Cari pengganti Lionel Messi, Argentina Lacak Pemain Keturunan di Eropa

"Cara yang sama dilakukan Indonesia. Bedanya, di Argentina tidak ada yang nyinyir."

Analisis | 12 March 2022, 19:11
Cari pengganti Lionel Messi, Argentina Lacak Pemain Keturunan di Eropa

Libero.id - Penampilan Lionel Messi yang menurun bersama Paris Saint-Germain (PSG) dan usia yang tak lagi muda membuat Pelatih tim nasional Argentina, Lionel Scaloni, mulai menyiapkan penerus. Buktinya, tujuh pemain remaja dipanggil untuk pelatnas persiapan laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona CONMEBOL. 

Argentina akan menghadapi Venezuela dan Ekuador, akhir bulan ini. Pertandingan tidak akan berpengaruh karena La Albiceleste sudah memastikan tiket ke Qatar pada November-Desember 2022. 

Jadi, sebagai bagian dari upaya regenerasi skuad, tujuh wajah baru termasuk Alejandro Garnacho dari Manchester United dipanggil. Tentu saja, Scaloni tidak mungkin berharap pada sentuhan magis Messi selamanya. Itu karena La Pulga kini sudah berusia 34 tahun. Bisa jadi, Piala Dunia akan jadi panggung terakhirnya.

Scaloni memang masih memasukkan Messi dan teman-temannya, termasuk Angel di Maria dan Emiliano Martinez. Tapi, ada juga beberapa nama yang mengejutkan dan memang asing. 

Para pendukung Argentina sampai harus mencarinya di Google untuk mengetahui pemain-pemain baru seperti Alejandro Garnacho, Nicolas Paz, Tiago Geralnik, dan Matias Soule. Mereka merupakan tujuh pemain muda yang tidak hanya bermain di luar Argentina, melainkan juga dianggap memiliki prospek cerah.

Munculnya wajah-wajah segar ini bukanlah kebetulan, melainkan hasil dari proyek pencarian bakat selama setahun yang dikoordinasikan para petinggi sepakbola Argentina.

Pada 2021, Asosiasi Sepakbola Argentina (AFA) membentuk Departemen Pemandu Bakat Internasional. Pemimpinnya adalah Juan Martin Tassi, pemilik gelar Doktor Ilmu Olahraga dari University of Extremadura di Spanyol dan sebelumnya menjadi pelatih fisik untuk beberapa tim top Argentina.

Di bawah pengawasannya, dan bekerja bersama Koordinator Divisi junior AFA, Bernardo Romeo, departemen ini telah mencatat tidak kurang dari 300 pemain muda di bawah usia 20 tahun. Semuanya bermain di Eropa, dan dinilai memenuhi syarat untuk membela La Albiceleste.

"Angka itu terus berubah karena kami masih terus mencari mereka ke seluruh dunia," jelas Tassi dalam sebuah wawancara dengan Doble Amarilla.

Pekerjaan sehari-hari Departemen adalah menjelajahi Eropa untuk mencari bintang potensial di masa depan. Mereka memetakan klub dan negara tempat pemain-pemain muda itu berada. Mereka mengidentifikasi pemain muda itu, melakukan kontak dengan sang pemain serta klub, dan menawarkan bermain untuk Argentina.

"Dalam kasus kami kami beruntung karena dalam banyak kasus, anak-anak muda itu akhirnya menunjukkan bahwa mereka tertarik untuk menerima telepon untuk menjadi bagian dari tim nasional," kata Tassi.

Contohnya, Garnacho. Pemain berusia 17 tahun itu lahir di Madrid dari ayah Spanyol dan ibu Argentina. Pada 2020, dia bergabung dengan Akademi Setan Merah setelah bersinar di Atletico Madrid. Sebelumnya, dia membela Spanyol di level junior. Jadi, La Albiceleste harus bergerak cepat untuk mengikatnya di laga senior agar tidak kembali ke Spanyol.

Pemain lain dalam daftar juga memiliki hubungan yang kuat dengan Argentina, meski lahir dan tinggal di luar negeri. Carboni bersaudara, Valentin dan Franco, masing-masing berusia 17 dan 18 tahun. Mereka merupakan bagian dari tim muda Inter Milan. Mereka adalah putra Ezequiel Carboni, yang pernah bermain untuk FC Salzburg (Red Bull) dan Catania. 

Ada lagi Paz. Pemain muda di La Fabrica milik Real Madrid itu lahir di Tenerife, Spanyol. Sama seperti Garnacho, AFA harus bergerak cepat sebelum Paz berubah pikiran untuk membela Spanyol.

Nah, dari ketujuh pemain itu, yang paling terkenal adalah Luka Romero. Dia juga berasal dari keluarga sepakbola. Romero lahir di Meksiko dari ayah Argentina. Ayahnya, Diego Romero, telah menghabiskan hampir seluruh hidupnya di Eropa dengan membela berbagai klub.

Romero menghebohkan Argentina ketika melakukan debut profesional di liga pada usia 15 tahun untuk Real Mallorca. Dia kemudian pindah ke Italia, dan musim ini telah tampil di Serie A bersama Lazio.

Meski Departemen ini baru, proses merekrut pemain muda ala Argentina sebenarnya sudah lama dilakukan. Salah satu kisah paling ikonik adalah saat Sergio Aguero bertemu Messi pada 2005 di kamp latihan tim junior Argentina. Saat itu, Aguero mengaku sama sekali tidak mengenal Messi karena tidak pernah melihatnya bermain di Argentina.

Argentina tidak selalu bisa mengandalkan keberuntungan untuk menemukan pemain seperti Messi. Jadi, mereka memilih menggunakan metode yang lebih ilmiah dengan melacak semua pemain keturunan. 

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network