Kisah Persela Terdegradasi Setelah Main di Kasta Tertinggi Sejak 2004

"Kemenangan Barito membuat Persela mengucapkan selamat tinggal Liga 1."

Analisis | 20 March 2022, 02:30
Kisah Persela Terdegradasi Setelah Main di Kasta Tertinggi Sejak 2004

Libero.id - Persela baru akan bertanding melawan Bhayangkara FC, Minggu (20/3/2022) malam. Tapi, hasil pertandingan Persik Kediri melawan Barito Putera pada Sabtu (19/3/2022) sore cukup membawa Laskar Joko Tingkir kembali ke kasta kedua untuk pertama kalinya sejak promosi dari Divisi I (Liga 2) 2003. 

Kemenangan 2-0 Laskar Antasari atas Macan Putih sudah cukup membuat Persela bermain di Liga 2 2022/2023. Pasalnya, untuk bertahan di Liga 1, sebuah tim harus mengumpulkan minimal 36 poin. 

Saat ini, Persela berada di posisi 17 klasemen sementara dengan 21 poin dari 31 pertarungan. Sebaliknya, kemenangan atas Persik membuat Barito mengumpulkan 32 poin dari 32 pertandingan, dan berada di posisi 15. Artinya, poin maksimal Persela adalah 30. 

Dengan kondisi seperti itu, satu tiket dergradasi bisa dipastikan Minggu (20/3/2022), yaitu ketika Persipura Jayapura berhadapan dengan PSS Sleman. Jika Mutiara Hitam kalah, otomatis jejak Persela dan Persiraja Banda Aceh akan diikuti. Sebaliknya, jika hasilnya imbang atau menang, penentuan akan terjadi pada pekan 33 atau 34.

Terlepas dari hal itu, degradasi yang dialami Persela cukup disayangkan. Pasalnya, klub dari Jawa Timur itu termasuk tim yang eksis sejak Divisi Utama, Indonesia Super League (ISL), dan kini Liga 1. 

Persela sebenarnya berdiri pada 18 April 1967. Tapi, Laskar Joko Tingkir baru menunjukkan eksistensinya di level nasional setelah Liga Indonesia berjalan sembilan tahun. Pada 2003, Persela promosi dari Divisi I bersama Persebaya Surabaya dan PSMS Medan.

Ketika Divisi Utama berubah menjadi ISL pada 2008/2009, Persela mampu menjadi satu dari 18 kontestan. Dan, ketika kompetisi terbelah dengan kehadiran Liga Primer Indonesia (LPI), yang kemudian berubah menjadi Indonesia Premier League (IPL), Persela tetap memilih jalur ISL.

Keputusan berada di jalur ISL yang diambil Persela ternyata tepat. Pasalnya, saat kompetisi kembali normal dan bersatu kembali dalam wadah Liga 1, mulai 2017, Persela menjadi salah satu pesertanya. 

Sayang, setelah mampu bertahan di Liga 1 2007, 2018, dan 2019, Laskar Joko Tingkir harus terdegradasi pada 2021/2022. Buruknya hasil pertandingan menjadi penyebab utama. Fakta menunjukkan, para penghuni Stadion Surajaya hanya mampu menang tiga kali, 12 imbang, dan 16 kalah dari 31 pertarungan. 

(andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network