Benfica Berikutnya? 8 Tim Kejutan yang Gagal Mencapai Semifinal Liga Champions

"Nomor 5 menjadi pembuktian sang veteran."

Analisis | 21 March 2022, 17:30
Benfica Berikutnya? 8 Tim Kejutan yang Gagal Mencapai Semifinal Liga Champions

Libero.id - Benfica membuat kejutan ketika mereka mengalahkan Ajax Amsterdam untuk mencapai perempat final Liga Champions untuk pertama kalinya dalam 10 tahun. Mereka akan menemui hambatan ketika berjumpa Liverpool.

Mencapai semifinal Liga Champions adalah prestasi yang mengesankan bagi sebagian besar tim. Jika Benfica berhasil melewati Liverpool asuhan Juergen Klopp, itu akan menjadi salah satu kejutan terbesar dalam sejarah kompetisi.

Setiap kali sebuah tim mencetak sejarah dan melakukan perjalanan tak terduga di Eropa, selalu ada kegembiraan. Tim kecil dengan pemain bintang yang lebih sedikit daripada tim seperti Barcelona, Real Madrid, dan Bayern Muenchen bisa menunjukkan keajaiban mereka. Pada tahap itu, Liga Champions menjadi tontonan yang menarik.

Ada sejumlah pertandingan Eropa yang ikonik selama bertahun-tahun, di mana tim-tim besar tersingkir dan tim kecil mengejutkan dunia dengan terpaut satu pertandingan lagi ke final.

Meskipun beberapa dari tim ini gagal mengukir kejayaan, beberapa pemain dan permainan dalam perjalanan ini tercatat dalam sejarah. Berikut adalah delapan tim yang punya kisah terbaik di Liga Champions.

#1 Dinamo Kyiv, 1999

Dynamo Kyiv berada di puncak kekuatan mereka pada 1999. Memenangkan liga domestik dan piala ganda dengan mudah, tim Ukraina itu mengalahkan Arsenal dan Real Madrid dalam perjalanan mereka ke semifinal, di mana mereka kalah agregat 4-3 dari Bayern.

Andriy Shevchenko datang dan mencetak 28 gol musim itu, termasuk delapan gol di Liga Champions untuk membantu klubnya mencapai kesuksesan seperti itu, dan ini membuatnya pindah ke AC Milan pada musim berikutnya.

Siapa yang tahu bagaimana final bisa berjalan jika Dynamo berhasil melaju jauh melawan Bayern, mungkin akan menjadi kisah yang tak akan terlupakan.

#2 Leeds United, 2001

Leeds United adalah klub yang kaya akan sejarah. Sebelum kesulitan keuangan yang mereka alami, mereka menjadi ancaman di Eropa.

Salah satu musim terbaik mereka terjadi pada 2001, di mana Leeds melaju ke semifinal sebelum kalah dari Valencia. Tetapi, perjalanan itu tak terlupakan.

Mark Viduka mencetak 22 gol di semua kompetisi saat David O'Leary memimpin Leeds menyingkirkan Deportivo La Coruna di perempat final, di mana kemenangan 3-0 di Elland Road pada leg pertama cukup untuk membawa mereka lolos meski kalah tandang 2-0 beberapa minggu kemudian.

Ian Harte, Alan Smith, dan Rio Ferdinand semuanya mencetak gol di leg pertama. Ferdinand, yang menghasilkan banyak uang saat pindah ke Manchester United, mengingat malam itu dengan jelas.
"Itu menakjubkan. Kebisingan yang dulu terjadi di sana, para penggemar semangat,” katanya pada Januari 2021.

“Saya mencetak gol. Gol ketiga saya pikir itu melawan Deportivo di Elland Road dari sebuah sundulan, itu mungkin salah satu kenangan terbaik saya di klub ini.”

Dan, malam seperti itu akan hidup dalam memori fans Leeds selamanya.

#3 Deportivo La Coruna, 2004

Deportivo La Coruna mengatasi kekalahan mereka dari Leeds tiga tahun kemudian, ketika Javier Irureta membawa mereka ke semifinal, di mana mereka kalah dari Porto yang akhirnya menjadi pemenang saat dilatih Jose Mourinho.

Setelah mengalahkan Juventus di kandang dan tandang di babak gugur pertama, Deportivo datang melawan AC Milan dan semua harapan tampak hilang setelah kekalahan tandang 4-1 di leg pertama dengan gol-gol dari Kaka, Shevchenko, dan Andrea Pirlo.

Tapi, Deportivo menyelesaikan salah satu comeback terbaik dalam sejarah Liga Champions dengan memenangkan leg kedua 4-0. Itu tetap menjadi salah satu hari terbesar klub yang pernah ada.

