Kisah 3 Pemain Israel di Liga Palestina dan 1 Pemain Palestina di Liga Israel

"Bukan sulap, bukan sihir. Inilah fakta sebenar-benarnya."

Feature | 29 March 2023, 14:55
Kisah 3 Pemain Israel di Liga Palestina dan 1 Pemain Palestina di Liga Israel

Libero.id - Apa yang dibayangkan orang Indonesia tentang Israel dan Palestina ternyata tidak semuanya benar. Gambar soal permusuhan abadi yang selalu diceritakan secara turun-temurun tidak selalu tepat. Buktinya dialami beberapa pemain sepakbola kedua negara yang bertikai.

Israel dan Palestina sudah terlibat konflik sejak lama. Perang yang melibatkan kedua negara merempat ke seluruh dunia. Solidaritas bermunculan di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Sayangnya, solidaritas itu sering salah ditafsirkan orang-orang di Indonesia. Beberapa pihak mati-matian membela Palestina tanpa kompromi. Bahkan, di hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan politik dan militer. Contohnya, Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia yang menuai polemik.

Desakan penolakan Israel didengungkan banyak pihak. Bukan hanya tokoh agama maupun ormas, melainkan juga pemerintah daerah. Bahkan, berkat penolakan Gubernur Bali, I Wayan Koster, drawing pembagian grup pada Jumat (31/3/2023) dipastikan batal.

Pertanyaannya, bagaimana sebenarnya kondisi Israel dan Palestina di sepakbola? Apakah mereka juga saling bermusuhan dan membenci? Ternyata, tidak!

Fakta menunjukkan, di kompetisi sepakbola Palestina dan Israel musim ini, ada sejumlah pemain dari kedua negara berseteru tampil. Mereka terliha biasa-biasa saja, santai, dan profesional. Ini tidak seperti yang diceritakan secara turun-temurun di Indonesia.

Setidaknya ada tiga pemain Israel yang bermain di kompetisi Palestina dengan satu di antaranya masih aktif  bermain Shabab Al-Khaleel di Liga Premier Tepi Barat.

Liga Tepi Barat? Liga Palestina memang terbaik dua berdasarkan kelompok yang menguasai wilayah negara. Di Tepi Barat, penguasa pemerintahannya adalah Fatah dan di Jalur Gaza adalah HAMAS. Jadi, kedua faksi memiliki liga masing-masing, yaitu Liga Premier Tepi Barat dan Liga Premier Jalur Gaza.

Pemain Israel yang merumput di Shabab Al-Khaleel adalah Musa Tarabin. Shabab Al-Khaleel bukan klub Palestina pertama yang dibela Musa Tarabin. Pemain berusia 25 tahun tersebut sempat memperkuat Markaz Blata pada 2020/2021 dan Hilal Al-Quds pada 2021/2022.

Musa Tarabin juga bukan yang pertama berasal dari Israel di  Shabab Al-Khaleel. Sebelumnya, ada Muhammad Biadsa. Sang gelandang tampil enam bulan di Palestina bersama pada Januari-Agustus 2022. Kurang bersinar di Palestina, Muhammad Biadsa pulang ke ke kampung halamannya membela Ihud Bnei Baqa di Divisi IV.

Pesepakbola Israel lain di Liga Premier Tepi Barat adalah Ali Na'ama. Bahkan, dia punya catatan membanggakan bersama Hilal Al-Quds pada 2018/2019. Saat itu, dia membantu klubnya memenangkan gelar Liga Premier Tepi Barat plus tampil di Piala AFC.

Bukan hanya pemain Israel di Palestina yang tampil dengan aman, nyaman, dan damai, pesepakbola Palestina juga tercatat berkompetisi di Israel. Contohnya, Mohammed Abu Ras.

Bermain sebagai gelandang, Mohammed Abu Ras berasal dari Palestina, Arab, dan Muslim. Tapi, dirinya menjadi pemain utama dan dipuja pendukung Hapoel Nir Ramat HaSharon. Itu adalah klub yang berkompetisi di Divisi II, atau yang biasa disebut Liga Leumit.

Apakah di Hapoel Nir Ramat HaSharon, Mohammed Abu Ras dapat perlakuan buruk? Ternyata tidak. Bahkan, di klub ini juga ada pemain Muslim lain yang uniknya berkebangsaan Israel. Dia adalah Yarin Hassan.

Jadi, kalau ada warga Indonesia mati-matian menolak anak-anak muda Israel yang ingin bermain sepakbola di turnamen junior paling bergengsi di bumi, itu aneh. Super aneh! Yang berkonflik saja santai, kok yang jauh di seberang samudera justru ribut.

(andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network