Kisah Unik Pemain Kelahiran Irlandia Dipanggil Timnas Cape Verde Lewat Linkedln

"Berawal dari guyon, akhirnya dipanggil timnas lewat medsos. Kok, bisa? Ini ceritanya."

Biografi | 31 December 2021, 21:34
Kisah Unik Pemain Kelahiran Irlandia Dipanggil Timnas Cape Verde Lewat Linkedln

Libero.id - Dalam beberapa tahun terakhir, memanggil pemain keturunan sedang menjadi tren di seluruh dunia. Tapi, tidak semua pemain yang diincar bisa dengan mudah dihubungi karena kesibukan masing-masing, kendala bahasa, hingga masalah teknologi. Contohnya dialami Roberto Lopes dengan tim nasional Cape Verde.

Lopes lahir di Dublin, Irlandia, pada 17 Juni 1992. Ayahnya berasal dari Cape Verde dan ibunya asli Irlandia. Sejak kecil Lopes tinggal di Irlandia dan tidak pernah pergi ke kampung halaman ayahnya. Dia juga tidak bisa Bahasa Portugis dan tidak pernah mengenal orang-orang di Asosiasi Sepakbola Cape Verde (FCF). 

Akibatnya, sejak kecil Lopes tidak pernah bercita-cita bermain untuk Cape Verde. Di level junior, bek Shamrock Rovers itu memutuskan membela Irlandia U-19.

Semua pandangan Lopes kemudian berubah saat bermain di Bohemians pada 2010-2016. Saat itu, rekan setimnya, Ayman Ben Mohamed, dipanggil Tunisia untuk laga internasional. Sama seperti Lopes, Ayman juga lahir dan besar di Irlandia dari ayah yang berasal dari Tunisia. 

Ketika itu, Lopes bercanda bahwa dirinya juga bisa bermain di timnas (Cape Verde) juga. "Ayman menjalani musim yang sangat bagus dan kemudian dipanggil setelah mendeklarasikan diri sebagai orang Tunisia," kata Lopes kepada BBC Sport Africa.

"Saya sedang melakukan wawancara dan bercanda bahwa saya juga bisa menjadi pemain timnas karena saya berasal dari Cape Verde, dan saya akan menyelesaikan dokumennya segera. Ternyata, ada seorang jurnalis yang menanggapinya dengan serius dan sedikit lebih jauh. Lalu, dia menghubungi seseorang di Cape Verde. Tapi, tidak ada yang terwujud," tambah Lopes.

Namun, tiga tahun kemudian, setelah pindah ke Shamrock, dan dengan klub yang bersaing di Liga Champions serta Liga Europa, Lopes mendapat pesan di profil LinkedIn miliknya. Pesan itu dari Cape Verde.

"Saya membuat profil (Linkedln) ketika saya masih kuliah. Tapi, tidak pernah benar-benar melihatnya. Saya mendapat pesan dari pelatih saat itu, Rui Aguas. Tapi, dia menulis kepada saya dalam Bahasa Portugis. Saya hanya mengira itu adalah pesan spam dan saya tidak memperhatikannya," kata Lopes.

"Sekitar sembilan bulan kemudian, dia mengirimi saya pesan kembali. Dia mengatakan, 'Hai Roberto, apakah anda punya kesempatan untuk mempertimbangkan apa yang saya katakan kepada anda?' Saya merasa sangat kasar karena tidak membalasnya beberapa bulan sebelumnya," tambah Lopes. 

"Saya menyalin pesan itu dan memasukkannya ke Google Translate. Dan, pada dasarnya tertulis: 'Kami sedang mencari pemain baru ke dalam skuad Cape Verde dan apakah anda tertarik?' Saya benar-benar bersemangat dengan itu. Saya seperti, 'Ya, 100% saya ingin menjadi bagian dari skuad'. Saya bersedia," ungkap Lopes.