#4 Villareal, 2006

Villarreal, seperti Benfica, mengacaukan peluang untuk mencapai perempat final pada 2022 dengan mengalahkan Juventus dengan agregat 4-1 dan berharap bisa mencapai semifinal pertama mereka sejak pertandingan melawan Arsenal pada 2006.

Manuel Pellegrini telah membawa timnya mengalahkan Rangers di sistem gugur pertama, sebelum maju melampaui Inter Milan dengan gol tandang di perempat final.

Kekalahan 2-1 di San Siro berbalik dengan kemenangan 1-0 di El Madrigal, dan gol di menit pertama dari Diego Forlan terbukti penting.

Setelah kalah 1-0 di Highbury, Villarreal memiliki peluang emas untuk membalikkan keadaan ketika mereka mendapat hadiah penalti, tetapi Jens Lehmann menyelamatkan tendangan penalti Juan Roman Riquelme yang membuat Kapal Selam Kuning gugur dari turnamen.

Meskipun kalah telak, itu adalah salah satu pencapaian terbesar dalam sejarah singkat klub. Tim asuhan Unai Emery saat ini bertujuan untuk membuat kejutan serupa untuk mengalahkan Bayern untuk mencapai semifinal sekali lagi.

#5 Schalke, 2011

Schalke, seperti Deportivo, telah menjadi klub yang bersaing di sistem gugur Eropa tidak lama sebelumnya, dan rekor Schalke yang terkenal di semifinal terjadi pada 2011.

Dengan Manuel Neuer muda di bawah mistar gawang dan sang veteran Raul di lini depan, ini adalah tim yang terdiri dari campuran pemain hebat dengan kualitas bintang.

Kemenangan agregat 4-2 atas Valencia di sistem gugur pertama membuat mereka memainkan pertandingan melawan juara bertahan Inter Milan. Schalke kemudian melakukan hal yang mustahil, menghancurkan Inter 5-2 di San Siro sebelum memastikan kemenangan luar biasa dengan kemenangan kandang 2-1 di leg kedua dan berhak melaju ke semifinal.

Joel Matip, Edu, Raul, dan Andrea Ranocchia semuanya mencetak gol di San Siro, sebelum Raul dan Benedict Howedes menghabisi tim Italia itu.

Tapi, Schalke gagal melawan Manchester United di semifinal karena kalah agregat 6-1.

#6 Monaco, 2017

Menjadi klub Eropa ikonik yang dikenang karena kemunculan Kylian Mbappe. Monaco yang dipenuhi talenta muda elite bersama Radamel Falcao, membuat Eropa tercengang di bawah kepemimpinan Leonardo Jardim.

Menghancurkan Manchester City dan Borussia Dortmund dalam perjalanan mereka ke semifinal, Monaco kurang beruntung karena kalah dari tim kuat Juventus. Tetapi, setelah memenangkan Ligue 1 musim itu, performa mereka justru hancur.

#7 Ajax, 2019

Ajax bisa dibilang memiliki performa paling luar biasa pada 2019, mulai dari babak kualifikasi kedua hingga semifinal dengan pemain muda memainkan sepakbola luar biasa yang menyerupai Ajax tempo dulu.

Tim Belanda ini terkenal karena membalikkan kekalahan 2-1 dari Real Madrid dengan kemenangan 4-1 yang luar biasa di Santiago Bernabeu untuk menjatuhkan sang juara bertahan.

Tim muda Ajax yang terdiri dari Matthis De Ligt, Frenkie de Jong, dan Donny van de Beek kemudian mengalahkan Juventus untuk mencapai semifinal.

Tapi, bencana menyusul, unggul agregat 3-0 dan melaju di leg kedua melawan Tottenham Hotspur, hat-trick dari Lucas Moura membuat mereka tersingkir di menit terakhir pertandingan.

Meski kalah telak, Ajax merebut hati semua orang yang menyaksikan mereka bermain sepakbola bebas melawan tim yang memiliki anggaran transfer sepuluh kali lipat.

#8 Lyon, 2020

Olympique Lyon bukanlah tim kecil, tetapi ketika mereka mencapai semifinal pada 2020, mereka benar-benar melakukan pukulan keras.

Mereka mengalahkan Juventus di babak 16 besar, sebelum mengalahkan Manchester City asuhan Pep Guardiola di perempat final, Lyon disingkirkan oleh juara bertahan Bayern di semifinal.

Maxwell Cornet dan Moussa Dembele mencetak gol di kedua sisi gawang Kevin De Bruyne untuk mencapai semifinal di Lisbon, yang dimainkan di depan penonton yang kosong karena pandemi.

Lyon mengalami musim domestik yang mengecewakan, finis di urutan ketujuh di liga, tetapi rekor Eropa kali ini menjadi salah satu yang tidak akan dilupakan.

(diaz alvioriki/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network