Kisah Latihan ala Kopassus Timnas U-23 di TC SEA Games 2011, Sayang Gagal Emas

"Hasilnya, antiklimaks. Masih ingat?"

Feature | 14 April 2023, 05:49
Kisah Latihan ala Kopassus Timnas U-23 di TC SEA Games 2011, Sayang Gagal Emas

Libero.id - Setelah dua medali emas SEA Games 1987 dan SEA Games 1991, Indonesia beberapa kali mampu mencapai final, dan kalah. Sebut saja SEA Games 1997, SEA Games 2011, SEA Games 2013 hingga SEA Games 2019. Dan, salah satu yang masih sering dibicarakan orang adalah SEA Games 2011 di Jakarta-Palembang.

SEA Games 2023 ada di depan mata. Seperti edisi-edisi sebelumnya, medali emas menjadi target yang dibebankan kepada semua pemain yang pergi ke Kamboja.

Itu adalah target yang sangat masuk akal karena sepakbola Indonesia sudah 32 tahun tidak mendapatkan medali emas SEA Games. Berkali-kali di coba, dan selalu gagal. Bahkan, ketika terlihat ada di depan mata. Contohnya, generasi timnas U-23 di SEA Games 2011.

Kekalahan dari Malaysia U-23 melalui adu penalti ketika itu sangat menyesakkan. Sebab, Garuda Muda bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, di depan 100.000 penonton.

Padahal, perjuangan Timnas U-23 ketika itu luar biasa. Berbagai pengorbanan dijalani Titus Bonai dkk sejak pemusatan latihan.

Skuad yang ketika itu dilatih anggota Marinir TNI-AL, Lettu (Mar) Rahmad Darmawan, tidak hanya berlatih sepakbola, melainkan juga fisik ekstrim. Bukan lagi latihan fisik untuk atlet, melainkan seperti pasukan militer. Tidak main-main, timnas U-23 saat itu berlatih di Pusdiklat Kopassus, Batujajar, Jawa Barat.

Itu merupakan program khusus  Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) besutan KONI. Semua atlet yang akan ikut SEA Games 2011 wajib latihan ala personel TNI.

Beberapa tahun kemudian, Titus Bonai bercerita di podcast Sport77 melalui kanal Youtube. Eks penyerang Persipura Jayapura itu mengaku latihan ala militer yang dijalani setiap hari sangat bera. Bahkan, dia mengenang sebagai masa-masa paling pahit dalam karier sepakbolanya.

"Rasanya memang berat sekali. Tapi, ya kami jalankan saja. Itu masa-masa yang memang sangat pahit," ujar Tibo.

Para pemain sudah harus beraktivitas pada pukul 04.00 WIB. Seperti halnya prajurit TNI, disiplin dan pendalaman karakter lainnya sangat dibentuk. "Kami sudah harus bangun saat subuh. Awalnya, kami memang sudah diberi tahu soal aba-aba ini. Tapi, kami memang berbeda dengan militer," ungkap Titus Bonai.

Latihan di Barak Kopassus berlangsung selama dua pekan itu dan memang secara khusus menggembleng kesiapan para pemain pilihan Rahmad Darmawan dari segi fisik maupun mental.

"Ketika mendengar bunyi aba-aba, kami harus bangun langsung lari. Jadi, kami tidur sudah memakai seragam. Pokoknya jam empat subuh sudah harus siap," ucap Titus Bonai.

"Kami harus menjalankan semua program yang mereka rancang. Kami melakukan seperti apa yang tentara lakukan. Tidak ada bedanya. Jadi, selama itu program yang berkaitan dengan sepakbola tidak ada sama sekali. Yang diasah adalah fisik dan mental," ungkap Titus Bonai.

Berkat latihan ala militer, fisik pemain timnas U-23 luas biasa saat SEA Games 2011 digelar. Di fase grup, Indonesia mengalahkan Kamboja 6-0, Singapura 2-0, Thailand 3-1, dan kalah 0-1 dari Malaysia. Kemudian, di semifinal, Indonesia mengalahkan Vietnam 2-0.

Sayang, saat final digelar, Indonesia antiklimaks. Meski Malaysia asuhan Ong Kim Swe bermain dengan intimidasi ekstrim pendukung tuan rumah, mental pemain Indonesia justru down. Buktinya, saat final harus diselesaikan dengan adu penalti, para pemain gagal menjalankan tugasnya.

Titus Bonai, Egi Melgiansyah, dan Abdul Rahman memang sukses mengeksekusi penalti. Tapi, Gunawan Dwi Cahyo dan Ferdinan Sinaga gagal.

(mochamad rahmatul haq/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network