Kisah Espanyol 27 Tahun Dalam Kejayaan Dikirim Barcelona ke Lembah Degradasi

"Ingat Espanyol ingat Raul Tamudo, Ivan de la Pena, dan Luis Tarcia. Empat tahun setelah dibeli pengusaha China justru terpuruk."

Feature | 08 July 2020, 23:27
Kisah Espanyol 27 Tahun Dalam Kejayaan Dikirim Barcelona ke Lembah Degradasi

Libero.id - Pada 23 April 1994, Jose Antonio Camacho dan para pemain Espanyol merayakan promosi mereka ke kasta teratas Liga Spanyol. Sejak itu mereka menjalani pahit manis perjalanan di divisi teratas selama 27 tahun hingga Kamis dinihari (9/7) tadi dikirim tim sekota Barcelona ke jurang degradasi.

Los Periquitos secara matematis tidak akan bisa mengejar tim di atasnya.

Espanyol adalah tim bersejarah di sepakbola Spanyol.

Mereka memiliki 85 musim di kasta teratas, sama seperti Valencia dan hanya kalah dari Real Madrid, Barcelona dan Athletic Bilbao.

27 tahun terakhir ini telah diisi dengan cerita pasang surut.

Mereka telah mengangkat dua trofi, mencapai deretan final, berganti kandang dan melihat investor datang dan pergi.

Salah satu momen paling emosional yang pernah mereka alami adalah ketika Dani Jarque meninggal secara tragis pada usia 26 tahun selama perjalanan pra-musim ke Italia.

Dalam 27 tahun ini mereka telah bermain di tiga stadion: Sarria pertama, sampai penghancurannya pada tahun 1997, kemudian Stadion Olimpiade hingga 2009 dan kemudian mereka pindah ke Stadion RCDE.

Dua puluh lima pelatih telah datang dan pergi, dengan berbagai keberhasilan.

Camacho, Paco Flores, Luis Fernandez, Ernesto Valverde, Mauricio Pochettino, Javier Aguirre, Sergio Gonzalez, Quique Sanchez Flores, Abelardo dan, terakhir, Francisco Rufete.

Los Periquitos telah memiliki 27 tahun di puncak dengan sebagian besar kejayaan.

Pada 2003/04 mereka nyaris degradasi, melewati tiga pelatih musim itu.

Mereka memenangkan Copa del Rey dua kali dalam kurun 27 tahun ini, menandai gelar ketiga dan keempat mereka sepanjang kompetisi.

Mereka mengalahkan Atletico Madrid pada final tahun 2000, Real Zaragoza pada final tahun 2006 dan bahkan mampu ke final Piala UEFA pada tahun 2007, di mana mereka kalah dari Sevilla.

Masa-masa mereka di La Liga Santander juga tidak dapat dilepaskan dari nama Raul Tamudo.

Ikon No 23 mereka adalah idola bagi banyak orang, juga pencetak gol terbanyak dalam sejarah klub.

Nama-nama lain juga pantas disebutkan: Carlos Kameni, Ivan De la Pena, Albert Riera, Pablo Zabaleta, Dani Osvaldo, Luis Garcia ... masih ada lagi.

Mereka memiliki empat presiden.

Daniel Sanchez Llibre memberi jalan kepada Ramon Condal dan kemudian ke Juan Collet. Kemudian, pada 2016, mereka dibeli oleh Chen Yansheng.

Chen Yansheng sempat berbicara tentang Liga Champions, tetapi sekarang mereka berada di kasta kedua liga Spanyol.

LAGA LAWAN BARCELONA

Libero.id

Barcelona vs Espanyol. Kredit: fcbarcelona.com

Barcelona memenangi Derbi Catalunya edisi kedua Liga Spanyol musim ini dengan skor tipis 1-0 atas Espanyol dalam laga pekan ke-35 tanpa penonton di Stadion Camp Nou, yang sekaligus memastikan rival sekotanya itu terdegradasi ke strata kedua.

