Stefan Borson, Pep Guardiola
Libero.id - Satu per satu, orang yang terkait Manchester City angkat suara terkait kasus pelanggaran regulasi Financial Fair Play (FFP). Ada yang mendukung dan bersimpati, beberapa lainnya tidak. Bahkan, ada mantan penasehat keuangan The Citizens yang buka kartu. Dia adalah Stefan Borson.
Man City sedang menghadapi ujian serius dalam eksistensi di lapangan hijau sepakbola Inggris yang akan berdampak pada masa depan di kompetisi.
Liga Premier telah menuduh Man City melakukan lebih dari 100 pelanggaran aturan keuangan. Pelanggaran itu terjadi selama sembilan tahun pada periode 2009-2018. Ada ancaman sanksi berat seperti pengurangan poin, pembatasan transfer, pencopotan gelar juara, hingga degradasi paksa.
Tuduhan itu dijatuhkan setelah Liga Premier melakukan penyelidikan selama empat tahun. Banyak yang yakin Man City menghadapi situasi yang berbeda dibandingan investigasi FFP oleh UEFA pada 2020.
Benarkah Man City bersalah? Mantan penasehat keuangan The Citizens, Stefan Borson, buka kartu. Dirinya menyatakan degradasi menjadi sangat masuk akal jika melihat skala pelanggaran yang dilakukan para petinggi Etihad Stadium. Dengan jelas dirinya tidak berpihak pada The Citizens lagi.
"Mau disebut membesar-besarkan situasi atau tidak, besaran cakupan dari dakwaan PL (Liga Premier) berada di titik yang kalau itu terbukti, harus berujung ke degradasi," tulis Stefan Borson di Twitter.
Honestly, these quotes are embarrassing given the likely sources. It’s like being accused of robbing a bank and laughing when the indictment erroneously uses € rather than £ https://t.co/KyqXlMLWxe
— slbsn (@slbsn) February 6, 2023
Bagi orang-orang di Etihad Stadium, Stefan Borson bukan sosok asing. Selain mantan penasehat keuangan untuk Man City, dirinya juga merupakan penggemar klub tersebut.
The PL's case vs City is, for most part, not an FFP case at all. More fundamental than that. It is that the club has provided junk financials (audited and forecasts) for 9 years. That is their underlying allegation. An extraordinary thing to try and prove in an arbitration panel
— slbsn (@slbsn) February 7, 2023
Setelah tidak bergabung dengan Man City, Stefan Borson kembali ke pekerjaan awalnya sebagai pengacara. Dirinya juga pernah berkarier sebagai bankir. Dia juga sempat menjadi CEO dan penasehat umum untuk perusahaan yang menangani tuduhan isu-isu akuntasi bersejarah.
Salah satu masukan Stefan Borson cukup berhasil meloloskan Man City dari hukuman FFP ala UEFA pada 2020. Saat itu, The Citizens banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Hasilnya, pengadilan di Laussane, Swiss, itu membatalkan sanksi UEFA untuk The Citizens. Mereka juga hanya didenda 10 juta pounds (Rp182 miliar).
Meski menang, substansi gugatan sebenarnya belum jelas. Saat itu, CAS memenangkan Man City karena UEFA memiliki batas waktu penuntutan. Sedangkan di Liga Premier tidak. Bahaya ini Man City!
Has anyone actually read the charges? The allegations are that NINE years of accounts were not accurate, not true and fair, not provided in good faith. In other words, inaccurate, false, unfair and provided in bad faith. It is an allegation of dishonesty. https://t.co/KJD5W3C1vUpic.twitter.com/Dwsg1eT5bY
— slbsn (@slbsn) February 6, 2023
(andri ananto/anda)
SEA Games 2023 Kurang Sebulan, Skuad Utama Timnas U-22 Belum Terbentuk
Lawan uji coba yang sepandan juga masih buram.Bukan SEA Games 2023! Olimpiade 2024 Bisa Jadi Panggung Baru Timnas U-20
Ini ajang yang masuk akal dan lebih bergengsi.3 Alasan Utama Shin Tae-yong Tetap Latih Timnas Indonesia pada 2024
Kontrak berakhir Desember 2023. Jadi, STY out atau STY stay?Vietnam Tolak Jadi Tuan Rumah Piala AFF U-23 2023, Apakah Indonesia Berminat?
Ajang ini tidak akan ditolak jika digelar di Indonesia karena tidak ada Israel.Mana yang Benar? Analisis 3 Penyebab Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia Batal
Tidak sulit menebaknya. Semua orang sudah tahu.
Opini