Kisah Perjalanan Karier Goran Pandev, Pesepakbola Terbaik Sepanjang Masa dari Makedonia Utara

"Sepanjang kariernya, Pandev menancapkan namanya dengan harum di Italia."

Biografi | 12 September 2020, 13:52
Kisah Perjalanan Karier Goran Pandev, Pesepakbola Terbaik Sepanjang Masa dari Makedonia Utara

Libero.id - Goran Pandev mungkin adalah pesepakbola Makedonia paling terkenal sepanjang masa dan tentu saja salah satu yang paling dihormati.

Pada Maret 2019, ia merayakan caps ke-100 untuk tim nasional Makedonia. Setahun kemudian, ia melelang baju timnas yang ia kenakan pada hari itu dan keuntungannya ia sumbangkan kepada rumah sakit di sana yang sedang berjuang memerangi virus corona.

Setelah memainkan sebagian besar kariernya di Italia, penyerang berusia 37 tahun itu sekarang berada di usia senja dalam kariernya, tetapi warisannya dalam jajaran pemain hebat Makedonia pasti akan selalu dikenang sepanjang masa.

Awal mula meniti karier sepak bola

Lahir pada tahun 1983 di tempat yang saat itu masih dikenal sebagai Yugoslavia, Pandev menandatangani kontrak dengan klub lokal, FC Belasica, tempat awal mengembangkan permainannya dan bertahan selama tiga musim hingga menembus tim senior. Dia melakukan debutnya di musim 2000/01 yang ternyata menjadi satu-satunya musim penuhnya di tim utama.

Dengan cepat, bakat Pandev ditemukan oleh pemandu bakat dari tim luar dan pada musim panas 2001, dia menandatangani kontrak dengan Inter Milan meski baru berusia 18 tahun. Di sanalah ia mulai perjalanan kariernya yang sukses dimana sepak bola Italia telah membersamai dirinya lebih dari dua dekade.

Dalam mencatatkan namanya sebagai second striker, Pandev membuat dampak langsung saat ia dipinjamkan ke klub mitra Inter milan, Specia, di Serie C. Kemudian dirinya dipinjamkan ke Ancona yang baru dipromosikan tempat dia semakin mengasah permainannya. Meskipun tim promosi itu ‘menderita’ di debut perdananya di Serie A, Pandev ditandatangani oleh tim Serie A lainnya, Lazio, pada musim semi 2004.

Lazio dan Inter

Bersama Elang Ibukota, Pandev memainkan lebih dari 200 pertandingan untuk Lazio selama lima musim sebelum akhirnya memutuskan hengkang pada musim panas 2009 menyusul perselisihan kontrak yang berkepanjangan. Pada saat inilah namanya dikaitkan dengan kepindahan ke Liga Premier, dengan Tottenham menjadi klub favorit untuk merekrutnya.

Akhirnya, bagaimanapun, Pandev menahan diri dari godaan tim London dan Paris di mana PSG juga tertarik tetapi memilih untuk tinggal di Italia dan bergabung kembali dengan Inter yang waktu itu dilatih oleh Jose Mourinho.

Teken kontraknya tidak diresmikan hingga bursa transfer Januari 2010 dan, seperti yang dikatakan sebelumnya, terdapat perselisihan yang akhirnya membuat transfer Pandev tertutupi  kontroversi. Sangat disayangkan bahwa waktunya di Lazio harus dirusak oleh akhir yang seperti itu, dimana ia telah memberikan kontribusi yang luar biasa bersama klub.

Meskipun satu-satunya kesuksesan klub adalah gelar Coppa Italia musim 2008/09, Pandev adalah bagian penting dari duet penyerang yang mematikan bersama Tommaso Rocchi dan ini cukup untuk membuatnya bertahan di hadapan pendukung Lazio sebelum pindah.

Libero.id

Kredit: inter.it

Selama di Inter, Pandev menuai kesuksesan yang mungkin tak pernah dibayangkan olehnya, ia  bermain sebagai bagian integral dalam raihan treble Inter musim 2009/10 - Serie A, Coppa Italia, dan Liga Champions.

Dia juga sukses membawa I Nerazzurri memenangi Piala Dunia Klub FIFA pada musim berikutnya yang bersanding dengan gelar Coppa Italia keduanya. Secara keseluruhan, Pandev membuat lebih dari 70 penampilan untuk Inter dalam delapan belas bulannya yang relatif singkat di klub.


Sisa perjalanan karirnya hingga timnas Makedonia Utara

Pandev kemudian bergabung dengan Napoli dan menikmati 3 musim disana. Kepindahan Pandev ke I Partenopei awalnya hanya sebatas pemain pinjaman, tetapi setelah melihat kontribusinya yang cukup baik, dimana ia menjadi bagian dari tim pemenang Coppa Italia musim 2011/12, manajemen Napoli mempermanenkannya.

Pandev kemudian melanjutkan perjalanan kariernya dengan mencoba peruntungan di Turki bersama Galatasary. Gagal menyesuaikan diri, Pandev segera memilih untuk pulang lagi ke Italia dan kali ini bermain untuk Genoa, di mana ia telah mengumpulkan hampir 150 penampilan lagi dalam lima musim terakhir.

Libero.id

Pandev bermain untuk Genoa. Kredit: instagram.com/goranpandev19

Karier internasionalnya untuk Makedonia Utara telah berlangsung selama delapan belas tahun sejak debutnya pada tahun 2001 hingga penampilan terbarunya di tahun 2019. Sudah lebih dari 100 caps dalam waktu itu dengan raihan 34 gol.

Penghargaan individu yang diraih

Seorang pemain yang memiliki kecepatan bagus, Pandev secara alami adalah pemain kidal. Dia telah terbukti dapat beradaptasi di lapangan dan meskipun unggul sebagai striker, Pandev lebih sering dimainkan sebagai pemain sayap atau striker kedua yang bermain di belakang penyerang utama.

Dia terkenal karena kinerjanya yang tak kenal lelah di lapangan serta sikap dan karakter altruistiknya di luar lapangan. Pada bulan Maret 2009, ia dianugerahi Medali Kehormatan Makedonia oleh presiden negara saat itu sebagai pengakuan atas layanannya kepada negaranya.

Pandev juga bertanggung jawab atas pendirian akademi sepak bola di Makedonia Utara. Hingga sekarang, Pandev adalah pemegang rekor pencetak gol terbanyak sepanjang masa untuk negaranya, dimana ia juga dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Makedonia sebanyak lima kali yakni 2004, 2006, 2007, 2008 dan 2010.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network