Kisah Marcus Rashford dan Ejekan Pemuda Rasis di Twitter yang Berujung Penjara

"Masih ingat dengan kejadian di Euro 2020 ketika Rashford gagal penalti? Inilah kelanjutannya.."

Biografi | 01 April 2022, 16:35
Kisah Marcus Rashford dan Ejekan Pemuda Rasis di Twitter yang Berujung Penjara

Libero.id - Rasisme adalah hal yang tidak patut dilakukan. Siapapun dan atas nama apapun. Setiap orang dari setiap ras dan bangsa memiliki keunikan dan keunggulan tersendiri. Semua orang berhak dipandang dan diperlakukan sama.

Tapi sayangnya, masih banyak tidak mengerti betapa perilaku rasis merupakan sebuah tindakan terbelakang. Di sepakbola hal itu masih sering menimpa pemain terutama mereka yang memiliki warna kulit hitam. 

Misalnya Marcus Rashford yang sempat dirundung rasis. Ceritanya bermula saat Euro 2020, dimana penggawa Manchester United itu dianggap sebagai biang keladi gagalnya Inggris merengkuh trofi Euro perdana saat kalah adu penalti melawan Italia di partai final.

Rashford menjadi sasaran rasis di media sosial akibat kegagalannya dalam mengeksekusi penalti. Salah satu pelaku rasis yang berhasil di identifikasi adalah pemuda berusia 19 tahun bernama Justin Lee Price.

Setelah sekian lama, pada Rabu (30/3) kemarin akhirnya dipastikan Justin dijatuhi hukuman penjara selama enam minggu oleh Pengadilan Magistrat Kidderminster di Worcesteshire, Inggris .

Price melakukan pelecehan rasial ke Rashford melalui akun Twitter. Menurut laporan Sky Sports,  awalnya selama proses investigasi  oleh pihak kepopuleran, Price membantah tuduhan tersebut Bahkan, ia sempat coba-coba mengubah nama akun Twitter-nya guna untuk menghindari deteksi. Namun, pada akhirnya ia mengakui perbuatan tak bermoral nya itu saat diinterogasi oleh petugas untuk kedua kalinya.

Jaksa senior, Mark Johnson, mengatakan bahwa Price telah sengaja menjadikan Rashford sebagai sasaran pelecehan berdasarkan warna kulitnya dan tindakan itu jelas rasis.

"Mereka yang melecehkan pesepakbola secara rasial merusak permainan untuk semua," ucap Johnson, dilansir dari BBC.

"Saya berharap kasus ini mengirimkan pesan bahwa kami tidak akan mentolerir rasisme dan para pelanggar akan dituntut sesuai hukum yang berlaku," Pungkasnya.

Bagaimana menurut Anda? Berikan pendapat Anda pada kolom komentar yang tersedia

(gigih imanadi darma/gie)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network