8 Pelatih dengan Kompensasi Pemecatan Terbesar di Eropa

"Dipecat, tapi mereka malah mendapat durian runtuh. Ada yang mendapat Rp 900 miliar dari pemecatan."

Feature | 18 August 2020, 00:54
8 Pelatih dengan Kompensasi Pemecatan Terbesar di Eropa

Libero.id - Hanya beberapa hari setelah tersingkir secara menyakitkan dari Liga Champions, manajemen Barcelona memutuskan memecat Quique Setien. Mantan nakhoda Real Betis itu mengikuti jejak Ernesto Valverde, yang dulu digantikannya.

Pemecatan Valverde dan Setien membuktikan bahwa menjadi pelatih sepakbola profesional mempunyai risiko yang sangat besar. Kritikan, hujatan, hingga pemecatan menjadi hal yang harus diterima ketika gagal. Bagi banyak juru taktik pemutusan hubungan kerja selalu menyakitkan.

Meski kurang bagus untuk ditulis di curriculum vitae, pemecatan terkadang berujung sedikit kegembiraan. Pasalnya, pelatih-pelatih ternama biasanya memiliki nilai kontrak yang tinggi dalam periode waktu tertentu. Ketika pemecatan harus diterima, klub diwajibkan membayar kompensasi. Kebanyakan kompensasi yang diterima berupa sisa kontrak yang dijalani.

Berikut ini 8 pelatih sepakbola di Eropa yang memiliki jumlah kompensasi pemecatan terbesar.

1. Jose Mourinho

Libero.id

Kredit: premierleague.com

Arsitek berusia 56 tahun itu sudah beberapa kali mengalami PHK saat menangani Real Madrid, Chelsea, hingga Manchester United. Di Chelsea, Mourinho dua kali dipecat dengan kompensasi selangit. Dia menerima 18 juta pounds pada 2007 dan 9,5 juta pada 2015. Sementara di MU, mantan pelatih FC Porto tersebut sempat disingkirkan pada 2018. Dari pemecatan itu, The Red Devils membayar 18,9 juta pounds. Total dia mendapat 46,4 juta pounds dari kompensasi pemecatan (Sekitar Rp 900 miliar).

Uniknya, dari serangkaian fakta pemecatan tersebut, Mourinho biasanya disingkirkan saat memasuki musim ketiga. Pelatih kelahiran Setubal, 26 Januari 1963, itu dipecat ketika klub asuhannya sedang berada dalam rentetan hasil negatif.


2. Antonio Conte

Conte punya reputasi yang bagus saat melatih Juventus dan tim nasional Italia. Akibatnya, dia dipekerjakan Chelsea sejak awal musim 2016/2017. Hasilnya, The Blues mengakhiri musim dengan gelar juara Premier League.

Pada musim kedua, hubungan Conte dengan Chelsea mulai retak. Meski membawa The Blues menjuarai Piala FA lewat kemenangan 1-0 atas MU, pria kelahiran Lecce itu terpaksa terlempar dari bench. Akibat kegagalan The Blues lolos ke Liga Champions lantaran hanya finish di posisi 5, dia dipecat. Kompensasi yang didapatkan Conte 26,6 juta pounds.


3. Laurent Blanc

Libero.id

Kredit: twitter.com/psg_espanol

Sebagai mantan pemain timnas Prancis, Blanc punya kemampuan yang mumpuni saat beralih profesi sebagai pelatih. Dia sempat membuat kejutan dengan mengantarkan Girondins Bordeaux menjuarai Ligue 1 2008/2009. Akibatnya, Blanc diangkat sebagai pelatih Paris Saint-Germain.

Selama tiga musim menangani PSG, Blanc selalu mengantarkan Les Parisiens juara. Sayang, mantan bek tengah itu gagal membawa klub Ibu Kota Prancis itu bersinar di Liga Champions. Akibatnya, surat pemecatan datang pada 2016 dan manajemen PSG harus membayar kompensasi 17 juta pounds.


4. Luiz Felipe Scolari

Kesuksesan bersama timnas Brasil di Piala Dunia 2002, membuat pelatih Portugal di Euro 2004 tersebut menjadi opsi utama Chelsea pada 2008. Dengan kontrak tinggi dan gaji besar, manajemen mengabulkan semua keinginan transfer Felipao.

Sayang, saat mengarungi Premier League 2008/2009, hasil racikan Scolari tidak sesuai harapan Roman Abramovich. Permainan pragmatis yang diterapkan Scolari membuat Chelsea terpuruk dan menjadi bulan-bulanan media Inggris. Akibatnya, pada 9 Februari 2009, Scolari harus dipecat dan menerima kompensasi 13,6 juta pounds.


5. Fabio Capello

Tangan dingin Capello bersama sejumlah klub Italia, Real Madrid, hingga timnas Inggris membuat Asosiasi Sepakbola Rusia tertarik. Mantan pelatih AC Milan itu dikontrak pada 2012 dengan misi jangka panjang Piala Dunia 2018. Hasilnya, dia mampu meloloskan tim Beruang Merah ke Piala Dunia 2014.

Sayang, performa buruk Rusia di Brasil dan kegagalan lolos ke Euro 2016 membuat Capello harus berhenti. Satu bulan setelah Rusia dikalahkan Austria 0-1 pada laga Kualifikasi Euro 2016, dia menerima surat PHK. Sebagai konsekuensinya, Rusia memberi kompensasi 13,4 juta pounds.


6. Mauricio Pochettino

Libero.id

Kredit: premierleague.com

Pochettino punya prestasi yang layak dibanggakan saat melatih Tottenham Hotspur. Berbekal dana belanja yang terbatas, pria Argentina itu mampu mengubah Spurs menjadi salah satu kuda hitam di Premier League. Pochettino juga sanggup mengantarkan Tottenham ke final Liga Champions 2018/2019, meski akhirnya dikalahkan Liverpool.

Sayang, manajemen Tottenham tidak puas dengan kinerja Pochettino pada musim selanjutnya. Akibat sejumlah hasil minor di kompetisi, mantan pemain Sunderland itu harus dipecat. Pochettino diberi kompensasi 12,5 juta pounds.


7. Andre Villas-Boas

AVB diangkat sebagai pelatih Chelsea pada musim panas 2011. Keberhasilan membawa FC Porto menjuarai Liga Eropa 2010/2011 menjadi salah satu alasan manajemen The Blues mempekerjakan AVB. Saat itu, pers Inggris sangat optimistis dengan memberi julukan The Next Mourinho.

Namun, harapan itu ternyata hampa. Gagal membawa Chelsea bersaing di jalur juara, para petinggi Chelsea kecewa. Setelah kalah 1-2 dari Napoli pada leg I babak 16 besar Liga Champions, AVB dipecat. Dia mendapatkan kompensasi 12 juta pounds.


8. Roberto di Matteo

Libero.id

Kredit: uefa.com

Menggantikan AVB di tengah jalan, peruntungan lebih baik justru didapatkan Di Matteo. Diawali dengan menyumbangkan Piala FA 2010/2011, keajaiban pria Italia tersebut berlanjut ke Liga Champions. Berstatus caretaker, Di Matteo justru membawa The Blues ke final. Di laga puncak, klub London Barat itu mengalahkan Bayern Muenchen lewat adu penalti.

Sayang, kebiasaan Chelsea dalam memecat pelatih terus dilanjutkan di era Di Matteo. Pada musim selanjutnya, dia harus kehilangan pekerjaan setelah The Blues mengalami sejumlah hasil mengecewakan. Di Matteo mendapatkan kompensasi 10,7 juta pounds.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network