Beberapa Jam Sebelum Mali vs Tunisia, Kelompok Separatis Serang Militer Kamerun

"Gangguan keamanan saat Piala Afrika bukan kali ini saja terjadi."

Berita | 12 January 2022, 22:56
Beberapa Jam Sebelum Mali vs Tunisia, Kelompok Separatis Serang Militer Kamerun

Libero.id - Kekhawatiran serangan kelompok bersenjata yang akan menganggu kemeriahan Piala Afrika 2021 akhirnya terbukti. Sesi latihan Mali jelang laga perdana versus Tunisia di Limbe, Rabu (12/1/2022) pagi waktu setempat, ditangguhkan setelah terjadi kontak tembak antara militer dengan kelompok pemberontak Limbe, Ambazonia. 

Laporan media-media Kamerun yang dilansir Daily Mail menyatakan kelompok bersenjata yang ingin memisahkan diri dari Kamerun itu melakukan serangan di Limbe. Itu adalah kota di barat Kamerun, yang mayoritas warganya berbahasa Inggris.

Serangan itu terjadi hanya beberapa jam sebelum pertandingan antara Mali dan Tunisia digelar pada sore harinya. Akibatnya, Mali harus menunda sesi pemanasan hingga situasinya normal. Beberapa bintang Liga Premier seperti Yves Bissouma dan Moussa Djenepo termasuk diantara mereka yang berada di Kamerun bersamaMali.

Menurut laporan, dua orang tewas dalam baku tembak tersebut. Sementara lima lainnya terluka. Saksi mata menyebut serangan menyasar sebuah pos militer di jalan menuju pusat kota Limbe.

"Mali telah menangguhkan latihannya dan meninggalkan stadion. Dua warga sipil (pria) ditemukan tewas di Pasar Buea Central menyusul baku tembak antara Ambazonia dengan pasukan pemerintah," tulis pernyataan resmi pemerintah setempat, dikutip Daily Mail.

Ambazonia keberatan dengan penyelenggaraan pertandingan Piala Afrika di bagian barat negara itu. Dan, mereka telah mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Sebab, sebelumnya mereka juga mengancam akan melakukan kekerasan jika turnamen tetap diselenggarakan di Limbe.

Berbicara kepada Daily Mail, Blaise Chamango, seorang pekerja hak asasi manusia di daerah itu, memberi penjelasan. "Ada tembakan pagi ini di sekitar kota. Kami juga mendapat informasi ada alat peledak rakitan di pasar. Kelompok (separatis) dan pasukan keamanan bertempur di daerah itu," ujar Chamango. 

Ambazonia adalah sebuah kelompok bersenjatan di Kamerun Barat yang sudah eksis sejak 50 tahun lalu. Mereka ingin mendirikan negara merdeka karena merasa didiskrimasi oleh pemerintah pusat. Itu karena Limbe menggunakan Bahasa Inggris, sementara Kamerun pada umumnya Bahasa Prancis.

Dan, gangguan keamanan seperti ini bukan pertama terjadi. Hampir setiap edisi selalu ada masalah. Contohnya, pada 2010 di Angola saat gerilyawan Cabinda menyerang bus yang mengangkut Emannuel Adebayor dan teman-temannya pemain Togo. 

(andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network