Cerita Pemain Wolves Berpuasa Sambil Main Bola, Inspiratif

"Makna di balik Saiss melakukannya."

Biografi | 08 April 2022, 10:18
Cerita Pemain Wolves Berpuasa Sambil Main Bola, Inspiratif

Libero.id - Bulan Suci Ramadhan telah tiba dan umat muslim di seluruh dunia pun diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa. Di dunia olahraga, khususnya sepakbola, aktivitas para olahragawan kerap menghadirkan kisah tersendiri.

Melihat pesepakbola muslim kini semakin banyak yang bermain di Eropa, terutama di Liga Premier, pihak liga dan klub pun menandatangi aturan khusus untuk para pemain muslim mereka.

Pemain seperti Mohammed Salah, Paul Pogba, Riyad Mahrez, N'Golo Kante, Romain Saiss, Sadio Mane, dan masih banyak lagi. Mereka semua memiliki kisah menarik tersendiri selama menjalankan ibadah puasa dengan tetap bermain sepakbola.

Pada catatan itu, mari kita simak cerita inspiratif dari pemain Wolves, Romain Saiss yang tetap berpuasa saat bermain sepakbola. Pemain yang berposisi sebagai bek itu menceritakan tentang menjadi pemain muslim di Liga Premier, klub tempat dia bermain Wolves juga telah menandatangani Piagam Atlet Muslim.

Dilansir Sky Sports News, Romain Saiss yang bergabung dengan Wolves pada 2016 itu mengungkapkan arti bulan Ramadan bagi dirinya sebagai pesepakbola profesional.

"Sangat penting bagi saya, sebagai seorang muslim. Ini adalah waktu yang baik untuk dihabiskan bersama keluarga dan kemudian juga untuk meningkatkan iman dan pengetahuan Anda tentang Islam," katanya.

Ramadan telah dimulai dan diperkirakan akan berlangsung hingga Minggu 1 Mei 2022. Selama periode ini umat Islam diharapkan berpuasa antara matahari terbit hingga terbenam selama satu bulan penuh. Bulan ini juga menjadi waktu bagi umat islam untuk memperbanyak amalan, seperti sholat malam, membaca Al-Quran Qur'an, dan lain-lain.

Pada September tahun lalu, Wolves menandatangani Piagam Atlet Muslim yang mendorong keterlibatan Muslim dalam olahraga. Kesepakatan itu berisi seperti semakin banyak akses ke makanan halal hingga fasilitas sholat untuk pemain muslim agar mudah dalam menjalankan ajaran agamanya.

“Ini sangat berarti bagi pemain seperti saya dan pemain muslim lainnya, jadi kami tahu kami dapat memiliki pilihan makanan yang berbeda, sekarang kami berlatih sedikit lebih lambat, jadi terkadang kami melewatkan beberapa waktu sholat jadi menyenangkan memiliki mushola di sini untuk melakukannya," katanya dilansir Sky Sports News.

Selama siang hari umat Islam tidak akan makan atau minum sampai matahari terbenam. Liga Inggris memiliki beberapa atlet yang akan menjalani puasa selama sebulan penuh.

Ketika ditanya tentang aspek apa yang paling menantang saat dia berpuasa, bek Wolves itu mengatakan: " Mungkin minuman, bukan minuman karena kami menghabiskan banyak waktu di lapangan, bekerja keras dan bahkan di luar di gym."

“Jadi, menurut saya ini lebih ke minumannya. Menurut saya berbeda tiap pemain. Yang paling gampang adalah jangan dipikirin, walaupun kadang susah,” tambah kapten timnas Maroko itu.

Kapten Maroko ini juga menceritakan tentang interaksinya dengan para pemain lain di ruang ganti, seperti pengalamannya membahas keyakinan satu sama lain dan ajaran agamanya seperti berpuasa di bulan Ramadan.

“Jika mereka ingin tahu sesuatu tentang Ramadan; 'bagaimana Anda menangani makanan dan minuman di siang hari?'. Pertanyaan semacam ini, atau hanya menanyakan mengapa kita melakukan Ramadan dalam agama kita, jadi obrolan yang menyenangkan untuk dilakukan, dan Anda dapat belajar banyak dari satu sama lain," tutur Saiss.

Selain itu, Saiss juga menceritakan tentang bagaimana bulan suci membuatnya lebih menghargai perjuangan yang dihadapi orang-orang di seluruh dunia.

“Anda bisa melihat, misalnya, pentingnya makanan dan minuman. Anda bahkan bisa mengajari anak-anak Anda, Anda bisa melihat kami tidak makan, kami tidak minum. Sangat sulit membayangkan orang-orang yang berjuang untuk makan setiap hari," katanya.

Di penghujung Ramadan, umat Islam di seluruh dunia merayakan Idul Fitri. Keluarga merayakan bersama dengan berpesta dan bertukar hadiah. Pemain Wolves ini mengaku sangat merindukan makanan neneknya, dan meski tidak bersama keluarga besar, dia tetap memanfaatkan momen liburan bersama keluarga di Inggris.

"Saya sangat merindukan Idul Fitri karena sebagian besar waktu kami di sini berlatih atau bermain, tetapi biasanya ini hanya hari yang baik. Pergi ke masjid di pagi hari untuk salat, memiliki beberapa makanan dan hadiah untuk anak-anak," katanya.

"Itulah yang biasanya kami lakukan, tetapi sekarang sedikit berbeda. Kami mencoba untuk menjalani hari yang menyenangkan ketika saya kembali dari pelatihan misalnya," tambahnya.

(atmaja wijaya/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network