Masih Ingat Tom Henning Ovrebo? Ini Pengakuannya Soal Chelsea vs Barcelona

"6 Mei 2009 jadi tanggal yang tak mungkin dilupakan fans Chelsea."

Biografi | 07 May 2022, 18:53
Masih Ingat Tom Henning Ovrebo? Ini Pengakuannya Soal Chelsea vs Barcelona

Libero.id - Bagi para penggemar Chelsea, 6 Mei 2009 menjadi tanggal yang tidak akan mungkin dilupakan. Saat itu, Tom Henning Ovrebo "merampok" tiket final Liga Champions The Blues saat menjamu Barcelona di Stamford Bridge. Bertahun-tahun kemudian, wasit asal Norwegia itu baru membuat pengakuan. 

Hari itu, Ovrebo memimpin pertandingan leg kedua semifinal Liga Champions. The Blues lebih diunggulkan karena berstatus finalis musim sebelumnya. Mereka juga menjamu Barcelona setelah imbang tanpa gol di Camp Nou.

Tapi, semuanya berantakan saat Ovrebo menjadi wasit. Awalnya, Chelsea memimpin pada menit kesembilan melalui gol sensasional Michael Essien. Kemudian, Eric Abidal dikeluarkan dari lapangan dengan 25 menit tersisa yang membuat tugas Barcelona malam itu semakin sulit. Dan, Chelsea tahu bahwa satu gol lagi akan mengakhiri pertandingan.

Seperti yang kemudian menjadi sejarah, serentetan keputusan aneh Ovrebo muncul. Pertama, dia mengabaikan handball Gerard Pique di kotak penalti. Lalu, di masa tambahan waktu, Andres Iniesta mencetak salah satu gol paling terkenal dalam sejarah Liga Champions lewat umpan Lionel Messi.

Selesai? Belum! Kontroversi lain dihasilkan Ovrebo saat tembakan Michael Ballack diblok Samuel Eto'o dengan tangan. Sama seperti handball Pique, tidak ada penalti yang diberikan.

Adegan yang terjadi kemudian dan terekam televisi adalah Ballack yang marah mengejar Ovrebo di sekitar lapangan, diikuti Didier Drogba. Bahkan, Legenda Pantai Gading itu berteriak di depan kamera TV. "Ini memalukan! Ini benar-benar memalukan!" kata Drogba.  

Rekaman-rekaman kejadian tersebut masih tersimpan rapi di berbagai platform media sosial, dan diputar hingga hari ini. Orang masih sering membahasnya. Begitu pula media.

Drogba kemudian dijatuhi larangan enam pertandingan karena kata-kata kasarnya. Jose Bosingwa diskorsing empat pertandingan setelah melabeli wasit sebagai "pencuri". Manajemen Chelsea dikenai denda 85.000 pounds (Rp1,5 miliar) karena perilaku tidak pantas dari para pemain dan pelemparan flare oleh pendukung.

"Pemain membuat banyak kesalahan, pelatih membuat kesalahan, wasit membuat kesalahan. Itulah mengapa kami berbicara tentang memberi mereka keuntungan dari keraguan. Dan, jika anda melihat tiga atau empat momen berlalu, maka Ovrebo adalah yang terburuk yang pernah saya lihat," kata Pelatih Chelsea saat itu, Guus Hiddink.

Dan, setelah 10 tahun, tepatnya pada 2019, Ovrebo baru bersedia menerima wawancara media untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. "Saya berharap saya mendapat bantuan VAR hari itu," ucap Ovrebo kepada majalah sepakbola berbahasa Spanyol, Panenka.

"Setelah babak pertama, asisten saya dan saya merasa bahwa kami memiliki kendali. Tapi, di akhir pertandingan, saya tidak memiliki perasaan itu. Ketika saya sampai di ruang ganti saya berpikir, 'Oke, Tom, ini bukan malam terbaik anda'. Saya sadar ada yang tidak beres," tambah Ovrebo.

"Saya harus mengakui bahwa di dalam, saya mendidih. Di ruang ganti itulah saya menyadari betapa kontroversialnya semuanya. Dalam waktu dua jam, saya berubah dari wasit yang cukup dihormati menjadi orang bodoh terkenal di sepakbola internasional," beber Ovrebo.

"Mereka memberikan kami pengawalan polisi sampai kami bisa mendapatkan pesawat dan kembali ke rumah. Ancaman pembunuhan juga ada dan semakin membuat frustrasi. Mereka ingin membunuh saya dan keluarga saya," lanjut Ovrebo.

Tiga tahun setelah wawancara dengan Panenka, Ovrebo kembali melayani Daily Mail. Sama seperti 2019, dirinya juga mengaku keputusan pada 2009 banyak kesalahan.

"Saya tidak berpikir para pendukung Chelsea benar ketika mereka mengklaim empat dari lima penalti. Tapi, saya pikir semua orang yang mengerti sepakbola dan hukum permainan tahu seharusnya ada penalti yang diberikan," ujar Ovrebo, kepada Daily Mail.

"Itu terjadi, terutama sebelum VAR. Terkadang, anda gagal mengeksekusi penalti. Terkadang, anda kehilangan kartu merah atau keputusan penting. Dan, saya pikir semua orang yang tahu sepakbola tahu seharusnya ada penalti," kata Ovrebo.

"Mereka bisa berspekulasi sendiri mana yang seharusnya menjadi penalti. Saya tidak akan memberi anda jawaban yang benar tentang hal itu karena saya tidak memiliki jawaban yang benar. Saya hanya memiliki persepsi saya tentang kejadian pada hari itu," ungkap pria berkepala plontos tersebut.

Ovrebo juga mengakui bahwa laga kontroversial tersebut berkontribusi terhadap reputasinya sebagai wasit papan atas yang berakhir. "Ketika Liga Champions berlanjut pada Agustus 2009 (musim 2009/2010), saya tidak mendapatkan pertandingan dengan standar yang sama lagi," kata Ovrebo.

"Selangkah demi selangkah, saya mendapatkan pertandingan yang bagus, dan pada 2010, kami memimpin Bayern Muenchen versus Fiorentina. Sayangnya kami melewatkan off side yang jelas," ucap Ovrebo.

"Setelah pertandingan itu saya tidak mendapatkan lagi tugas di Liga Champions. Tapi, saya terus menjadi wasit di Norwegia. Sayangnya saya cedera pada 2012. Saya mencoba kembali. Tapi, saya harus berhenti pada 2013," tambah Ovrebo.

Pertanyaannya, apa yang dilakukan Ovrebo sekarang? Bagi mereka yang bertanya-tanya, Ovrebo sekarang menjadi Psikolog. Dia mempelajari ilmu kejiwaan tersebut saat di universitas selama masa mudanya dan bekerja di Sekolah Ilmu Olahraga Norwegia.

Terlepas dari semua pelecehan yang diterima, Ovrebo menegaskan dirinya masih melihat karier wasitnya dengan penuh kasih. "Motto saya dalam hidup adalah 'Lebih baik dihina daripada orang-orang melupakan anda'. Jadi, saya pikir para penggemar dapat terus menghina saya jika mereka mau. Bagi saya itu tidak masalah," ujar Ovrebo.

"Saya melihat kembali pertandingan saya dengan kenangan indah. Tidak masalah jika orang ingin menjadikan pertandingan itu sebagai contoh dari wasit yang buruk," pungkas Ovrebo.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network