Gol Luis Suarez jadi pembeda antara Barcelona dan Espanyol dalam Derbi Catalunya yang diwarnai satu kartu merah untuk kedua tim tersebut.

Akibat hasil itu, Espanyol terpuruk di dasar klasemen tak mampu menambah koleksi 24 poin mereka. Pun jika memenangi tiga laga sisa, tim besutan Francisco Rufete itu hanya bisa finis dengan posisi terbaik di urutan ke-18.

Sementara bagi Barcelona (76) tambahan tiga poin membuat mereka memangkas jarak dari Real Madrid (77) dalam persaingan gelar juara. Hanya saja, jarak itu bisa melebar lagi mengingat Los Blancos baru main dua hari lagi.

Sejak awal pertandingan berjalan timpang Espanyol memarkir 10 dari 11 pemain mereka di areanya sendiri berusaha sekeras mungkin meredam bahaya dari kubu tuan rumah.

Kendati demikian, strategi itu sempat menjanjikan kesuksesan ketika Adri Embarba melakukan tusukan dan melepaskan tembakan ke arah gawang yang dihalau kiper Marc-Andre ter Stegen dengan kakinya.

Barcelona berusaha mengubur harapan semu itu dan mengambil kendali penuh permainan, sayangnya tendangan bebas Lionel Messi masih tipis di atas mistar gawang dan sepakan Suarez masih membentur Fernando Calero hanya membuahkan sepak pojok.

Semenit jelang bubaran normal babak pertama, Espanyol lagi-lagi memperoleh peluang yang tak disangka-sangka ketika Didac Villa mengirim umpan silang yang berusaha dihalau Clement Lenglet tetapi ia malah hampir mencetak gol bunuh diri jika Ter Stegen tak sigap menghalaunya. Bola masih hidup dan Vila menyambarnya, tetapi tembakannya hanya menyerempet bagian luar tiang gawang.

Quique Setien berusaha menambah daya gedor Barcelona dengan memasukkan Ansu Fati pada saat sepak lanjut babak kedua, tetapi talenta muda itu cuma bertahan lima menit di atas lapangan sebelum diusir wasit karena melanggar Calero.

Wasit Jose Luis Munera awalnya memberikan kartu kuning, tetapi ia meninjau tayangan ulang VAR dan menaikkan hukumannya jadi kartu merah.

Belum sempat Espanyol memanfaatkan ketimpangan jumlah pemain, mereka malah harus kehilangan Pol Lozano pada menit ke-53. Pelanggaran Lozano terhadap Gerard Pique awalnya juga dihadiahi kartu kuning, tetapi seperti kasus Fati, wasit melakukan tinjauan ulang bersama VAR dan menaikkan hukumannya.

Ironisnya, semenit kemudian Barcelona berhasil memecah kebuntuan ketika bola tembakan Messi yang dihalau barisan pertahanan tim tamu disambar oleh Suarez untuk menaklukkan kiper Diego Lopez. Barcelona satu, Espanyol nol.

Messi berusaha menambah keunggulan Barcelona pada menit ke-69 tetapi tembakan volinya berhasil dihentikan oleh Lopez.

Di pengujung waktu normal, Espanyol hampir mencetak gol balasan lewat tembakan spekulasi Raul de Tomas tetapi Ter Stegen cukup beruntung bisa menggagalkan peluang tersebut.

Ketika peluit tanda laga usai, Barcelona sukses memenangi edisi Derbi Catalunya terakhir di strata tertinggi sepak bola Spanyol itu setidaknya untuk setahun ke depan.

Setelah dipastikan terdegradasi, Espanyol hanya bisa mengharapkan hasil optimal di sisa dua pertandingan mereka. Espanyol akan menjamu Eibar dalam laga pekan ke-36 pada Minggu (12/7), sehari setelah Barcelona bertandang ke markas Valladolid.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network