Libero.id - PSSI baru saja melakukan rapat bersama dengan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Kanjuruhan di Kemenko Polhukam pada Selasa (11/10) sore WIB.
Dalam pertemuan tersebut, PSSI dan TGIPF tentunya membahas soal tragedi di Kanjuruhan yang menelan korban tak bersalah hingga ratusan. Belum lagi ratusan luka-luka dan ribuan penyintas.
Dalam rapat itu tampak hadir Ketua Tim Investigasi sekaligus Exco PSSI, Ahmad Riyadh, bersama Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan, Waketum Iwan Budianto, dan Sekjen Yunus Nusi.
Salah satu point menarik dari rapat tersebut adalah perkataan PSSI yang menegaskan bahwa Tragedi Kanjuruhan bukanlah tanggung jawab mereka.
Hal tersebut disampaikan oleh pengamat sepakbola, Akmal Marhali kepada awak media usai mengikuti rapat.
"Dia [perwakilan PSSI] menjelaskan bahwa PSSI tidak dalam posisi bertanggung jawab dalam kasus Kanjuruhan berdasarkan regulasi Pasal 3,"
Apa yang menjadi pegangan PSSI? Induk organisasi sepakbola Indonesia itu berdalih dengan Regulasi Keselamatan dan Keamanan PSSI 2021 tepatnya di Pasal 3 terkait Tanggung Jawab, yang isinya pada Ayat 1 adalah Panpel wajib, dengan biayanya sendiri, bertanggung jawab secara penuh untuk:
" Panpel menjamin, membebaskan, dan melepaskan PSSI (beserta para petugasnya) dari segala tuntutan oleh pihak mana pun dan menyatakan bahwa Panpel bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kecelakaan, kerusakan dan kerugian lain yang mungkin timbul berkaitan dengan pelaksanaan peraturan ini; " bunyi ayat 3 yang dimaksud.
Jika Timnas Indonesia berprestasi bahkan di level junior saja, pastilah PSSI di garda terdepan mengklaim keberhasilan tak seberapa itu sebagai pihak yang paling berperan. Tapi giliran hal-hal muram seperti ini, Anda bisa simpulkan sendiri.
(gigih imanadi darma/gie)
Opini