Terbaru Andre Schurlee, Ini 6 Pemain yang Gantung Sepatu di Usia Emas

"Salah satunya Hidetoshi Nakata: beralih menjadi model!"

Feature | 17 July 2020, 23:32
Terbaru Andre Schurlee, Ini 6 Pemain yang Gantung Sepatu di Usia Emas

Libero.id - Rentang karir rata-rata pesepakbola profesional adalah delapan tahun, sedangkan usia pensiun rata-rata pemain adalah 35. Setidaknya itu menurut data Asosiasi Pemain Profesional.

Tetapi beberapa pemain, apakah itu karena cedera, kondisi pribadi atau kehilangan passion untuk sepakbola, gantung sepatu jauh lebih awal dari itu.

Andre Schurrle menjadi pemain sepak bola terbaru yang mengumumkan pensiun dini dari sepakbola minggu ini. 

Itu adalah pengumuman mengejutkan dari seorang pemain yang telah mencapai begitu banyak, memberikan assist untuk gol kemenangan di final Piala Dunia, menerima medali pemenang Liga Premier di Chelsea (meskipun ia telah dijual setengah jalan di musim itu), dan bersama Kevin De Bruyne mengantar gelar Piala Jerman bagi Wolfsburg pada 2015.

Berikut ini daftar 6 pemain yang pensiun pada usia terlalu muda.

1. Andre Schurlee

Libero.id

Andre Schurrle. Kredit: bvb.de

Penyerang Jerman Andre Schurrle secara mengejutkan mengumumkan bahwa dia resmi gantung sepatu meskipun baru berusia 29 tahun.

Dalam pernyataan yang dikutip surat kabar Jerman Der Spiegel, Schurrle mengatakan dia kerap kesepian dan merasa semakin lama tidak lagi cocok berkarier dalam industri sepak bola.

"Anda harus selalu memainkan peran tertentu agar dapat bertahan di bisnis ini, jika tidak Anda akan kehilangan pekerjaan dan Anda tidak akan mendapatkan (pekerjaan) yang baru," tutur Schurrle.

Schurrle terakhir tercatat sebagai pemain Borussia Dortmund. Klub peringkat kedua Liga Jerman itu sendiri telah membatalkan kontrak sang pemain dengan kesepakatan bersama Rabu 15 Juli.

Schurrle mengawali karier profesionalnya di Mainz 05 yang dibelanya pada 2009 sampai 2011, kemudian bermain untuk Bayer Leverkusen (2011-2013), dan selanjutnya menyeberang ke Inggris untuk bermain bagi Chelsea (2013-2015), sebelum kembali ke Jerman bersama Wolfsburg (2015-2016).

Pemain yang turut membawa Jerman menjuarai Piala Dunia 2014 itu didatangkan Dortmund dari VfL Wolfsburg pada 2016. Namun ia gagal mengamankan tempat di tim inti sehingga pada musim 2018/2019 dipinjamkan ke Fulham, dan pada musim 2019/2020 dipinjamkan ke klub Rusia Spartak Moscow.

Pada final Piala Dunia 2014, umpan silang Schurrle pada tambahan waktu diteruskan Mario Goetze membawa Jerman menang 1-0 atas Argentina.

Di timnas, Schurrle tercatat telah mencatatkan 57 penampilan dengan koleksi 22 gol, termasuk dua gol saat Jerman mempermalukan Brazil 7-1 pada semifinal Piala Dunia 2014.

2. Eric Cantona

Kejutan menyertai pengunduran diri Eric Cantona yang tiba-tiba dari sepakbola pada tahun 1997. Dia adalah salah satu pemain terbaik dalam sepak bola Inggris pada saat mengakhiri karirnya pada usia 30. Padahal, masa depan bersama Manchester United masih membentang cerah.

