Fenomena Pemain Liga 2 Hijrah ke Liga 1 Setelah Kompetisi Berakhir, Kok Bisa?

"Jadi, sebenarnya bagaimana aturan perpindahan pemain di Liga Indonesia yang sebenarnya?"

Analisis | 04 January 2022, 22:05
Fenomena Pemain Liga 2 Hijrah ke Liga 1 Setelah Kompetisi Berakhir, Kok Bisa?

Libero.id - Jika anda perhatikan, kompetisi sepakbola di Indonesia musim ini berlangsung cukup aneh. Ketika Liga 1 baru akan memasuki putaran kedua, Liga 2 dan Liga 3 sudah selesai. Akibatnya, beberapa pemain memutuskan pindah ke klub Liga 1.

Normalnya, kompetisi di sebuah negara berlangsung dalam periode waktu yang sama. Contohnya di Inggris musim ini. Liga Premier, Championship, League One, atau League Two berlangsung dalam rentang waktu Agustus 2021 hingga Mei 2022. Hanya tanggal berakhirnya saja yang berbeda.

Dalam kondisi seperti itu, pemain yang baru saja menyelesaikan kompetisi dengan klub Liga Premier misalnya, tidak akan bisa bermain di Championship di musim yang sama. Mereka hanya bisa pindah klub atau pindah kasta hanya dalam dua jendela transfer, musim panas dan musim dingin. 

Jendela transfer dibagi berdasarkan waktu sehingga perpindahan hanya mungkin terjadi pada Juni, Juli, Agustus serta Januari setiap tahunnya. Dan, itu berlaku universal. Tidak hanya diterapkan untuk Liga Premier atau Championship saja, melainkan juga seluruh Inggris. 

Nah, yang terjadi di sepakbola Indonesia musim ini benar-benar aneh dan diluar pakem. Bayangkan, pemain seperti Beto Goncalves, Fabiano Beltrame, Sandi Darma Sute, Irfan Jauhari, Alfath Fathier, hingga Yoo Hyun-goo memutuskan bergabung ke klub Liga 1 setelah Persis Solo menjuarai Liga 2. 

Kok, bisa? Entahlah. "Kami mendapatkan rekomendasi dari tim pelatih, dan kami menindaklanjutinya. Seusai final Liga 2, upaya rekrutmen keduanya kami intensifkan. Alhamdulillah klub lamanya dan pemain bersangkutan memutuskan berjodoh dengan Arema," kata Presiden Arema, Gilang Widya Pramana, saat mengumumkan perekrutan Fabiano dan Sandi, dilansir situs resmi PT LIB.

Fabiano bukan sosok yang asing bagi Arema. Dia pernah memperkuat Singo Eedan pada 2015. Sementara Sandi dikenal sebagai gelandang energik. "Kami optimistis keduanya segera padu dengan karakter Singo Edan di bawah arahan pelatih kami (Eduardo Almeida)," tambah Gilang.

Hal yang kurang lebih sama juga diungkapkan Irfan setelah bergabung dengan Persija Jakarta. "Persija adalah tim besar. Tentu saya sangat bersyukur bisa bergabung dengan tim kebanggaan Ibu Kota. Saya akan berusaha sekuat tenaga untuk dapat membantu Persija memperbaiki peringkat di klasemen,"kata Irfan.

Mengapa hal seperti ini terjadi? Itu karena regulasi dari PSSI yang cukup aneh. Pertama, kompetisi tidak dilangsungkan dalam periode waktu yang sama. Bayangkan, Liga 1 baru memasuki putaran kedua. Sementara Liga 2 dan Liga 3 sudah selesai. 

Kedua, jendela transfer di kompetisi Indonesia benar-benar aneh dan berbeda dari pakem yang selama ini berlaku di dunia. Jika normalnya didasarkan pada waktu, yaitu dengan istilah musim dingin dan musim panas, maka di Indonesia berlandaskan pada kompetisi.

Di Liga Indonesia, transfer window yang berlaku untuk Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 memiliki periode waktu berbeda. Liga 1 misalnya, hanya ada dua kali jendela transfer. Sementara Liga 2 dan Liga 3 bisa tiga kali, yaitu awal putaran pertama, awal putaran kedua, jelang babak delapan besar. 

Meski berdasarkan kompetisi, anehnya pemain bisa berpindah antarkasta. Akibatnya seperti yang dialami pemain-pemain seperti Beto, Fabiano, Irfan, dkk. Bahkan, bisa saja pemain tampil membela empat klub berbeda dalam satu musim kompetisi. Aneh!

(andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network