Flashback! 5 Momen Fantastis Saat Bayern Muenchen Juara Liga Champions

"Bayern pernah juara setelah melalui dua pertandingan final. Ya, dua pertandingan."

Feature | 22 August 2020, 23:41
Flashback! 5 Momen Fantastis Saat Bayern Muenchen Juara Liga Champions

Libero.id - Tampil di pertandingan final Liga Champions adalah hal yang sudah biasa bagi Bayern Muenchen. Sepanjang sejarah sejak era Piala Champions, FC Hollywood mampu 10 kali tampil di laga puncak.

Catatan menunjukkan, persentase Bayern ketika berada di final Liga Champions sejak era Piala Champions adalah 50%. Mereka 5 kali menjadi juara dan 5 kali gagal. Final pertama terjadi pada 1973/1974 dengan hasil juara. Begitu pula dengan final terakhir pada 2012/2013.

Di Benua Biru, jumlah final Bayern hanya kalah dari Real Madrid dengan 16 kali dan AC Milan (11 kali). Bayern unggul dari Liverpool dan Juventus, yang sama-sama berada di final 9 kali. Sementara Barcelona 8 Kali dan Benfica (7 kali).

Berikut ini 5 final fantastis FC Hollywood yang diakhiri dengan membawa pulang "Si Kuping Besar":

1. Piala Champions 1973/1974, Bayern Muenchen vs Atletico Madrid 1-1 (aet), 4-0

Libero.id

Kredit: fcbayern.com

Ini menjadi momen perdana Bayern berada di pertandingan puncak kompetisi antarklub paling elite di Eropa. Lawan yang dihadapi adalah Atletico Madrid dan bermain di stadion legendaris Heysel di Brussels, Belgia. Beda dengan era sekarang yang mengenal adu penalti, pada masa itu pertandingan harus diulang ketika hasilnya imbang selama 90 menit plus 30 menit extra time.

Pada pertarungan pertama, 15 Mei 1974, Bayern nyaris kalah ketika Luis Aragones mencetak gol di babak perpanjangan waktu, tepatnya menit 114. Ketika pertandingan sepertinya akan dimenangkan Los Colchoneros, Hans-Georg Schwarzenbeck datang untuk menyamakan skor di menit 120.

Hasil imbang membuat mentalitas Atletico hancur. Akibatnya, pada laga ulangan di tempat yang sama, dua hari berselang, FC Hollywood lebih leluasa mengobrak-abrik jala Atletico yang dijaga ayah Pepe Reina, Miguel Reina. Bayern unggul 4 gol tanpa balas setelah Gerd Mueller dan Uli Hoeness sama-sama memproduksi 2 gol.


2. Piala Champions 1974/1975, Bayern Muenchen vs Leeds United 2-0

Libero.id

Kredit: fcbayern.com

Bermain di Parc des Princes, Paris, 28 Mei 1975, pertandingan saat itu diwarnai sejumlah kontroversi dan kejadian kurang sportif akibat kepemimpinan wasit asal Prancis, Michel Kitabdjian. Keputusan kontroversial langsung tercipta di menit 3 saat Bjorn Andersson harus digantikan Sepp Weiss setelah tekel keras Terry Yorath. Wasit tidak memberi kartu.

Kontroversi berlanjut ketika pada menit 23 Franz Beckenbauer handball di kotak penalti. Para pemain Leeds mengajukan permohonan penalti, yang ditolak Kitabdjian. Kontroversi selanjutnya muncul di menit 43 saat Beckenbauer mengganjal Allan Clarke. Lagi-lagi, tidak ada penalti. Beberapa menit kemudian, tekel brutal Frank Gray kepada Uli Hoeness juga didiamkan wasit.

Puncak kontroversi terjadi saat gol Peter Lorimer dianulir. Awalnya, wasit mengesahkan gol menit 63 itu. Tapi, Beckenbauer protes ke hakim garis. Anehnya, wasit terpengaruh dengan protes itu dan menyatakan Billy Bremner offside sebelum Lorimer mencetak gol. Sontak, keputusan itu membuat Leeds marah. Kerusuhan besar terjadi dan mereka merasa ditipu.


