Libero.id - Dicabutnya status tuan rumah Piala Dunia U-20 oleh FIFA membuat Indonesia harus mengevaluasi ulang tata kelola organisasi dan sebagainya, itu harus dilakukan jika tak ingin sepak bola Indonesia jalan di tempat.
Kita harus menunjukkan kalau sepak bola Indonesia bisa maju tidak cuma jargon kosong. Seperti yang diketahui Indonesia memang jagonya omong besar, rencana-rencana yang dilontarkan kerap kali bombastis namun payah dalam pelaksanaan.
Misalnya saja sempat ada rencana mengajak negara ASEAN lainnya untuk bidding Piala Dunia 2034. Itu sewaktu masih sangat optimis kalau Indonesia bisa sukses menggelar Piala Dunia U-20 2023 di enam kota.
Namun kini rencana hanya tinggal rencana. Saat disinggung tentang hal itu Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dengan cukup menohok mengatakan.
"Hari ini kita jangan berpikir terlalu jauh dengan mimpi-mimpi 2034 ada Piala Dunia, ada Olimpiade [2036] yang kemarin disampaikan di G20 antara Presiden IOC, Thomas Bach, dengan Indonesia," katanya dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (31/3).
Dalam kalimat yang lebih ringkas, dengan kata lain Erick Thohir mengatakan jangan mimpi. Ditampar kenyataan baru tahu rasa.
Untuk saat ini Erick Thohir mengatakan PSSI dan pemerintah fokus untuk menyelesaikan potensi masalah yang timbul akibat dicabutnya status tuan rumah Piala Dunia U-20.
"Saya rasa mungkin dengan berat hati kita bicara penyelesaian ini dulu karena itu [Piala Dunia 2034] bukan hal prioritas hari ini," tambahnya.
Dalam waktu dekat Erick Thohir akan kembali bertemu dengan Gianni Infantino untuk membahas hal lanjutan mengenai keputusan dari FIFA soal sanski dan sebagainya.
Opini