Momen Parlemen dan PM Inggris Bahas Boikot Final Liga Champions di Saint Petersburg

"Apakah sepakbola jadi alat penekan yang efektif? Semoga ada solusi damai."

Viral | 24 February 2022, 00:30
Momen Parlemen dan PM Inggris Bahas Boikot Final Liga Champions di Saint Petersburg

Libero.id - Pengakuan Presiden Vladimir Putin terhadap dua provinsi di Ukraina yang memberontak dan masuknya militer Rusia ke negara tetangga membuat masa depan final Liga Champions di Saint Petersburg terancam. Perlemen Inggris dan Perdana Menteri Boris Johnson bahkan secara khusus membahas kasus ini.

Final Liga Champions dijadwalkan pada 28 Mei 2022 di salah satu venue Piala Dunia 2018, Krestovsky Stadium di Saint Petersburg. Ini menjadi final kedua di Negeri Beruang Merah setelah Luzniki Stadium, Moscow, pada 2007/2008.

Tapi, dengan perkembangan politik terbaru di Ukraina yang melibatkan Rusia, UEFA bisa saja mencabut hak Saint Petersburg dan memindahkannya ke negara lain. Apalagi sanksi dari negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat  sudah dijatuhkan kepada Rusia. Dan, itu memiliki implikasi berat di segala bidang.

Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss, telah meminta tim-tim Inggris untuk memboikot final  Liga Champions. Klub-klub besar seperti Manchester United,  Liverpool, Manchester City, dan juara bertahan Chelsea diharapkan segera mendesak UEFA agar memindahkan venue final.

"Jika saya berada di posisi itu (klub sepakbola), saya akan memboikotnya. Saya pribadi tidak ingin bermain dalam pertandingan sepakbola di Saint Petersburg mengingat apa yang telah dilakukan negara itu," kata Truss kepada BBC.

Masalah antara Rusia dengan Ukraina sebenarnya sudah berlangsung sejak 2013 ketika terjadi demonstrasi besar-besaran di Kiev. People power yang berhasil menjungkalkan Presiden Victor Yanukovych direspons Rusia dengan aneksasi Crimea serta mendukung separatisme di Donetsk dan Luhansk.

Dalam satu bulan terakhir, ketegangan semakin meningkat ketika militer Rusia menggelar latihan perang di perbatasan dengan Ukraina, baik di timur maupun di utara dengan Belarus.

Puncaknya, Presiden Putin mengakui kemerdekaan wilayah yang mengklaim bernama Republik Rakyat Luhansk (LNR) dan Republik Rakyat Donetsk (DNR). Pengakuan itu diikuti dengan pengiriman militer Rusia ke Donbass dengan dalih menjaga perdamaian.

Langkah Rusia dinilai oleh masyarakat internasional, khususnya negara-negera barat, sebagai bentuk invasi kepada sebuah negara merdeka yang berdaulat menurut hukum internasional. Akibatnya, sanksi dijatuhkan.

Inggris mengumumkan memberlakukan sanksi terhadap Rusia dengan melarang tiga miliarder Rusia memasuki Inggris. Bank yang memiliki aset orang-orang dari Rusia juga akan dibekukan. Kemungkinan besar termasuk aset bos besar Chelsea, Roman Abramovich. 

Keputusan itu diambil setelah PM Johnson melakukan debat dengan parlemen Inggris. Dalam sidang tersebut, pembicaraan bukan hanya tentang sanksi ekonomi maupun politik. PM Johnson dan para anggota parlemen juga menyinggung olahraga, khususnya final Liga Champions. 

Dalam sebuah rekaman yang viral di akun Sky Sports, seorang anggota parlemen meminta PM Johnson mendesak UEFA untuk memindahkan final Liga Champions dari Saint Peterseburg ke negara lain sebagai bentuk tekanan paling keras kepada Presiden Putin.

"Ketua (parlemen), tentang masalah olahraga ini (final Liga Champions), saya sudah mengatakan sebelumnya. Saya katakan sudah seharusnya ajang sepakbola besar tidak bisa digelar di Rusia. Setelah saya mengatakan itu, invasi terhadap negera berdaulat terjadi," jawab PM Johnson.

Jika benar-benar dipindah, di mana final akan digelar? Sejumlah media Inggris menyebut London Stadium. Itu adalah Stadion Olimpiade 2012 yang sekarang digunakan West Ham United. 

(atmaja wijaya/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network