Bibras Natkho, Kapten Muslim Pertama dan Satu-satunya di Timnas Israel

"Ayahnya, Akram Natkho, berprofesi sebagai Polisi di perbatasan Isreal-Palestina, yang meninggal pada 2008."

Biografi | 23 August 2020, 03:53
Bibras Natkho, Kapten Muslim Pertama dan Satu-satunya di Timnas Israel

Libero.id - Selama ini Israel dikenal sebagai negara yang masih kental dengan nuansa rasialis. Etnis Yahudi dianggap lebih tinggi derajatnya dari golongan lainnya sehingga mendapatkan keistimewaan.

Negeri di Timur Tengah yang sedang berkonflik dengan Palestina tersebut memiliki sekitar 74,2% penduduk beretnis Yahudi. Sementara 20,9% sisanya berdarah Arab. Yahudi juga menjadi agama utama yang dipeluk hampir 75% penduduknya, diikuti Islam (17%), Kristen (2%), serta Druze (1,6%). Ada pula beberapa agama dan aliran kepercayaan lainnya.

Uniknya, tidak selamanya rasialisme menjadi landasan utama kehidupan sosial di Israel. Meski mayoritas adalah Yahudi, bukan berarti tidak ada ruang bagi agama lain, terutama Islam. Salah satu buktinya ada di sepakbola.

Sebagai bahasa universal yang melampaui sekat-sekat agama, etnis, golongan, sosial, maupun politik; sepakbola ternyata mampu menghilangkan rasialisme dengan keberadaan Bibras Natkho sebagai kapten tim nasional Israel. Gelandang Partizan Belgrade itu tercatat dalam sejarah sebagai pesepakbola Muslim pertama yang menjadi pemimpin timnas.

Libero.id

Timnas Israel.

Namun, bukan hanya latar belakang agama dan etnis yang membuat pemuda kelahiran Kfar Kama, 18 Februari 1988, tersebut ditunjuk menjadi kapten. Natkho memiliki kemampuan bagus sebagai gelandang. Dia juga mempunyai jam terbang tinggi di lapangan hijau internasional.

Fakta tersebut bisa terlihat dari statistik perjalanan Natkho di lapangan. Tercatat, dia pernah membela berbagai klub. Sebut saja Hapoel Tel Aviv, Rubin Kazan, PAOK Salonika, CSKA Moscow, serta Olympiakos Piraeus. Kini, dirinya membela salah satu klub elite Serbia, Partizan. Natkho juga tercatat sudah mengoleksi 2 gol dari 66 laga bersama timnas.

Kepercayaan menjadi kapten pertama kali didapatkan Natkho saat Israel menjalani laga persahabatan versus Rumania, dua tahun lalu. Penunjukan itu membuat Natkho bangga. Apalagi, ayahnya, Akram Natkho, berprofesi sebagai Polisi di perbatasan Isreal-Palestina, yang meninggal pada 2008 akibat serangan jantung saat bertugas.

Libero.id

Bibras Natkho

"Menjadi kehormatan besar bagi saya menjadi kapten timnas. Apalagi, harapan ini merupakan mimpi terbesar ayah saya. Saya tahu apa yang selalu ayah saya inginkan. Dia selalu menjadi inspirasi dan panutan saya sebagai pemimpin," ungkap Natkho saat itu, dilansir The Independent.

Kerja keras Natkho di bawah pengawasan ayahnya memang berhasil menjadi sosok yang tangguh. Jiwa kepemimpinan selalu ditunjukkan Natkho sejak membela skuad muda Israel maupun di level klub.

Natkho bukan etnis Yahudi, meski lahir di Kfar Kama. Dia adalah orang keturunan Circassia. Itu adalah adalah etnis dari Kaukasus Utara yang berimigrasi ke Turki ketika Ottoman menguasai wilayah mereka. Lalu, ketika Ottoman kolaps dan wilayah yang sekarang dikuasi Israel menjadi mandat Inggris (British Mandate of Palestine), kakek Natkho berimigrasi.

Berdasarkan sensus, saat ini terdapat sekitar 5.000 orang Circassia di Israel. Mayoritas menetap di dua kota utama, Kfar Kama dan Rehaniya. Meski beragama Islam, warga Circassia memiliki hubungan yang sangat bagus dengan orang-orang Yahudi. Hal itu berbeda dengan warga keturunan Arab yang sering berkonflik dengan Yahudi.

"Ini sangat penting untuk komunitas kami. Mereka banyak mendukung dan saya telah merasakan dukungan mereka. Mereka sangat bangga dengan pencapaian saya menjadi kapten timnas dan momen itu sangat bersejarah," ungkap Natkho.

Hebatnya, penunjukan Natkho menjadi kapten The Blue and Whites tidak pernah mendapatkan tantangan dari suporter. Sebab, dia sudah menjadi kapten sejak junior. Natkho adalah pemimpin Israel U-19.

Natkho menjalani penggilan ke timnas senior untuk pertama kalinya pada 12 Agustus 2009 melawan Irlandia Utara. Namun, dia tidak tampil. Kesempatan baru datang saat menghadapi Rumania, 3 Maret 2010. Saat itu dia masuk sebagai pemain pengganti Gil Vermouth. Sementara gol pertama Natkho lahir pada 7 September 2012 melawan Azerbaijan.

"Ayah saya sangat bangga ketika saya dipilih menjadi kapten di tim junior. Saya semakin bangga ketika dipercaya sebagai kapten tim senior. Itu membuat saya berhasil mewujudkan mimpi ayah saya," beber Natkho.

Menariknya, Natkho bukan satu-satunya atlet di keluarga besarnya yang membela Isreal. Dia memiliki sepupu, Nili Natkho, yang merupakan pemain basket dan meninggal pada 2004 akibat kecelakaan mobil. Sepupunya yang lain, Amir Natkho, sempat bermain untuk CSKA Moscow. Sedangkan sang paman, Adam Natkho, pernah menjadi pemain FC Kuban Krasnodar di era Uni Soviet.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network