Kisah Naturalisasi Pemain Junior Brighton Jadi Kontroversi di Malaysia

"Cerita dari negeri tetangga, apa yang terjadi?"

Berita | 19 January 2022, 12:52
Kisah Naturalisasi Pemain Junior Brighton Jadi Kontroversi di Malaysia

Libero.id - Usai gagal total di Piala AFF 2020, timnas Malaysia tengah gencar-gencarnya untuk melakukan proses naturalisasi terhadap pemain yang masih punya jejak keturunan Malaysia.

Dan salah satu nama yang masuk list ialah Jaami Qurashi, pemain berusia18 tahun jebolan tim junior klub Liga Premier Inggris, Brighton & Hove Albion.

Namun sialnya, proses itu terhambat oleh masalah administratif  Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) menyatakan orang tua Qurashi ingin sang anak mendapat kewarganegaraan Malaysia tanpa melakukan evaluasi secara teknis.

Dan secara tegas FAM tidak mengindahkan hal tersebut dan tetap berpegang pada aturan yang berlaku.

"Sebagai badan sepak bola negara, FAM tidak akan berkompromi soal aturan, pedoman, dan hukum soal proses karantina Covid-19 dan status kewarganegaraan untuk semua individu dalam tataran umur untuk timnas," ujar Sekjen FAM, Mohd Saifuddin Abu Bakar.

Dilansir dari Bernama, FAM sudah berusaha berdiskusi dengan keluarga Qureshi sejak tahun 2020 bahkan sebelum Piala Asia U-19. FAM telah bertemu ayah dari sang pemain, Perviz Qureshi, dan Manajer Akademi Brighon, John Morling, pada Juni 2020.

Pada awal Juli Perviz melarang Jaami ke Malaysia karena periode karantina Covid-19 yang lama dan menyarankan FAM langsung memproses sang anak menjadi warga negara Malaysia. Perviz juga tidak memberi izin FAM mengirim staf teknik untuk mengukur kemampuan Jaami secara langsung.

"Jelas tidak benar jika FAM dituduh tidak mengambil tindakan apapun. Sekjen telah berinisiatif bertemu keluarga Qureshi pada 2020 namun karena beberapa hal usaha untuk memberi kewarganegaraan Malaysia pada Jaami tidak terwujud," imbuhnya.

FAM juga menyebut Jaami, yang memiliki darah Malaysia dan Irak, tidak bisa dinaturalisasi karena tidak bisa hadir di Malaysia guna proses dokumentasi, pembuatan kartu identitas, dan paspor. Selain itu Jaami tidak bisa memenuhi permintaan berkomitmen dengan pilihan membela timnas Malaysia, dan enggan menjalani tes kemampuan.

Dan sisi menjengkelkannya bagi Malaysia ialah ketika Jaami memutuskan untuk memilih Irak.


"Saat ini Jaami sudah memilih menjadi warga negara Irak, kami berharap yang terbaik untuknya," pungkas Mohd Saifuddin.

(gigih imanadi darma/gie)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network