3. Piala Champions 1975/1976, Bayern Muenchen vs Saint Etienne 1-0

Libero.id

Kredit: fcbayern.com

Bayern akhirnya berhasil mengikuti jejak Real Madrid dan Ajax Amsterdam yang mampu menjuarai kompetisi ini tiga kali beruntun (Madrid 5 kali). Menghadapi Saint Etienne di Hampden Park, Glasgow, 12 Mei 1976, FC Hollywood menunjukkan kematangan sebagai juara Piala Champions dua musim beruntun.

Pertandingan sebenarnya berjalan imbang. Kedua klub sama-sama mendapatkan banyak peluang mencetak gol. Sayang, keberuntungan belum menjadi milik Les Verts karena beberapa peluang yang tercipta justru membentur mistar gawang.

Sebaliknya, Bayern para pemain FC Hollywood tampil lebih tenang. Mereka mampu mengatur ritme dengan baik. Peluang demi peluang dengan sabar dirancang untuk mencapai sasaran. Puncaknya ketika Franz Roth berhasil menjebol jala Ivan Curkovic pada menit 57. Satu gol sudah cukup membuat para pemain Saint Etienne menangis di akhir laga.


4. Liga Champions 2000/2001, Bayern Muenchen vs Valencia 1-1 (5-4 ap)

Libero.id

Kredit: fcbayern.com

Setelah kekalahan dramatis di final Liga Champions 1998/1999 dari Manchester United, Bayern kembali menginjakkan kaki di pertandingan puncak ajang elite Eropa. Saat itu, lawan yang dihadapi di Stadio San Siro, Milan, 23 Mei 2001, adalah kuda hitam Valencia.

Meski menjadi tim kejutan, Valencia justru membuat FC Hollywood kerepotan. Sempat unggul cepat pada menit 3, Bayern membalas pada awal babak kedua. Kedua gol yang tercipta di laga itu sama-sama dari titik penalti. Secara statistik, Bayern mendominasi lapangan dengan total 19 tembakan berbanding 9. Tapi, hingga 90 menit plus 30 menit extra time, skornya imbang 1-1.

Di babak tos-tosan, keberuntungan benar-benar menjadi milik Bayern. Setelah melewati tujuh eksekutor, FC Hollywood akhirnya menang 5-4. Paulo Sergio dan Patrik Anderson menjadi dua penandang yang gagal di kubu Bayern. Sementara Zlatko Zahovic, Amedeo Carboni, dan Mauricio Pellegrino adalah tiga eksekutor Valencia yang tidak berhasil.


5. Liga Champions 2012/2013, Borussia Dortmund vs Bayern Muenchen 1-2

Libero.id

Kredit: fcbayern.com

Kegagalan menjuarai Liga Champions 2009/2010 dan 2011/2012 ternyata tidak merontokkan mentalitas Bayern. Buktinya, FC Holywood kembali ke pertandingan puncak pada 2012/2013. Bertempat di Wembley Stadium London, 23 Mei 2013, Bayern mendapatkan giliran melawan Dortmund.

Berstatus Der Klassiker, tensi tinggi sudah terjadi sejak kedua klub memastikan tempat di semifinal. Ketika tiket final ditentukan, kondisi semakin tidak kondusif. Perang psikologi dilontarkan para pemain kedua kubu, pelatih, manajemen, hingga suporter. Sebab, layaknya Barcelona versus Real Madrid, Dortmund melawan Bayern adalah pertandingan besar di Bundesliga.

Ketika pertandingan berlangsung, prediksi terbukti. Laga berlangsung ketat dengan kedua tim saling jual beli serangan. Statistik menunjukkan, Bayern menciptakan 14 tembakan, 9 mencapai target, dan 8 sepak pojok. Sebaliknya, Dortmund mempunyai 12 tembakan, 8 mencapai target, dan 6 sepak pojok. Di akhir pertandingan, Bayern unggul 2-1 lewat gol Arjen Robben di menit 89.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network