Lihat Betapa Kuat Skuad Palermo Andai Tak Jual Pemainnya

"Dari Edinson Cavani hingga Josip Ilicic dan Paulo Dybala semua berawal dari Palermo."

Feature | 04 August 2020, 12:11
Lihat Betapa Kuat Skuad Palermo Andai Tak Jual Pemainnya

Libero.id - Sebagai pemasok pesepakbola hebat bagi tim-tim besar di seluruh Eropa, Palermo punya catatan bagus untuk ukuran klub papan tengah liga Italia.

Periode paling sukses dalam sejarah Palermo terjadi lebih dari satu dekade yang lalu, ketika mereka  promosi ke Serie A, lalu mengamankan 3 tahun pertamanya di papan atas klasemen, dalam posisi enam besar.

Menariknya klub yang kini harus menerima sanksi terjun bebas ke kasta paling bawah Liga Italia karena kedapatan berbuat curang, mencari sendiri para pemain berbakat itu, lalu dijual dengan harga yang meningkat drastis.

Seandainya klub yang bermarkas di Renzo Barbera itu, tidak menjual sejumlah pemain mereka, maka mereka bakal tetap berada di kancah Serie A, bahkan dengan komposisi pemain yang ada bukan tidak mungkin Palermo juga bisa menembus kompetisi di Eropa.

Siapa saja mereka? Berikut susunannya :

Salvatore Sirigu - Torino

Libero.id

Kredit: transfermarkt.com

Karir penjaga gawang kawakan, Salvatore Sirigu dimulai ketika dia masuk dalam jajaran pemain muda Palermo selama musim 2006-2011. Tampil cemerlang di bawah mistar gawang, Sirigu sempat dilirik klub-klub besar, dan berujung pada kesepakatan dengan Paris Saint Germain, bersama Le Parisien, Sirigu memantapkan dirinya sebagai penghenti tembakan nomor 1  selama musim 2011-17.

6 musim berseragam PSG, Sirigu berhasil mengangkat 13 trofi, namun perannya mulai digantikan kiper yang lebih muda,  musim-musim berikutnya pesepakbola yang juga memperkuat timnas Italia ini bermain di La Liga bersama Osasuna lalu Sevilla dan semenjak musim 2017 sampai sekarang Sirigu kembali ke Italia untuk memperkuat Torino.

Andrea Barzagli - Pensiun

Sedikit maju ke depan, nama bek Andre Barzagli juga pernah tercatat sebagai pemain Palermo. Pesepakbola yang berposisi bek tengah itu kini sudah gantung sepatu. Barzagli pernah membela beberapa klub Italia sebelum menemukan permainan terbaiknya ketika berseragam Palermo musim 2004-2008.

Ketika itu Barzagli merupakan langganan timnas Italia, bahkan pada tahun 2006 ia berhasil membantu negaranya itu memenangkan Piala Dunia. Karir Barzagli terus menanjak, hingga Palermo mau tak mau melepas Barzagli ke Wolfsburg pada tahun 2008. Di sana ia memenangkan Bundesliga (bersama Cristian Zaccardo) di musim pertamanya.

Pada 2011, Barzagli diboyong Juventus,bersama Giorgio Chiellini dan Leonardo Bonucci, Juventus dianugerahi unit pertahanan sulit untuk ditembus. Barzagli bertahan dan mengakhiri karirnya bersama Juventus pada musim 2018-2019.

Kamil Glik - AS Monaco

Libero.id

Kredit: transfermarkt.com

Bek andalan timnas Polandia ini digaet Palermo dari Real Madrid C setelah memantau bakat bertahannya di klub lokal di tanah kelahirannya  Piast Gliwice. Namun sayangnya, Glik hanya bermain  empat pertandingan untuk Palermo, dia lebih sering dipinjamkan ke klub lain lalu resmi dijual ke Torino.
Justru pada saat bersama Torino, Glik menjadi salah satu bek paling dominan di Serie A, yang membuat klub ambisius Ligue 1 AS Monaco kepincut lalu memboyong Glik.
Glik merupakan bek dengan jumlah gol terbanyak  di liga Perancis  musim 2016/17 dengan enam gol, pesepakbola 29 tahun itu membantu AS Monaco memenangkan gelar. Hingga sekarang Glik masih memperkuat As Monaco

Simon Kjaer – AC Milan

Berikutnya masih dari lii belakang adalah Simon Kjaer.   Palermo melihat potensi Simon Kjaer lalu mengontraknya dari klub progresif Denmark FC Midtjylland pada 2008 ketika ia masih remaja.

Performa apik Kjaer bersama Palermo hanya berlangsung 2 musim. Dia lalu bergabung dengan Wolfsburg dan sejak itu ia mengenakan seragam lainnya, pernah bermain untuk Roma, Lille, Fenerbahce dan Sevilla. Kini Kjaer mendarat di San Siro dengan status pinjaman. Dia menjadi salah satu aktor kunci AC Milan yang tak terkalahkan usai jeda pandemi.

