Libero.id - Pelatih kepala Ajax, Erik ten Hag mengakui dia meninggalkan Benfica dengan perasaan campur aduk setelah timnya dua kali kehilangan keunggulan di leg pertama babak 16 besar Liga Champions.

Dusan Tadic membuka skor di Estadio da Luz untuk raih catatan yang sama dengan Kylian Mbappe dan Riyad Mahrez sebagai satu-satunya pemain dengan 10 lebih gol dan assist di kompetisi ini sejak awal musim 2018-19.

Empat menit yang kacau-balau kemudian diikuti oleh Sebastian Haller, yang menjadi pemain pertama yang mencetak gol dan gol bunuh diri dalam pertandingan sistem gugur Liga Champions sejak Dries Mertens pada Maret 2017.

Tandukan Roman Yaremchuk di menit-menit akhir setelah penyelamatan Remko Pasveer yang tidak sempurna memastikan hasil imbang 2-2 menuju leg kedua, yang membuat Ten Hag frustrasi.

Dia mengatakan kepada outlet Belanda Ziggo Sport setelah pertandingan "Saya di sini dengan perasaan campur aduk karena kami terlalu mudah memberikan gol, sementara kami sendiri menciptakan lima peluang bersih."

"Jika salah satu dari itu masuk, itu akan menjadi 3-1 dan kami akan menang. Anda benar-benar tidak akan mendapatkan sepuluh peluang penyelesaian di level Eropa. Kami seharusnya menangani peluang dengan lebih baik."

"Jika Anda memimpin 2-1, Anda tidak bisa membiarkan diri Anda dilawan,” lanjutnya.  

"Setidaknya satu bek lagi seharusnya tetap di belakang."

Kapten Dusan Tadic, yang terlibat dalam 28 gol (10 gol, 18 assist) hanya dalam 31 penampilan musim ini, dia juga menyuarakan pendapat pelatihnya.

"Kami memiliki peluang untuk menang. Itu tidak terjadi dan itulah mengapa saya sedikit kecewa," kata Tadic kepada saluran televisi Belanda RTL 7.

"Kami harus memperbaiki ini di kandang. Saya pikir kami seharusnya berbuat lebih banyak, terutama ketika kami memimpin 2-1. Sayangnya, itu tidak berhasil."

Ajax akan berusaha menebus kesalahan karena menyia-nyiakan keunggulan ketika mereka menjamu Benfica pada 15 Maret.

(wigih pambudi/wp)