Akibat Kritik Pemerintah, Pemain Timnas Iran ini Ditahan Aparat Keamanan

"Beruntunglah kalian yang hidup dan tinggal di Indonesia.."

Viral | 25 November 2022, 16:39
Akibat Kritik Pemerintah, Pemain Timnas Iran ini Ditahan Aparat Keamanan

Libero.id - Gara-gara kritik kepada pemerintah dan rezim otoriter yang berkuasa di Iran, salah satu pemain tim nasional Iran yang tidak terpilih ke Piala Dunia 2022, Voria Ghafouri, harus berurusan dengan aparat keamanan. Dia ditangkap karena memprotes aksi represif polisi dalam membubarkan demonstrasi.

Voria Ghafouri merupakan pemain sepakbola Iran keturunan Kurdi. Saat ini, dia bermain untuk Foolad setelah sempat membela dua klub elite di negara itu, Sepahan dan Esteghlal. Dia juga menjadi pemain nasional Iran sejak 2014. Ajang besar terakhirnya adalah Piala Asia 2019.

Sayang, untuk Piala Dunia 2022, Voria Ghafouri tidak terpilih. Bukan karena usia yang sudah 35 tahun atau prestasi yang menurun, dia dicoret dari skuad karena keberanian menjadi pengkritik pemerintah Iran.

Voria Ghafouri pernah mengkritik kebijakan larangan penonton wanita menonton pertandingan sepakbola langsung di lapangan. Baru-baru ini, dia menyatakan simpati kepada keluarga Mahsa Amini, seorang wanita Kurdi berusia 22 tahun yang meninggal saat berada dalam tahanan polisi hanya karena jilbab.

Dalam beberapa hari terakhir, Voria Ghafouri juga menyerukan diakhirinya kekerasan terhadap demonstran di wilayah Kurdistan Iran.

Akibat aktivitasnya itu, kantor berita resmi, Fars and Tasnim, melaporkan melalui Wide World of Sports, bahwa Voria Ghafouri telah ditangkap. Dia dianggap menghina Iran dan melakukan propaganda antipemerintah. Hukuman penjara 15 tahun menanti pemilik 28 caps untuk Team Melli.

Penangkapan Voria Ghafouri terjadi beberapa hari setelah tim nasional Iran memilih untuk tidak menyanyikan lagu kebangsaan saat bertemu Inggris di Piala Dunia 2022. Para pemain mendapatkan pujian di dunia intermasional atas keberanian mereka dalam mengambil sikap dan berdiri bersama para demonstran melawan rezim Iran.

Tapi, nasib mereka akan suram ketika Piala Dunia 2022 berakhir, dan harus kembali ke Teheran. Hanya pemain-pemain yang berbasis di luar negeri yang sedikit beruntung karena tidak perlu pulang kampung berharapan dengan kekejaman aparat Iran.

ABC News melaporkan bahwa setidaknya 442 pengunjuk rasa telah tewas dan lebih dari 18.000 orang ditahan sejak dimulainya kerusuhan pada September 2022. Dewan HAM PBB juga mengutuk tindakan keras tersebut. Mereka membentuk tim pencarian fakta independen untuk menyelidiki dugaan pelanggaran HAM berat di Iran.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network