Mengapa Format Baru Piala Dunia Antarklub Jadi Masalah? Ini Analisisnya

"FIFA baru akan merealisasikan pada 2025."

Analisis | 19 December 2022, 06:20
Mengapa Format Baru Piala Dunia Antarklub Jadi Masalah? Ini Analisisnya

Libero.id - Federasi Pesepakbola Profesional Dunia (FIFPro) mempertanyakan proposal FIFA yang ingin mengubah format Piala Dunia Antarklub maupun menambah jumlah pesertanya. Mereka bukan satu-satunya pihak yang keberatan. Ada banyak pihak lain yang tidak terlalu senang. Apa alasannya?

Presiden FIFA, Gianni Infantino mengumumkan pada akhir pekan lalu bahwa Piala Dunia Antarklub akan diperbanyak kontestannya menjadi 32 tim pada 2025. Ini akan jadi Piala Dunia versi internasional.

"Ini akan menjadi Piala Dunia Antarklub yang terdiri dari 32 tim, setiap empat tahun, dan edisi pertama adalah musim panas 2025. Mereka akan menjadi tim terbaik di dunia yang diundang untuk berpartisipasi," ujar Gianni Infantino dalam pernyataan resminya di situs FIFA.

Wacana ini sebenarnya tidak baru. FIFA sebenarnya berencana menggelar Piala Dunia Antarklub format baru pada 2021 di China. Tapi, pandemi Covid-19 menghancurkan semuanya.

Ketika itu, FIFA ingin menambah peserta menjadi 24 tim. Pesertanya, semua juara dan runner-up Liga Champions, Liga Europa, dan Copa Libertadores dari empat musim terakhir. Sementara perwakilan konfederasi lain akan melewati kualifikasi lebih dulu.

Namun, rencana 2021 maupun 2025 banjir kecaman. Contohnya sebuah pernyataan dari FIFPro yang sangat telak mengkritik FIFA.

"FIFPro terkejut dengan keputusan Dewan FIFA mengenai kalender pertandingan internasional untuk sepakbola pria dan wanita yang dapat memiliki konsekuensi serius dan memperburuk tekanan pada kesejahteraan dan pekerjaan pemain," bunyi pernyataan resmi FIFPro.

"Meski FIFPro mencapai pemahaman dengan FIFA minggu lalu bahwa negosiasi bersama kalender pertandingan internasional (IMC) akan berlangsung sebelum Kongres FIFA pada Maret 2023, keputusan ini diambil secara sepihak tanpa ada persetujuan dengan para pemain," lanjut pernyataan itu.

FIFPro juga mengklaim bahwa rencana tersebut telah menciptakan kondisi baru yang akan menambah tekanan pada beban kerja para pemain. "Sekali lagi, keputusan untuk menambah kompetisi tanpa menerapkan perlindungan yang tepat adalah pandangan yang picik dan tidak memperhatikan kesehatan dan kinerja pemain," tambah FIFPro.

"Keputusan ini sekali lagi menunjukkan bahwa pemangku kepentingan utama dari permainan ini tidak terlibat secara tepat dalam pengambilan keputusan sepakbola, bahkan ketika menyangkut inti dari hak dasar mereka," lanjut FIFPro.

Penolakan FIFPro ternyata sejalan dengan klub-klub besar Eropa menolak proposal FIFA untuk meluncurkan Piala Dunia Antarklub versi baru.

Meski belum melihat proposal keikutsertaan 32 tim di Piala Dunia Antarklub yang akan diluncurkan FIFA pada 2025, klub-klub top Eropa disebut keberatan. Klub dan liga top memiliki kekhawatiran besar tentang penjadwalan, kalender internasional, dan kelelahan pemain yang parah.

"Liga Premier berkomitmen untuk mencegah perubahan radikal pada kalender yang akan berdampak buruk pada kesejahteraan pemain dan mengancam daya saing, jadwal, struktur, dan tradisi sepakbola domestik," kata Kepala eksekutif Liga Premier, Richard Masters, dilansir Dailymail.

"Proses ini juga harus melibatkan kesepakatan yang terkait dengan liga-liga yang menyediakan pondasi untuk permainan ini," tambah Richard Masters.

Sama seperti konsep Liga Super Eropa yang ditolak di Inggris, banyak penggemar Liga Premier juga keberatan di format baru Piala Dunia Antarklub.

"Seperti ide konyol @FIFAWorldCup setiap dua tahun, ini ide buruk lagi dari Infantino. Pemain butuh istirahat di beberapa titik, mereka diperlakukan seperti ternak. FIFA membenci CL & menginginkan sesuatu yang serupa sendiri. Klub-klub Eropa harus memboikotnya," tulis Jamie Caragher di Twitter.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network