemain sudah bekerja keras. Dan, masalah kami saat ini hanyalah Evan Dimas yang punya pengalaman (FIFA) A match. Jadi, jika para pemain tidak grogi dan bermain tenang, pasti bisa meraih hasil lebih baik melawan Thailand," kata Tae-yong saat itu, di situs resmi PSSI.

Kini, enam bulan berselang para pemain tentu saja sudah lebih matang dan memiliki pengalaman. Meski pelatih Thailand sudah berganti dan Chanathip Songkrasin serta Teerasil Dangda bisa bermain, bukan berarti peluang Indonesia tidak ada. Hasil di Dubai menunjukkan tim Garuda punya kemampuan. 

(andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network