Setelah Stadion dan Kamera TV, Kick-off Liga 1 Tengah Malam Dikeluhkan

"Bayangkan, pemain baru bisa istirahat setelah sholat Subuh?"

Analisis | 18 January 2022, 15:20
Setelah Stadion dan Kamera TV, Kick-off Liga 1 Tengah Malam Dikeluhkan

Libero.id - Seri keempat Liga 1 2021/2022 kembali banjir keluhan. Setelah masalah ruang ganti stadion dan sudut pengambilan gambar siaran langsung televisi bisa diatasi, masalah lain muncul, yaitu waktu kick-off pertandingan seri keempat yang ekstrim. 

Kompetisi sepakbola kasta tertinggi di Indonesia musim ini sudah memasuki putaran kedua. Dan, pertandingan dilaksanakan sejak awal bulan ini di Bali. Seperti biasa, beberapa stadion disiapkan untuk menjadi tempat pertarungan 18 klub terbaik anggota PSSI.

Untuk seri keempat, PT Liga Indonesia Baru (LIB) menyiapkan Stadion Kapten I Wayan Dipta, Stadion I Gusti Ngurah Rai, dan Stadion Kompyang Sujana. Masalahnya, hanya Stadion Dipta yang layak digunakan untuk pertandingan sekelas Liga 1 karena dua stadion lain sebenarnya hanya diproyeksikan untuk tempat latihan di Piala Dunia U-20 2023.

Akibatnya, keluhan datang. Pertama, ruang ganti yantg sempit. Kedua, kualitas siaran langsung yang buruk karena sudut pengambilan gambar terlalu rendah sehingga sangat berdampak pada kenyamanan penonton televisi.

Ketika dua keluhan dari pemain dan penonton sudah bisa teratasi, meski tidak sempurna, masalah ketiga yang tak kalah rumit muncul. Itu terkait jadwal pertandingan yang dianggap kurang manusiawi dan hanya mengejar rating televisi. 

Seperti seri-seri sebelumnya, pertandingan Liga 1 dibagi dalam tiga paket waktu. Pertandingan pertama digelar pukul 15.15 WIB, kedua pukul 18.15 WIB, dan ketiga pukul 20.45 WIB. Berhubung pertandingan digelar di Bali, maka waktunya mundur satu jam (WITA). 

Bagi pertandingan pukul 15.15 WIB (16.15 WITA) dan 18.15 WIB (19.15 WITA) tidak ada masalah. Tapi, untuk pertandingan ketiga pukul 20,45 WIB (21.45 WITA), benar-benar membuat banyak klub mengeluh. Kick-off pukul 21.45 berarti pertandingan berakhir pukul 23.30 WITA!

Dari pertandingan berakhir hingga meninggalkan stadion, dibutuhkan waktu 1-2 jam. Itu karena pemain harus berganti pakaian. Di saat bersamaan pelatih dan kapten tim (utusan pemain) harus menghadiri sesi konferensi pers. Jadi, umumnya pemain meninggalkan stadion pada pukul 00.30-01.00 WITA.

Jika hotelnya dekat, mereka hanya akan membutuhkan waktu 10-15 menit. Tapi, jika hotelnya jauh daru stadion, waktunya bisa 30 menit-1 jam. Artinya, pemain baru bisa istirahat pukul 02.00-03.00 WITA. "Pukul 3 pagi baru selesai aktivitas," kata dokter tim PSIS Semarang, Alfan Nur Asyhar, dalam wawancara dengan Metro TV.

"Pola makan, pola istirahat, pola pemulihan berubah. Bikin pemain tumbang. Ada yang flu karena lelah. Banyak yang sakit. Di PSIS ada yang impus vitamin. Susah adaptasi karena tidak bisa latihan malam. Butuh adaptasi. Ada yang mengeluh capek susah tidur," tambah Dokter Alfan.

Seperti yang dikatakan Dokter Alfan, masalah ini sebelumnya dikeluhkan Robert Alberts dari Persib Bandung. Begitu pula Andik Vermansah dari Bhayangkara FC. Bahkan, andik menyebut dirinya sering baru bisa tidur setelah sholat Subuh.

"Sebelum bertanding, kerjanya tidur terus. Bangun hanya untuk makan dan meeting. Bangun jam 9, recovery, terus tidur lagi. Supaya cepat recovery, berendam air es dan minum vitamin," ujar Andik kepada Kompas TV.

Anehnya, PT LIB tampaknya tidak berniat mengubah jadwal kick-off. Alasannya, terkait kontrak dengan pemegang hak siar televisi yang menginginkan laga berlangsung saat "prime time". 

"Sementara ini kami juga sudah berkomunikasi juga dengan klub bahwa ini (waktunya) WITA (Indonesia Tengah). Jadi, konsekuensinya pasti malam karena memang harus menyesuaikan jadwal broadcast dan lain sebagainya," kata Direktur operasional PT LIB, Sudjarno.

Lalu, apa dampak kesehatannya? Beraktivitas hingga larut malam, apalagi olahraga, sebenarnya tidak baik untuk tubuh. Sebab, ketika malam hari, irama tubuh itu harus sudah di tahap relaksasi untuk istirahat. Untuk olahraga, waktu yang paling tepat itu pagi dan sore hari. 

Ini akan mempengaruhi metabolisme tubuh. Dan, bukan tidak mungkin pemain rentan cedera. Bahkan, menyebabkan gangguan jantung. "Teman-teman klub lain mengeluhkan hal yang sama. Pemain tidak muncul sarapan jam 8 pagi. Pemain baru muncul jam 11 jam 12. Lalu, kembali ke kamar istirahat. Kasihan mereka," pungkas Dokter Alfan.

(andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network