Matteo Darmian - Parma

Libero.id

Kredit: transfermarkt.com

Di posisi sebelah kanan ada Matteo Darmian, lulusan akademi Primavera AC Milan ini  memutuskan untuk bergabung dengan Palermo pada musim 2010, di mana ia membuat 11 penampilan Serie A. Namun sama halnya dengan Glik, Darmian bergabung dengan Torino setelah hanya satu tahun merumput di Renzo Barbera.
Saat berada di Torino, Darmian berkembang menjadi salah satu bek sayap Serie A yang paling efektif, dia juga mendapat menit bermain di timnas Italia, hingga membuat Manchester United tertarik. Tetapi Old Trafford bukan tempat yang bagus untuk Darmian, dia benar-benar gagal dan dia sekarang kembali ke tanah asalnya, bermain bersama Parma.

Javier Pastore – As Roma

Pada tahun 2009, Palermo mengorbitkan Javier Pastore, pada mulanya  gelandang tengah langganan timnas Argentina ini, kurang begitu dikenal dan hanya bermain untuk klub kecil Argentina, Talleres dan Huracan. Saat bersama Palermo, Pastore beradaptasi dengan sempurna ke gaya sepak bola Italia.

Dia menjadi playmaker berbakat yang memiliki visi bermain luar biasa. Sayangnya Palermo terpaksa menjual Pastore setelah hanya bermain dua musim, oleh PSG  Pastore dibeli dengan banderol yang lumayan besar.

Pastore sempat menghantarkan PSG meraih beberapa gelar, sebelum akhirnya berseragam AS Roma pada  musim 2018.

Franco Vazquez - Sevilla

Setahun setelah menjual Pastore, Palermo lagi-lagi jeli untuk meliha talenta asal Argentia, mendaratlah seoarang Franco Vazquez dari klub lokal Belgrano.

Vazquez terus berkembang, dia ikut membantu Palermo kembali promosi ke Serie A, dan akhirnya dijual ke Sevilla pada musim 2016,  hingga sekarang Vazquez menjadi pemain reguler di sana.

Josip Ilicic - Atalanta

Libero.id

Kredit: calcioatalanta.it

Palermo  memang jagonya mencari pemain, hingga mereka sampai di liga Slovenia dan tidak diragukan lagi, rekrutan paling sukses dari negara tetangga Italia itu adalah pemain depan berbakat, Josip Ilicic. Ilicic membela Palermo selama tiga musim, mencetak 25 gol dan 18 assist .
Pada tahun 2013, dia pindah untuk bergabung dengan Fiorentina, di mana ia menjadi pemain yang diperhitungkan, seebelum akhirnya pindah ke Atalanta pada musim panas 2017. Pemain berusia 32 tahun ini memainkan peran penting, ketika Atalanta berhasil menembus Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah klub itu, setelah finish di urutan 3 musim ini.

Paulo Dybala - Juventus

Libero.id

Kredit: juventus.com

Paulo Dybala merupakan rekrutan termahal selama masa pencarian mereka pada musim 2012, dengan nila 10 juta poundsterling untuk mengontraknya dari klub divisi dua Argentina Instituto.
Paulo Dybala  menemukan performa terbaiknya di Serie B dan akhirnya tampil bersama Palermo di Serie A, di mana kecakapan mencetak gol dan penampilannya yang cerdas serta impresif meyakinkan Juventus untuk merekrutnya pada tahun 2015. Hinga kini Dybala masih berseragam Juventus dan jadi andalan di lini depan.

Edinson Cavani - PSG

Nama lain yang tiba di Palermo dari Amerika Selatan, kali ini dari Uruguay. Dia adalah Edinson Cavani, pada musim 2007 Cavani hijrah ke Palermo, setelah sebelumnya bermain untuk klub lokal Danubio.
Butuh waktu cukup lama bagi Cavani untuk menetap di Italia karena ia hanya mencetak tujuh gol dalam 40 penampilan pertamanya di Serie A. Namun, dua musim berikutnya membuatnya mencetak 27 di liga, yang mendorong kepindahannya ke Napoli.

Bersama Napoli Cavani makin menunjukkan tajinya, dia mencetak 104 gol dalam 138 pertandingan, lalu bergabung dengan PSG dengan mahar transfer 55 juta poundsterling.
Pemain timnas Uruguay itu baru-baru ini menjadi pencetak gol terbanyak di Liga Prancis, meskipun kini berusia 33 tahun,Cavani belum menunjukkan tanda-tanda melambat.

Andrea Belotti - Torino

Setelah promosi ke Serie A, pada musim 2014, Palermo  mendatangkan Andrea Belotti secara permanen dari Albinoleffe. Meskipun rekornya di awal-awal memperkuat Palermo cukup baik dengan catatan 16 gol dalam 64 pertandingan, tetapi Belotti  justru menemukan sentuhannya di Torino, menjadi salah satu penyerang yang paling ditakuti di sepakbola Italia.
Mencetak  26 gol di Serie A pada musim 2016/17, urutan ketiga terbanyak di divisi, namun hanya berhasil mengemas 10 gol dalam 32 pertandingan liga tahun berikutnya, kemudian sedikit pada musim lalu dengan 15 gol dari 37 penampilan. Hingga sekarang Belotti tetap berseragam Torino dan siap jadi juru gedor yang lebih baik lagi.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network