Liga Prancis Resmi Dihentikan, Bagaimana Penentuan Juara?

"Siapa yang degradasi juga masih tanda tanya."

Berita | 29 April 2020, 05:09
Liga Prancis Resmi Dihentikan, Bagaimana Penentuan Juara?

Libero.id - Ligue 1 dan Ligue 2 musim 2019/20 secara resmi dihentikan mengukuti larangan dari pemerintahan Prancis terkait event olahraga hingga bulan September mendatang. Hal ini diungkapkan langung dari Perdana Menteri Prancis, Edouard Philippe yang memutuskan agar seluruh event olahraga dihentikan untuk mengurangi penyebaran virus coroana.

Dari FFF ( Fédération Française de Football ) sendiri selaku badan sepak bola Prancis berharap seluruh Liga di Negri Eiffel itu bisa dilanjutkan pada 17 Juni dengan tanggal 25 Juli sebagai penutupan. Ligue 1 dan 2 sudah ditangguhkan sejak per tanggal 13 Maret  lalu tanpa batas waktu yang ditentukan.

Dilansir dari BBC Sports, Ligue de Football Professional (LFP) yang merupakan pihak penyelenggara Ligue 1 masih belum memutuskan apakah Ligue 1 musim 2019/20 akan memilki juara atau pun akan ada tim yang terdegradasi dari liga. Di negara Oranje, pihak KNVB memutuskan untuk tidak ada juara ataupun tim yang terdegradasi.

Juara bertahan saat ini, Paris St-Germain masih unggul 12 poin dari Marseille di klasemen Ligue 1 dengan raihan 68 poin menyisahkan setidaknya 11 pertandingan lagi untuk menyelesaikan musim.

Di dasar klasemen, Amiens dan Toulouse adalah dua tim terbawah dengan raihan masing-masing 23 dan 13 poin. Sementara Nimes yang ada di posisi 18 berada di zona play-off , zona yang menentukan nasib mereka di Ligue 1 bila format juara dan degradasi diterapkan.

Terkait dengan keputusan dari perdana mentri Prancis, presiden klub PSG, Nasser Al-Khelaifi angkat bicara soal keputusan tersebut,

"Kami tentu saja menghormati keputusan pemerintah Perancis. Di urusan lain, kami berencana untuk bersaing di Liga Champions dengan kesepakatan UEFA, kami akan siap di mana pun dan kapan pun diadakan. Jika tidak mungkin bermain di Prancis, kami akan memainkan pertandingan kami di luar negeri dengan syarat terbaik untuk pemain kami dan keselamatan semua staf kami " ujar Nasser.

Sementara di Ligue 2, lima tim teratas yang memiliki peluang lolos ke Ligue 1 musim depan dengan FC Lorient dan Lens yang saat ini menempati posisi 1 dan 2 akan mengalami keruguan secara regulasi jika mereka tidak dipromosikan. Ini sama halnya dengan beberapa tim di Liga Belanda yang merasa dirugikan dengan keputusan KNVB terkait tim yang terdegradasi.

Sebelumnya, LFP telah mengadakan pertemuan dengan seluruh klub di Prancis pada 10 April dan memutuskan untuk melanjutkan Liga seperti yang dijelaskan di awal. Tetapi, keluarnya pernyaataan dari pihak otoritas setempat melalui Edouard Philippe selaku perdana mentri, mengubah segalanya,

"Musim 2019-20 musim olahraga profesional, termasuk sepak bola, tidak akan dapat dilanjutkan. Adalah mungkin, pada hari-hari yang cerah untuk mempraktikkan aktivitas olahraga individu di luar ruangan dengan menghormati aturan jarak sosial. Tetapi, tidak memungkinkan untuk berlatih olahraga di tempat tertutup, maupun tim ataupun olahraga yang bersentuhan kontak secara langsung" jelas Edouard Philippe kepada masyarakat Prancis.

Javier Tebas selaku presiden La Liga Spanyol sedikti heran dengan keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah Prancis,

 "Saya tidak mengerti mengapa ada lebih banyak bahaya dalam bermain sepak bola tanpa penonton, dengan semua tindakan pencegahan, daripada bekerja di jalur perakitan, berada di kapal nelayan di laut lepas, dll”

"Jika sektor-sektor ekonomi penting tidak dapat memulai kembali, dengan cara yang aman dan terkendali, mereka bisa berakhir menghilang. Itu bisa terjadi pada sepakbola profesional. Di negara-negara lain tim sudah berlatih, itu adalah contoh untuk diikuti “ ujar Tebas.

"Di Spanyol, sepak bola adalah pendorong ekonomi yang sanag penting untuk perlu kita aktifkan kembali seperti yang lainnya. Kami terus fokus pada pengaktifan kembali ini, dengan cara yang bertanggung jawab dan mematuhi rekomendasi kesehatan, sesegera mungkin "

Di Belgia, KBVB  dan penyelenggara Jupiler Pro League sudah memutuskan tim mana yang akan menjadi juara dan tim mana yang akan terdegradasi dengan menyertakan klub mana saja yang berhak ke Eropa musim depan.

Terlepas dari keputusan yang tidak memuaskan beberapa tim/klub di Belanda, Just Spee selaku presiden KNVB mengatakan kepada BBC Sport bawah dirinya “sangat ragu “ jika Liga Premier musim 2019/20 dapat diselesaikan melihat kondisi yang seperti ini.

UEFA sendiri akan menentukan klub mana saja yang akan mewakili negaranya dikompetisi Eropa jika Liga domestik di masing-masing negara tidak dapat diselesaikan. Ceferin dan jajaran pimpinan UEFA merasa perlu untuk memilih klub mana saja yang berhak lolos ke kompetisi Liga Champions dan Liga Eropa musim depan.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network