Kisah Greuther Fuerth, Tim Terburuk di Lima Liga Top Eropa Musim ini

"Tim promosi yang memang diprediksi minor. Tapi, tidak diduga separah ini."

Biografi | 04 January 2022, 05:00
Kisah Greuther Fuerth, Tim Terburuk di Lima Liga Top Eropa Musim ini

Libero.id - Persaingan di lima liga papan atas Eropa sangat ketat setiap musimnya. Tim-tim besar dan para pesepakbola hebat bersaing untuk jadi yang terbaik. Jadi, wajar jika tidak semua tim memiliki kemampuan untuk berada di level atas. Salah satunya Greuther Fuerth di Bundesliga.

Greuther mendapatkan kesempatan bermain di Bundesliga setelah menjadi runner-up Bundesliga 2 2020/2021. Mereka promosi bersama VfL Bochum yang menjadi pemuncak klasemen akhir.

Namun, beda dengan Bochum yang "lumayan", Greuther tampil ala kadarnya. Klub asuhan Stevan Lietl  tersebut mencatatkan rekor yang sangat buruk. Bukan hanya untuk ukuran Jerman, melainkan juga di sepakbola Eropa, khususnya di lima liga papan atas (Liga Premier, La Liga, Serie A, Bundesliga, dan Ligue 1).

Hingga jeda musim dingin, Greuther berada di peringkat paling buncit. Dari 17 pertandingan yang sudah dimainkan, meraka kalah 14 kali, imbang dua kali, dan hanya meraih satu kemenangan atas Union Berlin. Greuther juga sudah kebobolan 49 gol dan hanya memasukkan 13 gol. Itu berarti mereka hanya punya lima poin alias yang paling buruk Benua Biru!

Situasi internal klub selama beberapa bulan terakhir ini menjadi sangat mengerikan sehingga sang pelatih memohon kepada publik agar tidak ada yang merasa kasihan pada mereka. "Tujuan berikutnya: tepuk tangan. Jangan dikasihani," ujar Lietl di majalah resmi klub.

Tidak ada banyak tepuk tangan dengan hanya 13 gol yang dicetak. Bahkan, penggemar lawan tidak yakin apakah mereka harus merayakan gol keempat atau kelima melawan Greuther. Dan, titik terendah dihadapi Greuther ketika Bayer Leverkusen 1-7 pada 4 Desember 2021.

Penampilan saat melawan Leverkusen membuat kualitas skuad asuhan Leitl dipertanyakan. Pasalnya, setelah dipromosikan ke Bundesliga, mereka mendatangkan beberapa pemain baru. Sebut saja mantan pemain timnas Belanda, Jetro Willems dan Nick Viergever. Ada lagi Sebastian Griesbeck, Max Christiansen, Jeremy Dudziak, hingga Nils Seufert. 

Viergever, Dudziak, dan Griesbeck memiliki biaya gabungan 1,1 juta pounds (Rp1,1 triliun). Sementara Willems, Christiansen dan Seufert didatangkan dengan status free agent. Sebagai imbalannya, klub kehilangan gelandang, Anton Stach, dan pemain timnas Jerman, David Raum.

Satu-satunya pemain terbaik Greuther hanyalah Christiansen. Pemain berbakat yang datang dari tim Liga 3, Waldhof Mannheim, itu sekarang diminta bertindak sebagai playmaker di lini tengah. Sementara Willems memainkan sebagian besar pertandingan sebagai bek kiri seusai menghabiskan enam bulan di bangku cadangan Eintracht Frankfurt.

"Tidak ada yang menyangka bahwa kami akan tertinggal terlalu jauh,"kata Leitl baru-baru ini, dilansir BBC Sport.

Leitl juga menegaskan kembali bahwa dia tidak akan mengubah gaya timnya setelah beberapa kritikus menyarankan agar Greuther memilih taktik parkir bus ala Jose Mourinho dibanding bermain sepakbola menyerang. Di matanya, itu adalah DNA tim untuk bergerak maju dan tidak hanya bertahan.

Karena itu, Leitl dan manajemen klub memutuskan untuk berbenah secepatnya sebelum paruh kedua musim 2021/2022 diselenggarakan. Bahkan, klub memutuskan mempersingkat liburan Natal para pemain. Mereka sudah kembali berlatih pada 27 Desember 2021 dan tidak ada pesta Tahun Baru yang diselenggarakan.

Secara tradisi Bundesliga menjadi salah satu kompetisi papan atas Eropa yang memilih opsi jeda musim dingin. Setelah menjalani pertandingan terakhir pada 18 Desember 2021, liga akan kembali berlangsung pada 7 Januari 2021. Itu artinya libur tiga pekan!

(atmaja wijaya/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network