Pemain asal Prancis itu menjadi tonggak bagi kesuksesan klub pada tahun 90-an. Dia menjadi aktor utama bagi klub saat mengakhiri penantian panjang 26 tahun untuk meraih gelar liga. Itulah sebabnya sangat disayangkan dia melewatkan kesuksesan Liga Champions  dua tahun kemudian, serta kemenangan Piala Dunia Prancis pada tahun 1998.

Pelatih MU Alex Ferguson, menulis surat yang menyentuh hati kepada Cantona saat gantung sepatu.

3. Marco van Basten

Dialah pemain paling penting bagi AC Milan pada era keemasannya.

Diego Maradona pernah ditanya siapa pemain terbaik yang pernah dia lihat, dia menjawab "antara Romario dan Marco van Basten." Bersama Ruud Gullit dan Frank Rijkaard dia menjadi trio asing saat Milan mencapai puncak kejayaan era Arrigo Sacchi.

Dia sangat populer karena seringnya berduel dengan bek dari Jerman Juergen Kohler.

Striker asal Belanda itu harus pensiun pada usia 31 tahun.

Sebenarnya dia secara efektif sudah pensiun dua tahun sebelumnya karena cedera pergelangan kaki yang sering kambuh dan sulit sembuh. Pertandingan terakhirnya untuk AC Milan menjadi final Liga Champions 1993 melawan Marseille.

Sebelumnya Van Basten telah membuktikan dirinya sebagai salah satu pemain terhebat sepanjang masa, setelah memenangkan dua Piala Eropa, tiga penghargaan Balon d'Or, dan mungkin mencetak gol paling spektakuler di Euro 1988 ke gawang Rinat Dassayev.

4. Hidetoshi Nakata

Libero.id

Hidetoshi Nakata

Salah satu pesepakbola terbaik Asia, Hidetoshi Nakata menjadi pesepakbola Jepang kedua yang bermain di Serie A ketika ia bergabung dengan Perugia pada tahun 1997. Pemain pertama adalah Kazuyoshi Miura atau King Kazu.

Dari sana ia melanjutkan sukses besar, memenangkan Scudetto pada tahun 2001 dengan AS Roma, sebelum memenangkan Coppa Italia dengan Parma pada tahun 2002.

Nakata menghabiskan musim 2005/06 dengan status pinjaman bersama Bolton Wanderers, satu-satunya kesempatan bermain di Liga Premier, dan itu menjadi yang terakhir ketika ia pensiun pada usia 29 tahun. Mantan pemain timnas Jepang ini kemudian menjadi model.

5. Brian Laudrup

Dalam ranah sepakbola, saudaranya Michael mungkin terkenal namun karier Brian Laudrup tidak bisa dipinggirkan. Pemain Denmark itu memenangkan gelar liga di tiga negara yang berbeda, serta Liga Champions bersama AC Milan, dan merupakan pemain kunci dari tim Denmark yang memenangkan Euro 92 dan Piala Konfederasi pada 1995.

Dia meraih gelar Pemain Terbaik Denmark pada empat kesempatan terpisah selama karirnya, Laudrup tidak diragukan lagi salah satu produk sepakbola terbesar dari Denmark. Dia membuat para penonton terpesona dengan kemampuan dribblingnya yang luar biasa. Cedera membuatnya pensiun pada tahun 2000 saat usianya baru 31 tahun.

6. Just Fontaine

Striker yang produktif pada zamannya, Just Fontaine mencetak rekor gol terbanyak dalam satu Piala Dunia, ketika ia mencetak 13 gol untuk Prancis pada tahun 1958. Rekor yang dipegangnya hingga hari ini dan kemungkinan akan sulit dipecahkan.

Fontaine, yang mencetak 30 gol hanya dalam 21 caps untuk tim nasional Prancis, menjadi bagian tim Stade de Reims yang sangat sukses yang memenangkan tiga gelar liga dan mencapai final Piala Eropa pada tahun 1959.

Sedihnya bagi Fontaine, ia harus pensiun pada usia 28 tahun karena cedera, hanya empat tahun setelah Piala Dunia di Swedia.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network