Kisah Si Nakal Ivelin Popov, Satu Insiden Menghapus Kesalahan Seumur Hidup

"Dia dikenal raja mabuk. Suka pesta alkohol. Berkali-kali mendapat sanksi. Tetapi satu perbuatan mengharumkan namanya."

Feature | 01 September 2020, 05:13
Kisah Si Nakal Ivelin Popov, Satu Insiden Menghapus Kesalahan Seumur Hidup

Libero.id - Terkadang, untuk menjadi pesepakbola yang dikenang heroik, seorang pemain tidak membutuhkan konsistensi mencetak gol. Suka atau tidak, satu saja kejadian di lapangan, bisa mengubah anggapan negatif bertahun-tahun.

Pengalaman unik itulah yang dialami Ivelin Popov. Di masa muda, mantan pemain tim nasional Bulgaria itu adalah sosok kontroversial. Pemain yang sekarang merumput di Liga Rusia bersama PFC Sochi itu sering memicu masalah yang berujung hukuman dari Asosiasi Sepakbola Bulgaria (BFU) maupun sejumlah klub yang dibelanya di masa lalu.

Namun, ketika membela Bulgaria melawan Inggri pada Kualifikasi Euro 2020 di Sofia, 15 Oktober 2019, semua dosa Popov di ketika muda hilang. Semuanya gara-gara tindakan kurang terpuji suporter Bulgaria yang mencoreng fair play. 

Pada pertandingan yang dimenangkan The Three Lions 6-0 itu, wasit sempat menghentikan laga dua kali. Penyebabnya, teriakan-teriakan berbau rasial dari sekelompok suporter tuan rumah kepada beberapa pemain kulit hitam Inggris. Sejak kick-off, tanpa henti mereka menghina Marcus Rashford, Raheem Sterling, hingga Tyrone Mings menggunakan kata-kata yang tidak pantas.

Ketika suasana chaos, Popov tampil sebagai pahlawan, yang akan dikenang selama kariernya. Dia memberanikan diri menghampiri tribun dan berbicara kepada suporter. Dia meminta tidakan itu tidak dilanjutkan lagi. Dia berdebat dan memarahi suporter yang rasialis.

Libero.id

Ivelin Popov

"Banyak yang menderita dengan perilaku seperti itu. Anda pikir pemain asing akan datang dan bermain di Bulgaria setelah apa yang terjadi pada pertandingan tadi? Rasialisme adalah masalah dunia yang harus diberantas. Kita manusia sama. Apapun warna kulitnya," kata Popov kala itu, dilansir BBC Sport.

"Diberitahu apa yang dilakukan kapten Bulgaria (Popov) di babak pertama. Untuk berdiri sendiri dan melakukan hal yang benar membutuhkan keberanian dan tindakan seperti itu tidak boleh diabaikan," puji Rashford lewat Twitter setelah pertandingan tersebut.

Ibarat setetes air yang menghapus dahaga, satu tindakan terpuji di pertandingan itu sanggup menghapus kesalahan Popov di sepakbola. Sebab, selama bertahun-tahun, dia dikenal sebagai pemain nakal di sepakbola Bulgaria. Dia adalah pemain hebat yang tidak memiliki disiplin.

Contohnya pada 2007. Saat itu, Popov dicoret dari skuad utama Litex Lovech karena malas latihan. Saat itu, dia membolos sesi latihan Litex sebelum pertandingan Liga Bulgaria. Pelatihnya saat itu marah dan melarang Popov bermain pada beberapa pertarungan.

Beberapa bulan berselang, Popov dilarang tampil membela tim junior Bulgaria. Ketika itu, dia melempar botol minuman ke pengemudi bus timnas saat sedang menuju tempat latihan dari hotel. Dia juga memukuli kepala pengemudi itu yang berujung terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Setelah bebas dari hukuman, Popov bermain di tim senior Bulgaria. Tapi, dia tidak bertobat dan justru melakukan tindakan kurang terpuji lain, yang berujung kecaman banyak orang di negaranya.

Pada 2010, saat hendang bertanding melawan Inggris di Kualifikasi Euro 2012, Popov berulah. Satu hari sebelum terbang ke London, dia menjadi inisiator pesta alkohol teman-temannya. Pesta sengaja digelar untuk merayakan ulang tahun Valeri Bojinov. Akibatnya, Bulgaria dibantai 4 gol tanpa balas.

Meski berat hukuman dijatuhkan, Popov belum bertobat. Saat leg kedua digelar di Sofia, dia melakukan aksi yang sama dengan pertandingan pertama. Popov memimpin teman-temannya pergi ke bar dan minum alkohol hingga subuh. Pelatih Bulgaria saat itu, Lothar Matthaeus, marah besar. Sebab, Bulgaria kalah 0-3.

Seusai kejadian tersebut, ulah Popov justru semakin menjadi. Pada 16 November 2014, dia gagal mengeksekusi penalti pada Kualifikasi Euro 2016 kontra Malta. Popov dituduh sengaja gagal dengan tujuan tertentu yang tidak terpuji.

Beberapa hari kemudian, terungkap fakta bahwa dia telah melecehkan dan mempermalukan tukang pijat timnas pada beberapa kesempatan dengan memaksanya melakukan push-up di depan pemain lain. Akibat dua ulah tersebut, BFU hilang kesabaran dan akhirnya melarang Popov bermain untuk timnas seumur hidup.

Namun, saat Ivaylo Petev menjadi pelatih timnas pada 2015, Popov dipanggil lagi. Hanya saja jabatan kapten tim diberikan kepada Svetoslav Dyakov. Setelah Dyakov pensiun pada 2017, Popov kembali menjadi kapten Bulgaria hingga laga melawan Inggris. Popov pensiun dari timnas pada November 2019.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network