Dari guyon dan lewat media sosial itulah, Lopes akhirnya benar-benar mendapatkan kesempatan membela timnas di pertandingan FIFA. Dia segera menyelesaikan dokumen yang dibutuhkan dan kemudian pergi ke Prancis untuk bergabung bersama Cape Verde dalam laga uji coba melawan Togo, 10 Oktober 2019.

Tentu saja, itu tidak mudah. Pasalnya, dia sama sekali tidak bisa berbahasa Portugis. Sejak lahir, ayahnya sudah menetap di Dublin setelah pensiun sebagai koki di kapal pesiar. Di rumah, Lopes senior juga selalu bicara Bahasa Inggris. Ayahnya juga tidak pernah mengajari Bahasa Portugis. 

Tapi, bahasa sepakbola adalah universal. Ketika anda tidak mengetahui bahasa pergaulan dengan rekan setim anda, anda tetap dapat memahami maksudnya di lapangan.

"Saya sangat gugup. Tapi, begitu saya pergi, semua keraguan dan ketakutan hilang begitu saja karena semua orang membuat saya merasa sangat disambut. Rekan satu tim akan berusaha untuk mendatangi saya dan berkata: 'Bagaimana kabarmu, baik-baik saja?' Dan, ketika anda berada di lapangan, sepakbola memiliki bahasanya sendiri," kata Lopes.

"Saya membua Spotify mencoba mencari lagu-lagu Cape Verde. Saya belajar lagu kebangsaan dan menyanyikannya di pertandingan," ucap Lopes.

Lopes kemudian menjelma menjadi pemain inti Cape Verde. Selama Kualifikasi Piala Dunia 2022, dia bermain setiap menit dari enam pertandingan. Lopes juga bermain di Kualifikasi Piala Afrika 2021. Cape Verde menempati posisi kedua Grup F dan mendapatkan selembar tiket ke putaran final.

Piala Afrika 2021 yang mundur ke Januari 2022 adalah kompetisi internasional pertama Lopes dengan negara ayahnya. Cape Verde akan tergabung di Grup A bersama tuan rumah Kamerun, Ethiopia, dan Burkina Faso. Jika beruntung, mereka bisa lolos ke babak 16 besar.

"Saya benar-benar beruntung. Tim ini, serta pelatih, jelas telah menerima saya dan mempercayai saya. Jadi, saya hanya perlu mencoba memberikan segalanya setiap kali saya mengenakan jersey Cape Verde. Saya sangat bangga mewakili diri saya, keluarga saya, dan Cape Verde. Saya senang menjadi bagian darinya," ungkap Lopes.

Yang membuat Lopes bisa mudah beradaptasi adalah Cape Verde merupakan negara kecil. Tapi, negeri di pantai barat Afrika bekas koloni Portugal itu memiliki diaspora yang tersebar di Eropa. Jadi, ada banyak pemain keturunan di skuad.

"Satu hal yang menonjol dalam latihan adalah kualitas pemain. Ada beberapa superstar seperti Garry Rodrigues dan Ryan Mendes, yang pernah bermain di Ligue 1. Ada lagi Steven Fortes dan Kenny Rocha. Bahkan, para pemain yang berada di Divisi II Portugal, atau di Siprus, sangat tangguh dan kuat secara teknis," beber Lopes.

"Mereka terus-menerus mendorong kami ke level yang berbeda. Anda mengambilnya ketika anda kembali ke rumah, ke klub Anda. Jika saya ingin meningkatkan, saya harus bisa tampil di level itu. Jadi, anda mencoba membawa diri anda permainan ke tingkat berikutnya," kata Lopes.

"Kami ingin keluar dari fase grup. Tentu saja. Saya tidak berpikir anda bisa berpikir terlalu banyak setelah itu, karena ada banyak tim papan atas yang lolos ke turnamen ini," tutur Lopes.

"Kami berada di grup yang sangat kuat dengan Kamerun dan Burkina Faso. Saya tidak tahu banyak tentang Ethiopia. Tapi, jika mereka ada di sana, mereka adalah skuad yang beprestasi. Yang paling penting adalah kami mendekati pertandingan pertama dengan mentalitas," pungkas Lopes.

(atmaja wijaya/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network