Kisah Sandy Walsh Belajar Bahasa Indonesia dari Google Translate

"Ingin menjadi orang Indonesia seutuhnya, bukan hanya hitam di atas putih. Salut!"

Biografi | 15 February 2022, 03:59
Kisah Sandy Walsh Belajar Bahasa Indonesia dari Google Translate

Libero.id - Keinginan Sandy Walsh untuk menjadi WNI tampaknya bukan hanya hitam di atas putih saja. Pemain KV Mechelen itu benar-benar ingin menjadi orang Indonesia seutuhnya. Terbukti, dia sudah enam bulan belajar Bahasa Indonesia, meski melalui Google Translate.

Walsh menjadi salah satu dari empat pemain keturunan Indonesia di luar negeri yang diajukan Shin Tae-yong ke PSSI untuk diberi paspor Garuda. Tiga pemain lain adalah Jordi Amat, Mees Hilgers, dan Kevin Diks Bakarbesi.

Sayangnya dari empat pemain itu, dua nama terkendala masalah keluarga. Orang tua Hilgers dan Diks ternyata kurang berkenan melihat anaknya membela Indonesia. Itu bisa dimaklumi mengingat latar belakang keluarga keduanya yang merupakan orang-orang Maluku di pengasingan, yang melarikan diri dari Indonesia pada 1950-an setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda pada 27 Desember 1949.

Meski kehilangan Diks dan Hilgers, PSSI berhasil mendapatkan kabar baik tentang Walsh dan Amat. Proses naturalisasi kedua pemain Liga Belgia itu sudah mencapai 90 persen. Jika tidak ada halangan, keduanya bisa memperkuat Indonesia tahun ini. Paling cepat pada jeda internasional 21-29 Maret 2022.

Untuk menunjang keinginan menjadi orang Indonesia sepenuhnya, Walsh ternyata sudah mempersiapkan segalanya sejak lama. Langkah awal adalah belajar Bahasa Indonesia. Bahkan, bek kanan berusia 29 tahun tersebut tidak sungkan menggunakan Google Translate.

Cerita kerja keras Walsh untuk mencintai negeri leluhurnya disampaikan dalam wawancara dengan salah satu media Belgia, Gazet van Antwerpen. Dalam tulisan yang terbit akhir pekan lalu, terungkapkap fakta unik tentang hal tersebut.

"Baru saja selesai latihan Bahasa Indonesia, kebetulan sekali ya. Saya sudah tahu dasar-dasarnya (Bahasa Indonesia). Tapi, kalau saya mau membagikan sesuatu di media sosial, saya masih harus memakai Google Translate," kata Walsh kepada jurnalis GVA yang menemuinya.

Dia mengaku sudah enam bukan belajar Bahasa Indonesia secara intensif, meski keinginan membela tim Garuda sudah sangat lama. "Impian ini mulai muncul di tahun terakhir saya bersama KRC Genk pada 2017. Sekarang, ada Shin Tae-yong yang benar-benar mempercayai saya," ujar Walsh.

"Jadi, di setiap pertemuan dengan petinggi FA Indonesia (PSSI), dia (Shin Tae-yong) selalu menyinggung hubungan koneksi (darah) saya (dengan Indonesia)," tambah pemain yang memiliki hak untuk membela Belgia, Inggris, Irlandia, Swiss, Belanda, Indonesia, Afrika Selatan, hingga Somalia itu.

Lebih lanjut, Walsh menjelaskan bahwa dirinya harus realistis dengan waktu membela Indonesia. Meski bulan depan ada FIFA matchday, dia merasa prosesnya belum akan selesai. Jadi, Walsh sangat berharap bisa tampil saat Kualifikasi Piala Asia 2023 pada 8-14 Juni 2022.

"Akan ada tiga pertandingan yang akan menentukan ke Piala Asia. Itu adalah fase terakhir kualifikasi. Itu kesempatan besar setelah terakhir kali berpartisipasi pada 2007. Jelas, itu akan menjadi tantangan tersendiri. Tapi, tiga laga itu (kemungkinan) digelar di Indonesia," ungkap Walsh.

Jika waktunya tiba, Walsh menyebut keluarganya menyatakan akan terbang ke Jakarta. "Ya, Keluarga saya sudah menyatakan mau ke sana (Indonesia). Itu akan menjadi momen membanggakan saat saya menjalani debut," beber Walsh.

Uniknya, Walsh juga mengaku mengajak Amat belajar Bahasa Indonesia bersama. Bahkan, jika panggilan itu datang, mereka sudah berjanji akan terbang bersama dari Belgia ke Indonesia. "Ya, saya mengajaknya belajar bersama. Ini akan menyenangkan memiliki teman dalam penerbangan yang panjang (ke Jakarta)," pungkas Walsh.

(andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network